Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Adat

kandungan kimia, tetapi juga aspek ekologi, proses domestikasi, sistem pertanian tradisional, dan sebagainya. Secara garis besar penerapan dan peranan etnobotani dikategorikan menjadi dua kelompok utama yaitu: a. Pengembangan ekonomi: ditingkat nasional dan global meliputi prospek keanekaragaman hayati secara langsung kepada masyarakat adat. Sedangkan secara lokal mencakup aspek pendapatan yang berasal dari sumberdaya tumbuhan dan pemeliharaan serta perbaikan produksi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan lokal. b. Konservasi sumberdaya alam hayati: secara nasional meliputi konservasi habitat untuk keanekaragaman hayati dan lingkungan serta konservasi keanekaragaman plasma nutfah untuk program pemuliaan tanaman berpotensi ekonomi. Sedangkan secara lokal meliputi konservasi dan pengakuan keanekaragaman spesies dan habitat secara tradisional. Dalam perkembangannya, data etnobotani memiliki peranan yang menjadi daya tarik internasional yaitu identifikasi spesies tumbuhan baru yang mempunyai nilai komersial, penerapan teknik tradisional dalam konservasi spesies langka dan habitat yang rentan, serta konservasi tradisional plasma nutfah guna program pemuliaan masa datang. Secara prinsip, untuk mendukung peranan tersebut terdapat tiga cara mengoleksi tumbuhan untuk kepentingan skrining farmakologi yaitu methodology random mengoleksi seluruh spesies tumbuhan yang ada di suatu daerah, phylogenetic targeting mengumpulkan seluruh spesies tumbuhan berdasarkan pada suku, dan ethnodirected sampling mendasarkan pada pengetahuan tradisional penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat oleh suatu masyarakat adat. Ethnodirected sampling merupakan cara yang dinilai lebih efisien jika dibandingkan dengan cara lainnya.

2.5 Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Adat

Masyarakat adat mempunyai tradisi turun temurun dalam mengelola hutan Zent 2009. Bagi mereka hutan merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan fisik, sosial, spiritual, dan ekonomi Parrotta et al. 2009. Namun, di kehidupan yang semakin modern, pengelolaan hutan oleh masyarakat adat dianggap sebagai sesuatu yang merusak hutan, tidak efisien, dan tidak produktif Nababan 2003. Pandangan ini umumnya menyebabkan terhambatnya sistem pengelolaan hutan oleh masyarakat adat yang berdampak pada hilangnya sistem ini secara berangsur- angsur Voeks Leony 2004; Brosi et al. 2007; Zent 2009. Pada kenyataannya sistem pengelolaan oleh masyarakat adat adalah sistem yang paling sesuai karena masyarakat adat adalah pihak yang paling memahami kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Bahkan, sistem tersebut biasanya berdasarkan tatacara atau gaya hidup tradisional yang dilakukan secara bersama- sama dan memiliki nilai-nilai keagamaan yang dipatuhi oleh masyarakat adat yang ada di dalamnya Zent 2009; Pierotti 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Subyek penelitian adalah masyarakat Baduy Dalam Kampung Cibeo dan Baduy Luar Kampung Kaduketug. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010-Januari 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera, kalkulator, tally sheet, kompas, meteran, pita ukur, kertas herbarium, label gantung, golok, patok, tambang, sasak, penjepit, kertas koran, kantong plastik, gunting, panduan wawancara, kuisioner, peta, dokumen, literatur, laporan, data geografi desa, dan buku identifikasi tumbuhan. Bahan yang digunakan berupa aquades, alkohol 96, dan tumbuhan.

3.3 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnobotani yang dikembangkan oleh Pei et al. 2009. Pendekatan tersebut dibangun berdasarkan lima variabel yaitu: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan, keanekaragaman tumbuhan, pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan, pemanfaatan komersial spesies tumbuhan liar, dan pengetahuan tradisional masyarakat dalam pengelolaan hutan Gambar 1. a. Variabel 1: Jika pengelolaan hutan adat melibatkan masyarakat adat, maka akan memberikan manfaat yang besar dalam pengelolaan dan pelestarian hutan. Semakin besar keterlibatan partisipasi masyarakat adat dalam pengelolaan dan pelestarian hutan maka akan membantu menjaga kondisi hutan. Hal ini didasarkan pada adanya kepentingan yang besar dari masyarakat adat terhadap hutan, baik untuk kehidupan sekarang maupun di masa yang akan datang, karena mereka adalah pihak yang keberadaannya paling dekat dengan hutan.