Saran Pengaruh initial public offering (IPO) terhadap kinerja keuangan pada PT Bank Jawa Barat dan Banten periode 2009-2010

DAFTAR PUSTAKA Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Astria, N.S.K.W. 2009. Fenomena Manajemen Laba Menjelang IPO dan Kaitannya dengan Nilai Perusahaan Perdana serta Kinerja pada Perusahaan Pasca-IPO: Studi Empiris pada Perusahaan yang IPO di Indonesia 2000- 2003 [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi. Brigham, E.F. and L.C. Gapenski. 1997. Financial Management: Theory and Practice, Sixth Edition. Florida: The Dryden Press. Brigham, E.F. and J.F. Weston. 1990. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Alfonsus Sirait, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Essentials of Manajerial Finance. Darsono dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI. Haryani, I. dan R. Serfianto. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta: Visimedia. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Institut Bankir Indonesia. 1999. Kamus Perbankan Indonesia. Jilid Dua. Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. Keown, A.J, J.D. Martin, J.W. Petty, Scott, J.R. 2002. Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip Dasar dan Aplikasi, Edisi Kesembilan, Jilid 2. Zuliani Dalimunthe, penerjemah. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Financial Management: Principle and Applications, Ninth Edition. Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat kesehatan Bank Umum. Pratama, D. 2007. Initial Public Offering dan Kinerja Jangka Panjang Perusahaan, Studi Kasus: Perusahaan-Perusahaan di Indonesia yang Melakukan IPO Periode 2001-2002 [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi. Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Sartono, R.A. 1997. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Sundjaja, R.S. dan I. Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Jakarta: Literata Lintas Media. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Taswan. 2010. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Edisi II. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan. Utama, S. dan Santoso, A.Y.B. 1998. “Kaitan Antara Rasio PriceBook Value dan Imbal Balik Saham pada Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No.1, Januari. Widoatmodjo, S. 2004. Jurus Jitu Go Public. Jakarta: Elex Media Komputindo. www.bankbjb.co.id. [10 – 11 Maret 2011] www.beritaekonomix.blogspot.com. [10 April 2011] www.idx.co.id. [10 Maret 2011] www.bi.go.id. [10 Maret 2011] www.vibiznews.com. [18 Februari 2011] LAMPIRAN Lampiran 1. Matriks Kriteria Peringkat Komponen Permodalan Capital Lampiran 2. Matriks Kriteria Peringkat Komponen Kualitas Aset Asset Quality Lampiran 3. Matriks Kriteria Peringkat Komponen Manajemen Management Lampiran 4. Matriks Kriteria Peringkat Komponen Rentabilitas Earnings Lampiran 5. Matriks Kriteria Peringkat Komponen Likuiditas Liquidity Lampiran 6. Matriks Perhitungan Komponen Manajemen Management Lanjutan Lampiran 6. Lampiran 7. Ikhtisar keuangan bank BJB 2006 – 2010 Lanjutan Lampiran 7. Lampiran 8. Laporan laba-rugi konsolidasi bank BJB per 31 Desember 2008, 2007, dan 2006 Lampiran 9. Neraca konsolidasi bank BJB per 31 Desember 2010 dan 2009 Lanjutan Lampiran 9. Lampiran 10. Laporan laba-rugi konsolidasi bank BJB per 31 Desember 2010 dan 2009 Lanjutan Lampiran 10. Lampiran 11. Informasi penjualan saham bank BJB pasca IPO PENGARUH INITIAL PUBLIC OFFERING IPO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK JAWA BARAT DAN BANTEN PERIODE 2009 – 2010 INDAH SUCI LESTARI H24087108 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 RINGKASAN INDAH SUCI LESTARI. H24087108. Pengaruh Initial Public Offering IPO terhadap Kinerja Keuangan pada PT Bank Jawa Barat dan Banten Periode 2009 –

