Data primer Teknik Pengumpulan Data

Tabel 1 Lanjutan Jenis Data Parameter Variabel Sumber Data Data primer Pemanfaatan komersial spesies tumbuhan liar a. Spesies tumbuhan liar yang dimanfaatkan secara komersial:  nama spesies lokal  nama ilmiah  famili  habitus  tempat pengambilan  bagian yang dimanfaatkan  manfaat b. Waktu pengambilan tumbuhan c. Peraturan untuk mengatasi panen liar Wawancara Pengetahuan tradisional dalam pengelolaan hutan a. Pengetahuan tradisional tentang penamaan, identifikasi, klasifikasi manfaat, dan ekologi tumbuhan b. Sistem sosiokultural dalam pengelolaan hutan:  infrastruktur material  struktur sosial  super struktur ideologis Wawancara Data sekunder Kondisi umum lokasi penelitian Letak, luas, iklim, topografi, demografi, flora dan fauna Studi pustaka

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data primer meliputi observasi partisipatif, wawancara Focus Group Discussion dan wawancara semi terstruktur, analisis vegetasi dan eksplorasi, serta pembuatan herbarium. a. Observasi partisipatif Observasi partisipatif merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Peneliti melakukan aktivitas tersebut secara partisipatif atau terlibat dalam kegiatan masyarakat yang menjadi sasaran penelitian. Hal ini dilakukan untuk tujuan verifikasi hasil wawancara dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan. Contoh aktivitas yang dilakukan adalah dengan mengikuti tabib ke hutan untuk mencari spesies-spesies tumbuhan obat tertentu yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Data yang dikumpulkan adalah mengenai pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan terkait manfaat tumbuhan, bagian yang digunakan, tempat pengambilan, dan cara penggunaan. b. Wawancara • Focus group discussion FGD Sebelum melakukan kegiatan wawancara semi terstruktur kepada masing- masing responden, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan FGD. Kegiatan ini dilakukan bersama informan kunci seperti tetua adat, tabib, perangkat lembaga sosial, dan masyarakat yang memiliki interaksi tinggi dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya hutan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi awal sebanyak-banyaknya terkait data yang ingin didapatkan. Selain itu, untuk menyamakan persepsi antara konsep awal daftar pertanyaan kuisioner yang direncanakan oleh peneliti dengan kondisi aktual di lapangan sehingga dapat mengurangi bias dalam melakukan penerjemahan data yang diperoleh dari sasaran penelitian. Data yang dikumpulkan berupa daftar spesies tumbuhan yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat Baduy yang berisi nama daerah, ciri tumbuhan, manfaat tumbuhan, dan ekologi tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan kemudian dinilai scoring oleh para informan kunci berdasarkan tingkat kepentingannya. Hasil dari FGD digunakan sebagai acuan dalam menilai hasil wawancara yang dilakukan kepada masyarakat. • Wawancara semi terstruktur Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara Lampiran 2 dan kuisioner Lampiran 3 secara semi terstruktur. Pemilihan responden menggunakan metode pengambilan sampel secara terpilih purposive sampling berdasarkan tiga kriteria yaitu kelas umur KU, jenis kelamin, dan asal Tabel 2. Jumlah responden sebanyak 60 orang, 30 orang berasal dari Kampung Cibeo di Baduy Dalam dan 30 orang berasal dari Kampung Kaduketug di Baduy Luar. Pembagian KU menggunakan interval 15 tahun dikarenakan interval tersebut merupakan perkiraan batas maksimal untuk melihat perubahan pengetahuan Zent 2009. Pembagian jenis kelamin dikarenakan adanya perbedaan peran gender dalam pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy Permana 2001. Pembagian asal dikarenakan terdapat perbedaan karakteristik masyarakat Baduy dalam melaksanakan aturan adat sehingga mempengaruhi penggunaan pengetahuan tradisional Sodikin 2005. Tabel 2 Pemilihan responden penelitian Asal Kelas Umur I 10 - 24 tahun II 25 - 39 tahun III 40 - 54 tahun IV 55 -69 tahun V ≥ 70 tahun Jenis Kelamin Cibeo Baduy Dalam Laki-laki 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang Perempuan 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang Kaduketug Baduy Luar Laki-laki 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang Perempuan 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang b. Analisis vegetasi dan eksplorasi Analisis vegetasi bertujuan untuk mengetahui potensi tumbuhan yang ada di hutan. Panjang jalur adalah 100 m dan lebar 20 m dengan jumlah jalur sebanyak 10 buah. Lima jalur dibuat di Gunung Paniga Baduy Dalam, tiga jalur dibuat di Gunung Tenjoleat Baduy Luar, dan dua jalur dibuat di Gunung Baduy Baduy Luar. Pada jalur tersebut dibuat petak-petak contoh berukuran 20 m x 20 m, 10 m x 10 m, 5 m x 5 m, dan 2 m x 2 m Gambar 2. Pada lahan bekas ladang reuma dan pekarangan buruan digunakan metode eksplorasi untuk mengetahui spesies tumbuhan yang ditemukan pada masing-masing lahan, kemudian spesies yang ditemukan akan dicatat nama lokalnya. Keterangan: a = 20 m x 20 m c = 5 m x 5 m b = 10 m x 10 m d = 2 m x 2 m Gambar 2 Desain petak contoh dalam analisis vegetasi. Pada setiap petak contoh dilakukan pengukuran terhadap semua tingkat pertumbuhan, yaitu: a. Petak 20 m x 20 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat pohon, epifit, liana dan parasit. b. Petak 10 m x 10 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat tiang. c. Petak 5 m x 5 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat pancang. d. Petak 2 m x 2 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah. a d c b Parameter yang diukur pada setiap petak contoh, meliputi: 1. Spesies, jumlah, dan diameter tingkat pohon pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada atau dbh = 130 cm dari permukaan tanah dengan diameter ≥ 20 cm. 2. Spesies, jumlah, dan diameter tingkat tiang pohon-pohon yang memiliki diameter 10 cm sampai 20 cm. 3. Spesies dan jumlah tingkat pancang anakan pohon dengan tinggi ≥ 1,5 m dengan diameter 10 cm. 4. Spesies dan jumlah tingkat semai anakan pohon mulai dari tingkat kecambah sampai yang memiliki tinggi 1,5 m dan tumbuhan bawah, yaitu tumbuhan selain permudaan pohon, misalnya herba, semak, dan perdu. 5. Spesies dan jumlah epifit, liana, dan parasit. c. Pembuatan herbarium Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang terdiri dari bagian- bagian tumbuhan ranting lengkap dengan daun, buah, dan bunga. Tahapan- tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium adalah: 1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya juga diambil. Pengambilan contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan analisis vegetasi dan eksplorasi. 2. Contoh herbarium dipotong dengan panjang ± 40 cm menggunakan gunting. 3. Contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan etiket berukuran 3 cm x 5 cm. Etiket berisi keterangan tentang nomor spesies, nama lokal, dan lokasi pengumpulan. 4. Selanjutnya herbarium disusun dan disemprot dengan alkohol 96. 5. Herbarium kemudian disimpan di dalam trash bag, untuk di bawa ke Laboratorium Konservasi Tumbuhan Fakultas Kehutanan IPB. 6. Tahapan selanjutnya adalah pengeringan herbarium yang meliputi: penggantian kertas koran, penyusunan herbarium di atas sasak, dan pengovenan pada suhu 70° C selama 5 hari. 7. Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya di LIPI Cibinong, Bogor.

3.5.2 Data sekunder