BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Subyek penelitian adalah masyarakat Baduy Dalam
Kampung Cibeo dan Baduy Luar Kampung Kaduketug. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010-Januari 2011.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera, kalkulator, tally sheet, kompas, meteran, pita ukur, kertas herbarium, label
gantung, golok, patok, tambang, sasak, penjepit, kertas koran, kantong plastik, gunting, panduan wawancara, kuisioner, peta, dokumen, literatur, laporan, data
geografi desa, dan buku identifikasi tumbuhan. Bahan yang digunakan berupa aquades, alkohol 96, dan tumbuhan.
3.3 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnobotani yang dikembangkan oleh Pei et al. 2009. Pendekatan tersebut dibangun berdasarkan
lima variabel yaitu: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan, keanekaragaman
tumbuhan, pemanfaatan
keanekaragaman tumbuhan,
pemanfaatan komersial spesies tumbuhan liar, dan pengetahuan tradisional masyarakat dalam pengelolaan hutan Gambar 1.
a.
Variabel 1: Jika pengelolaan hutan adat melibatkan masyarakat adat, maka akan memberikan manfaat yang besar dalam pengelolaan dan pelestarian
hutan. Semakin besar keterlibatan partisipasi masyarakat adat dalam pengelolaan dan pelestarian hutan maka akan membantu menjaga kondisi
hutan. Hal ini didasarkan pada adanya kepentingan yang besar dari masyarakat adat terhadap hutan, baik untuk kehidupan sekarang maupun di masa yang
akan datang, karena mereka adalah pihak yang keberadaannya paling dekat dengan hutan.
Keterangan: tanda + – menunjukkan pengaruh input terhadap output
Sumber: Pei et al. 2009 modifikasi
Gambar 1 Kerangka evaluasi untuk pemanfaatan dan pengelolaan hutan lestari berdasarkan informasi etnobotani.
b. Variabel 2: Jika tingkat keanekaragaman tumbuhan di berbagai habitat tinggi,
maka akan menyediakan lebih banyak kesempatan dan pilihan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat adat untuk digunakan sebagai bahan pangan, pakan
ternak, bahan bakar, bahan bangunan, obat, dan pemanfaatan lainnya. Hal ini akan mengurangi tekanan pada spesies tumbuhan yang ketersediaannya
terbatas dan juga dapat membantu perlindungan hutan agar tidak mengalami degradasi.
c. Variabel 3: Jika pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan dikembangkan untuk
berbagai kelompok manfaat, dengan bagian tumbuhan yang beragam, dan dari habitat yang beragam, maka tekanan pada setiap spesies tumbuhan tertentu di
Degradasi
Degradasi Degradasi
Degradasi Degradasi
KELESTARIAN HUTAN
Variabel 1 Partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan hutan Variabel 2
Keanekaragaman tumbuhan Variabel 3 Pemanfaatan
keanekaragaman tumbuhan
Variabel 4 Pemanfaatan komersial spesies tumbuhan
liar Variabel 5 Pengetahuan
tradisional dalam pengelolaan hutan
+ -
-
- -
+ +
+
+ -
habitat tertentu akan berkurang. Hal ini akan membantu menjaga hutan dalam kondisi baik.
d. Variabel 4: Jika spesies tumbuhan liar banyak yang dimanfaatkan secara
komersial dan pemanenan spesies tumbuhan tersebut dilakukan secara tidak terkendali, maka kelestarian hutan akan terancam dan hutan akan mengalami
degradasi.
e.
Variabel 5: Jika pengelolaan hutan dilakukan berdasarkan sistem pengetahuan tradisional maka akan membantu mewujudkan pemanfaatan secara
berkelanjutan dan pengelolaan hutan yang lestari. Ketika tingkat pengetahuan tradisional menunjukkan penurunan yang besar maka dapat menyebabkan
degradasi hutan, karena masyarakat tidak lagi mengetahui cara-cara mengelola dan memanfaatkan sumberdaya hutan yang ada secara lestari.
3.4 Jenis Data