2010. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Kebutuhan akan dana yang besar menginspirasi perusahaan menjual sebagian sahamnya di pasar modal untuk mendapatkan sumber dana baru dari publik atau yang dikenal dengan go public. Sejak 8 Juli 2010 Bank BJB sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan opening price Rp 830,00 per saham dan ditutup dengan harga Rp 900,00 atau meningkat 50 persen dari harga Rp IPO Rp 600,00 per saham. Penelitian ini bertujuan untuk 1 Menganalisis perubahan struktur modal pra dan pasca IPO, 2 Menganalisis kesehatan perseroan pra IPO dengan analisis rasio keuangan, 3 Menganalisis kesehatan perseroan pasca IPO dengan analisis rasio keuangan, 4 Menganalisis pengaruh IPO terhadap kinerja keuangan perseroan. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya data sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari studi pustaka, internet, jurnal, serta literatur-litertur terkait yang mendukung penelitian. Metode analisis datanya yaitu membandingkan kinerja keuangan perseroan pra IPO dengan pasca IPO. Analisis yang digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan analisis rasio keuangan termasuk rasio CAMEL Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity di dalamnya. Penelitian dimulai dengan menganalisis perubahan struktur modal pra dan pasca IPO, lalu menganalisis kinerja keuangan pra dan pasca IPO dengan analisis rasio, seperti ROA, ROE, NPM, OPM, DER, PBV, EPS, PER, CAR, ATTM, NIM, BOPO, dan LDR. Setelah dianalisis kinerja keuangan pada masing-masing periode, selanjutnya penelitian dilanjutkan pada tahap perbandingan antara kinerja keuangan pra IPO dengan pasca IPO dengan menggunakan uji beda paired-sample t test. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis perubahan struktur modal pra dan pasca IPO, hasilnya menunjukkan bahwa pendanaan bank BJB lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan pendanaan dari kewajiban jangka panjang. Pendanaan bank BJB di tahun 2010 mengalami perubahan yang sangat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya pra IPO. Setelah penawaran umum, pendanaan bank BJB 73,95 persennya diambil dari ekuitas pemegang saham, sedangkan sisanya didanai oleh utang jangka panjang. Kinerja keuangan bank BJB dari tahun ke tahun baik sebelum IPO maupun setelah IPO selalu menempati peringkat komposit antara 1 dan 2 sehingga tergolong kategori baiksehat. Hal ini juga dibuktikan dengan tetap bertahannya harga saham bank BJB pada level di atas Rp 1.100,00 di mulai dari saat IPO 8 Juli 2010 sampai 1 Maret 2011 yang memiliki nilai PBV 2,34 kali. Uji lanjutan untuk melihat apakah perubahan kinerja keuangan ini dipengaruhi oleh adanya IPO atau tidak, maka dilakukan uji beda Paired-Sample T Test. Hasil dari Paired-Samples T Test dengan SPSS 15, diperoleh t hitung t tabel 1,899 2,201 dan signifikansi 0,084 0,05 sehingga Ho diterima, ini artinya tidak ada perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Maka dapat disimpulkan bahwa IPO tidak mempengaruhi kinerja keuangan bank BJB untuk periode 2009 hingga 2010.