Tingkat Kesehatan Bank dengan Rasio CAMEL

Menurut Taswan 2010, pada dasarnya tingkat kesehatan bank dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif terhadap faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Hasil penilaian ditetapkan dalam lima peringkat komposit PK yaitu PK-1 = sangat baik, PK-2 = baik, PK-3 = cukup baik, PK-4 = kurang baik, dan PK-5 = tidak baik. Kriterianya sebagai berikut: PK-1 Bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan. PK-2 Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan minor yang dapt segera diatasi oleh tindakan rutin. PK-3 Bank tergolong cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif. PK-4 Bank tergolong kurang baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. PK-5 Bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.

2.7. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pratama 2007, melakukan penelitian dengan judul “Initial Public Offering dan Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Studi Kasus: Perusahaan- Perusahaan di Indonesia yang Melakukan Initial Public Offering Periode 2001- 2002”. Tujuan dari penelitiannya ini adalah meneliti bagaimana dampak Initial Public Offering terhadap kinerja perusahaan jangka panjang di Indonesia. Objek yang diteliti sebanyak 40 perusahaan yang terbagi dalam sembilan sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan, aneka industri dasar dan kimia, konsumsi, infrastruktur, keuangan, perdagangan, jasa dan investasi, serta properti. Metode yang digunakan adalah menggunakan dua model yaitu Cumulative Average Matching Firms-adjusted Return dan Wealth Relative Model. Dalam penelitian ini, variabel yang sangat mempengaruhi model adalah return dari saham yang diperoleh dari perusahaan. Return tersebut dihitung untuk dua interval periode yaitu The Initial Return Period dan The Aftermarket Period. Hasil dari penelitian ini, dengan menggunakan analisis data Cumulative Average Matching Firms- adjusted Returns CAR dan Wealth Relative WR, hasilnya menunjukkan bahwa IPO berpengaruh negatif terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Jangka panjang yang dimaksud di sini adalah di atas tiga tahun pasca IPO. Beberapa alasan yang menyebabkan tidak adanya pengaruh pengaruh negatif IPO terhadap kinerja jangka panjang antara lain dikarenakan perusahaan terlalu kecil sehingga menjadi tidak likuid, risiko-risiko yang tidak disadari dapat terjadi, ketidakberuntungan, serta melemahnya posisi perusahaan tersebut ataupun karena manajemen terlalu optimis sehingga performa perusahaan menjadi semakin menurun. Astria 2009, melakukan penelitian dengan judul “Fenomena Manajemen Laba Menjelang IPO dan Kaitannya dengan Nilai Perusahaan Perdana serta Kinerja Perusahaan Pasca-IPO: Studi Empiris pada Perusahaan yang IPO di Indonesia tahun 2000- 2003”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya praktik manajemen laba pada perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana ke publik; mengetahui apakah manajemen laba yang dilakukan perusahaan menjelang kegiatan penawaran saham perdana ke publik dilakukan dengan tujuan untuk mendongkrak harga saham perdana perusahaan; mengetahui apakah manajemen laba yang dilakukan perusahaan menjelang kegiatan penawaran saham perdana ke publik mengakibatkan perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerjanya pasca kegiatan penawaran saham perdana ke publik. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 39 sampel. Model yang digunakan adalah model Jones modifikasi yang dikembangkan oleh Dechow et al. 1995. Penelitian ini menggunakan pengujian one sample t-test dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan terbukti melakukan manajemen laba pada periode menjelang terjadinya IPO dan juga manajemen laba yang dilakukan perusahaan berhubungan positif pada nilai perusahaan saat IPO dan berhubungan negatif pada nilai rata-rata pertumbuhan EVA Economic Value Added perusahaan pasca IPO, dengan kata lain IPO berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.