berkurang karena jumlah penduduk terus meningkat. Akibatnya tidak semua orang di Baduy Luar memiliki lahan garapan di dalam wilayah Baduy. Oleh
karena itu, sebagian masyarakat Baduy Luar harus membeli lahan di luar Baduy untuk berladang atau mereka bekerja kepada masyarakat di luar Baduy untuk
membantu menggarap lahan dengan sistem bagi hasil.
5.1.3 Tingkat keanekaragaman tumbuhan di beberapa tipologi habitat
Hutan Baduy memiliki keanekaragaman yang sangat tinggi Tabel 4. Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di Gunung Paniga Baduy Dalam, Gunung
Tenjoleat Baduy Luar, dan Gunung Baduy Baduy Luar menunjukkan bahwa di hutan lindung leuweung titipan terdapat 237 spesies tumbuhan Lampiran 5
dengan tingkat keanekaragaman H’ berkisar antara 0-4,12 Tabel 4. Analisis
vegetasi tidak dilakukan sampai ke bagian dalam leuweung titipan karena masyarakat luar Baduy tidak diperbolehkan untuk memasuki leuweung titipan
secara bebas. Selanjutnya, hasil eksplorasi menunjukkan bahwa di lahan bekas ladang reuma dan pekarangan buruan masing-masing ditemukan sebanyak 114
dan 137 spesies tumbuhan Lampiran 6. Tabel 4 Keanekaragaman tumbuhan di beberapa tipologi habitat
Habitat Habitus Jumlah Spesies
Tingkat Pertumbuhan H
Kategori
Hutan lindung Pohon
133 Semai
3,93 Tinggi
Pancang 4,12
Tinggi Tiang
3,16 Tinggi
Pohon 3,85
Tinggi Herba
46 -
3,32 Tinggi
Liana 30
- 2,98
Sedang Perdu
17 -
2,43 Sedang
Epifit 4
- 1,10
Sedang Palma
3 -
0,88 Rendah
Semak 1
- Rendah
Reuma Herba
43 -
- -
Pohon 40
- -
- Perdu
9 -
- -
Liana 9
- -
- Palma
7 -
- -
Epifit 4
- -
- Semak
1 -
- -
Parasit 1
- -
- Pekarangan
Herba 54
- -
- Pohon
48 -
- -
Perdu 22
- -
- Palma
6 -
- -
Liana 5
- -
- Semak
1 -
- -
Epifit 1
- -
-
Keanekaragaman habitus pohon di hutan lindung memiliki nilai H’ yang
tinggi sehingga akan menjamin keberlangsungan proses regenerasi dengan baik yang akan menjamin terjaganya kondisi dan fungsi hutan Hill et al. 2005;
Radosevich et al. 2007. Spesies tumbuhan yang memiliki keanekaragaman tinggi pada masing-masing tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang, dan pohon
adalah ki pancar Luvunga sarmentosa, jasah Aporosa frutescens, biksir Durio zibethinus, dan jeret Terminalia arborea. Selanjutnya, habitus yang memiliki
n ilai H’ rendah adalah semak. Spesies tumbuhan yang masuk ke dalam habitus
semak adalah katepeng Cassia obtusifolia. Semak merupakan jenis pioner dan pada umumnya bersifat invasif
Daryanto Eldridge 2010. Semak akan tumbuh dengan cepat pada kondisi lahan terbuka karena cahaya matahari tidak terhalang oleh pepohonan sehingga
dapat mencapai dasar hutan. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan semak kemudian mendominasi lahan tersebut, akibatnya regenerasi pohon akan
terhambat karena kemampuan semai untuk tumbuh akan tersaingi oleh semak. Oleh karena itu, keanekaragaman semak yang rendah menunjukkan kondisi hutan
lindung tidak mengalami gangguan. Kondisi yang sama juga terlihat di habitat reuma dan pekarangan yang
memiliki tingkat keanekaragaman tinggi pada habitus herba dan pohon. Tingkat keanekaragaman yang tinggi akan memberikan peluang bagi tersedianya
kesempatan dan pilihan yang lebih banyak dalam pemanfaatan tumbuhan, sehingga akan mengurangi tekanan pada suatu spesies tumbuhan tertentu Pei et
al. 2009. Hal tersebut akan berimplikasi pada beragamnya kelompok manfaat dan banyaknya jumlah spesies tumbuhan pada suatu kelompok manfaat. Kondisi ini
memungkinkan masyarakat tidak hanya menggunakan suatu spesies tumbuhan yang sama untuk suatu kebutuhan, tetapi juga dapat menggunakan spesies
tumbuhan lain yang memiliki manfaat sama untuk kebutuhan tersebut. Selain itu, tingkat keanekaragaman yang tinggi menunjukkan stabilitas yang tinggi pula,
sehingga dapat menjaga kondisi habitat tetap stabil meskipun ada komponen- komponen penyusunnya yang mengalami tekanan Larsen 1995; Diaz Cabido
2001; Elton 1958 diacu dalam Li Charnov 2001.
5.1.4 Tingkat pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan