7. Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang
diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya di LIPI Cibinong, Bogor.
3.5.2 Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai kondisi umum letak, luas, iklim, topografi,
flora, fauna, demografi, mata pencaharian, dan sosial budaya. Selain itu, dilakukan juga pengumpulan data terkait berbagai studi yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat Baduy. Data-data tersebut dijadikan panduan guna melengkapi data-data di lapangan.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Tingkat partisipasi masyarakat Baduy dalam pengelolaan hutan
Analisis partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan dilakukan secara deskriptif kualitatif. Tujuannya adalah agar dapat menggambarkan suatu gejala
sosial yang tengah berlangsung di lokasi penelitian. Analisis deskriptif kualitatif juga memiliki kelebihan karena lebih menekankan pada esensi dari fenomena
yang diteliti Idrus 2009. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, mengadakan
reduksi data dengan jalan membuat abstraksi, menyusun kategori, dan memberikan makna terhadap data.
3.6.2 Tingkat keanekaragaman tumbuhan di hutan, lahan bekas ladang reuma, dan pekarangan
Daftar tumbuhan yang telah diperoleh dari hasil analisis vegetasi disusun berdasarkan spesies dan familinya, kemudian setiap spesies tumbuhan dihitung
tingkat keanekaragamannya. Sebelum itu dilakukan perhitungan terhadap indeks nilai penting INP.
a. Indeks nilai penting
Indeks nilai penting digunakan untuk menetapkan dominansi suatu spesies terhadap spesies lainnya. Indeks nilai penting merupakan jumlah dari kerapatan
relatif KR, frekuensi relatif FR, dan dominansi relatif DR.
- Kerapatan suatu spesies K indha
Jumlah individu suatu spesies K =
Luas seluruh petak contoh
- Frekuensi suatu spesies F
Jumlah petak ditemukan suatu spesies F =
Jumlah seluruh petak contoh -
Dominansi suatu spesies D Luas bidang dasar suatu spesies
D = Luas petak contoh
- Kerapatan relatif suatu spesies KR
Kerapatan suatu spesies KR =
x 100 Kerapatan seluruh spesies
- Frekuensi relatif suatu spesies FR
Frekuensi suatu spesies FR =
x 100 Frekuensi seluruh spesies
- Dominansi relatif suatu spesies DR
Dominansi suatu spesies DR =
x 100 Dominansi seluruh spesies
- Indeks nilai penting INP untuk tingkat pohon dan tiang
INP = KR + FR + DR -
Indeks nilai penting INP untuk tingkat pancang, semai, tumbuhan bawah, liana dan epifit
INP = KR + FR b.
Keanekaragaman spesies dihitung menggunakan indeks Shannon-Wiener H’ = - ∑ [Pi ln Pi]
keterangan: H’
= indeks keanekaragaman spesies Pi
= niN ni
= INP setiap spesies N
= total INP seluruh spesies Nilai indeks keanekaragaman H’ dapat diklasifikasikan menjadi tiga
Magurran 1988, yaitu: H’ 3
: menunjukkan keanekaragaman tinggi 1 H’ ≤ 3 : menunjukkan keanekaragaman sedang
H’ ≤ 1 : menunjukkan keanekaragaman rendah
Tumbuhan yang telah diperoleh dari hasil eksplorasi di lahan bekas ladang reuma dan pekarangan buruan disusun berdasarkan spesies dan familinya
untuk diketahui jumlah total spesies yang ditemukan.
3.6.3 Tingkat pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan