JARAK PAGAR TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. JARAK PAGAR

Jarak termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae. Di Indonesia setidaknya ada empat jenis pohon jarak yang pernah tercatat, yakni jarak kalikikastor Ricinus communis, jarak pagar Jatropha curcas L., jarak gurita Jatropha multifida, dan jarak landi Jatropha gossypifolia Tim Jarak Pagar RNI 2006. Menurut Hyene 1987, klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Jatropha Spesies : Jatropha curcas Linn Tanaman jarak pagar telah dikenal masyarakat Indonesia, meski manfaat jarak pagar hanya diketahui oleh masyarakat sebagai tanaman obat tradisional dan pagar hidup. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan ketinggian 1-7 m, bercabang tidak teratur, dan batangnya berbentuk kayu silindris. Daun tanamannya berlekuk dan bersudut tiga atau lima. Panjang daun berkisar antara 5-15 cm dengan tulang daun menjari Hambali et al. 2007. Buah tanaman jarak pagar berbentuk bulat telur dengan diameter 2-3 cm. Panjang buah 2 cm, dengan ketebalan sekitar 1 cm. Buah jarak terbagi atas tiga ruang, masing-masing ruang berisi satu biji. Biji berbentuk bulat lonjong berwarna coklat kehitaman. Biji mengandung minyak dengan kadar 30-50 Hambali et al 2007. Jarak pagar tidak memerlukan banyak perawatan dan relatif tidak banyak membutuhkan air. Jarak pagar bisa beradaptasi pada daerah dengan curah hujan rata-rata 480-2380 mm per tahun. Namun, curah hujan yang cocok antara 200-1500 mm per tahun. Tumbuhan ini juga bisa bertahan hidup di musim kemarau panjang dengan cara menggugurkan daun. Ketinggian lahan yang dibutuhkan untuk tumbuh yaitu 300 m di atas permukaan laut. Jarak pagar tidak memerlukan banyak pupuk dan dapat beradaptasi pada suhu udara yang tinggi Prihandana dan Hendroko 2007. Syakir 2008 mengemukakan bahwa pada proses perawatan tanaman jarak pagar, salah satu tahapan yang penting adalah pemangkasan. Pemangkasan ini bertujuan untuk memperoleh cabang produktif dan memperkuat struktur fisik tanaman yang berbentuk perdu dan bersifat succulent. Ada dua bentuk pemangkasan yang perlu dilakukan pada tanaman jarak pagar yaitu pemangkasan untuk membentuk cabang-cabang produktif dan pemangkasan cabang-cabang vegetatif. Pada pertumbuhan awal di lapangan, jarak pagar akan membentuk cabang-cabang vegetatif yang dicirikan dengan ukuran cabang lebih panjang dengan jumlah daun 20-25 lembar dibandingkan dengan cabang produktif yang lebih pendek dengan jumlah daun 6-8 lembar. Percabangan tanaman jarak pagar dapat dilihat pada Gambar 1A dan 1B. 3 Gambar 1. Percabangan tanaman jarak pagar sumber: Syakir 2008 Pemangkasan pada tanaman jarak pagar terutama ditujukan untuk membentuk kanopi tanaman seperti semak atau payung. Hal ini penting karena tanaman jarak pagar berbunga terminal, sehingga jumlah cabang berkorelasi positif dengan produksi buah dan biji. Untuk itu, pada akhir tahun pertama perlu dilakukan pemangkasan pertama dengan memotong tanaman hingga tersisa hanya 30 cm dari permukaan tanah, untuk merangsang pertumbuhan cabang- cabang. Hasil pemangkasan tanaman jarak pagar pada akhir tahun pertama dan kedua dapat dilihat pada Gambar 2. Selanjutnya pada akhir tahun kedua pemangkasan berikutnya dilakukan dengan memotong cabang-cabang tanaman sepanjang 23 bagian dan menyisakan 13 bagian cabang-cabang tersebut. Khusus untuk tanaman yang berasal dari setek, cabang hasil pangkasan tahun kedua ini dapat dipakai sebagai perbanyakan tanaman untuk ditanam di tempat lain. Untuk mendapatkan produktivtas dan kualitas biji yang optimum, jumlah cabang hendaknya dipertahankan maksimal tidak lebih dari 60 cabang per pohon Syakir 2008. Gambar 2. Hasil pemangkasan tanaman jarak pagar sumber: Syakir 2008 Seluruh bagian tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan. Daun, ranting, batang, akar, serta biji jarak pagar diketahui mengandung berbagai macam senyawa kimia, beberapa diantaranya merupakan senyawa-senyawa aktif. Senyawa kimia yang terisolasi dari bagian daun dan ranting jarak pagar meliputi siklik triterpene stigmaterol, kampesterol, -sitosterol, dan 7-keto- - sitosterol. Selain itu, bagian daun dan ranting mengandung senyawa flavonoid Naengchomnong et al. 1994. Menurut Harborne 1987, flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol. Jenis utama flavonoid yang terdapat dalam tanaman antara lain dihidrokalkon, kalkon, katekin, leukoantosianidin, flavanon, flavon, flavonol, garam flavilium, antosianidin, dan auron. Flavonoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan oksidasi Low Density Protein LDL Johnson, 2001. Hodek et al. 2002 berpendapat bahwa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kulit batang jarak pagar memiliki aktivitas biologi seperti antimikroba, anti alergi, dan antioksidan. 4 Naidu 2000 menambahkan bahwa flavonoid memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas dengan mengurangi kekebalan pada organisme sasaran. Pemanfaatan jarak pagar selain sebagai bioenergi juga terdapat potensi yang besar untuk pengembangan produk di bidang obat-obatan, pertanian maupun industri kimia. Daun jarak pagar di sejumlah daerah di Indonesia secara tradisional telah digunakan untuk penyembuh batuk, zat antiseptik setelah melahirkan, pereda panas, pereda kembung, obat cacing, obat gusi bengkak, anti ketombe dan lain-lain. Daun jarak juga dilaporkan sebagai obat malaria di Mali Henning 1997 dan sebagai haemostatik di Afrika Gubitz et al. 1999. Minyak jarak digunakan sebagai obat pencahar, mengobati penyakit kulit, mengurangi rasa sakit akibat reumatik. Sedangkan biji jarak digunakan langsung sebagai obat pencahar dan anthelmintic di Afrika Gubitz et al. 1999. Kajian mengenai aktivitas senyawa aktif pada tanaman jarak pagar juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Igbinosa et al. 2009 melakukan pengujian aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol, metanol dan ekstrak air kulit batang jarak pagar. Kemampuan ekstrak kasar dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang merupakan indikasi adanya potensi yang besar sebagai produk antimikroba. Pase 2009 melakukan pengujian aktivitas antimikroba dari sabun transparan dan sabun opaque berbahan baku minyak jarak pagar. Adanya aktivitas antimikroba pada sabun jarak membuka peluang untuk pengembangan sabun kesehatan alami. Produk lain seperti antioksidan juga dapat dikembangkan dari jarak pagar. Diwani et al. 2009 mendapatkan bahwa ekstrak metanol dari akar tanaman jarak pagar menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi yang dapat meningkatkan stabilitas oksidasi dari minyak dan biodiesel jarak pagar, jelantah dan minyak zaitun.

B. EKSTRAKSI