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 1960-an dan 1970-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal. Kesan bank masih angker, bank tidak perlu mencari nasabah, tetapi sebaliknya nasabahlah yang datang mencari bank. Kemudian era tahun 1980-an dan era 1990-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik karena era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Bahkan, dengan keluarnya Pakto 88 tahun 1988 dan keluarnya UU No. 7 Tahun 1992, perbankan di Indonesia tumbuh subur, puluhan bank baru berdiri. Hal ini disebabkan kesempatan yang diberikan oleh pemerintah untuk mendirikan bank begitu mudah, misalnya dengan modal Rp 50.000.000,00 setiap orang dapat mendirikan BPR, akibatnya setiap orang latah untuk mendirikan bank baru, padahal mereka sebelumnya tidak mengenal bank secara baik. Selanjutnya awal tahun 1997 sampai tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan di Indonesia. Puluhan bank dilikuidasi dan puluhan lagi di akuisisi akibat terus-menerus menderita kerugian, baik bank milik pemerintah maupun milik swasta nasional. Merosotnya citra perbankan ini dikibatkan oleh pengelolaan yang buruk Kasmir, 2010. Menghadapi kondisi tersebut, perseroan dihadapkan pada tuntutan agar mempunyai keunggulan baik itu dalam bidang teknologi, produk yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya untuk pengelolaan yang lebih profesional. Pengelolaan perseroan secara modern, terbuka tanpa harus menghilangkan sifat dan citra kekeluargaan, salah satu caranya adalah dengan menjual sebagian sahamnya atau lazim disebut go public. Selain memiliki manajemen yang lebih profesional dan disilpin, serta transparan dalam pengelolaan perusahaan, keuntungan go public yaitu sebagai sumber pendanaan, sarana restrukturisasi permodalan, serta sarana menciptakan nilai dan promosi citra perusahaan. Namun, dengan bergabung di bursa saham maka akan ada konsekuensi yang harus diterima oleh perusahaan go public, yaitu kewajiban keterbukaan full disclosure, gaya manajemen informal menjadi formal, kewajiban membayar dividen, keharusan menyampaikan sistem pelaporan sesuai dengan peraturan- peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam, dan mempertahankan tingkat pertumbuhan. Sepanjang 2010 ini perusahaan yang telah melakukan IPO yakni, PT Elang Mahkota Teknology EMTK, PT Pembangunan Perumahan PTPP, PT Benakat Petroleum Energy BIPI, PT Sarana Menara Nusantara TOWR, PT Nippon Indosari Corpindo ROTI, PT Golden Retailindo GOLD, PT Skybee SKYB, PT Bank Jabar Banten BJBR, PT Indopoly Swakarsa Utama Insustry IPOL, PT Evergreen Invesco GREN, PT Bukit Uluwatu Villa BUVA, PT Berau Coal Energy BRAU, PT Harum Energy HRUM, PT Indofood CPB Sukses Makmur ICBP, PT Tower Bersama Infrastructure TBIG, PT Krakatau Steel Tbk KRAS, PT Agung Podomoro Land APLN, PT Borneo Lumbung Energy Metal Tbk BORN, PT Wintermar Offshore Marine WINS, PT Midi Utama Indonesia Tbk MIDI, PT Bumi Resources Minerals BRMS, PT Bank Sinarmas Tbk BSIM, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk MFMI. PT Bank Jabar Banten Tbk BJB hingga April 2011 menjadi satu- satunya Bank Pembangunan Daerah BPD yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI, hal ini diungkapkan oleh Direktur Konsumer bank BJB Tatang Sumarna. Bank ini melakukan penawaran saham pertamanya ke publik pada tanggal 8 Juli 2010. Jika dilihat dari visi bank BJB yaitu “Menjadi 10 Bank Terbesar dan Berkinerja Baik di Indonesia”, dengan misi- misinya yaitu penggerak dan pendorong laju pembangunan daerah, melaksanakan penyimpanan uang daerah, dan salah satu sumber pendapatan asli daerah, maka sejauh ini bank BJB sudah mengambil langkah yang tepat dengan mencari pendanaan ke publik, guna lebih ekspansif menyalurkan kredit terutama ke dunia usaha di wilayah Jawa Barat dan Banten www.beritaekonomix.blogspot.com. Selama proses IPO para investor dapat memanfaatkan pergerakan harga saham saat melakukan IPO yang biasanya langsung melonjak pada saat awal diperdagangkan di pasar sekunder atau Bursa Efek Indonesia BEI sehingga mendapatkan keuntungan dari hal tersebut. Berikut emiten yang melakukan IPO pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Pergerakan harga saham pada hari pertama IPO di BEI No. Emiten IPO Opening Percentage Closing Percentage 1 BSIM 150 180 20,00 255 70,00 2 GREN 105 160 52,38 178 69,52 3 BJBR 600 830 38,33 900 50,00 4 TOWR 1.050 1.150 9,52 1.570 49,52 5 KRAS 850 950 11,76 1.270 49,41 6 SKYB 375 450 20,00 560 49,33 7 GOLD 350 450 28,57 520 48,57 8 MIDI 275 385 40,00 380 38,18 9 BIPI 140 175 25,00 191 36,43 10 BUVA 260 350 34,62 310 19,23 11 TBIG 2.025 2.150 6,17 2.400 18,52 12 ROTI 1.275 1.420 11,37 1.490 16,86 13 APLN 365 470 28,77 410 12,33 14 IPOL 210 210 0,00 235 11,90 15 BRAU 400 430 7,50 445 11,25 16 ICBP 5.395 6.000 11,21 5.950 10,29 17 BRMS 635 800 25,98 700 10,24 18 BORN 1.170 1.300 11,11 1.280 9,40 19 HRUM 5.200 6.000 15,38 5.450 4,81 20 PTPP 560 570 1,79 580 3,57 21 EMTK 720 720 0,00 730 1,39 22 WINS 380 475 25,00 355 -6,58 Average 19,29 26,55 Sumber: www.vibiznews.com, 2010 Sejak 8 Juli 2010 Bank BJB sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan opening price Rp 830,00 per saham dan ditutup dengan harga Rp 900,00 atau meningkat 50 persen dari harga Rp IPO Rp 600,00 per saham. IPO bank BJB termasuk sukses dengan menempati peringkat tiga untuk pergerakan harga saham pada hari pertama dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan lain yang IPO tahun 2010. Order yang dipesan oleh investor seharga Rp 600,00 telah selesai dengan jumlah ± Rp 6 triliun atau 4,1 kali lipat permintaan oversubscribed jika dibandingkan dengan jumlah saham yang ditawarkan 25 persen dari simpanan utama. Dan harga penutupan pada 21 Oktober 2010 adalah sebesar Rp 1.740,00 analyst meeting bank BJB, 2010. Tercantum pada berita perusahaan di website bank BJB www.bankbjb.co.id, setelah melalui beberapa tahapan penilaian, pada tanggal 4 Mei 2011 bank BJB mendapatkan penghargaan the best performace IPO dalam Investor Awards Best Listed Companies 2011 yang diberikan dari Majalah Investor dalam acara Awards Dinner Presentation yang diselenggarakan di Four Seasons Hotel Jakarta. Penghargaan ini melengkapi prestasi bank BJB setelah masuk ke dalam daftar indeks LQ45 pada Februari 2011 yang menunjukkan tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar sahamnya yang tinggi. Saat ini kepemilikan saham bank BJB menjadi sebagai berikut: 1. Pemerintah provinsi Jawa Barat sebanyak 3.709.994.733 saham 38,26 persen 2. Pemerintah Kabupaten se-Jawa Barat sebanyak 2.289.395.681 saham 23,61 persen 3. Pemerintah Provinsi Banten sebanyak 520.589.856 saham 5,37 persen 4. Pemerintah Kabupaten Banten sebanyak 752.238.396 saham 7,76 persen 5. Masyarakat sebanyak 2.346.805.500 saham 24,20 persen 6. Manajemen dan karyawan sebanyak 77.267.000 saham 0,80 persen Dengan berubahnya struktur kepemilikan saham, maka akan ada perubahan pula di sisi lain, seperti komitmen terhadap penerapan Good Corporate Governance, gaya manajemen dari informal menjadi formal, pelaporan keuangan, pembagian dividen, dan kemungkinan besar strategi perseroan juga akan mengalami perubahan agar bank BJB tetap memiliki citra yang baik di mata investor, serta tingkat kesehatan bank menurut ketetapan Bank Indonesia dengan menggunakan rasio keuangan, dan penunjangnya yaitu kinerja keuangan yang menjadi tolok ukur keberhasilan perseroan.