4.4.3  Asam lemak tak jenuh majemuk
Asam  lemak  yang  mengandung  dua  atau  lebih  ikatan  rangkap  disebut asam  lemak  tak  jenuh  majemuk  Polyunsaturated  fatty  acidPUFA.  Kandungan
PUFA daging patin segar adalah sebesar 14,03, terdiri atas 11 jenis asam lemak, sedangkan  daging  patin  goreng  sebesar  10,7  terdiri  atas  8  jenis  asam  lemak.
Penurunan PUFA pada daging patin goreng secara relatif terjadi sebesar 24,45. Domisweski et al. 2011 melaporkan bahwa kandungan PUFA daging patin segar
adalah 12,45 dan daging patin goreng 23,74. Daging patin mengandung empat jenis  asam  lemak  omega-3,  empat  asam  lemak  omega-6  dan  satu  asam  lemak
omega-9. Asam linoleat memiliki persentase tertinggi dibandingkan dengan jenis PUFA lainnya Gambar 21.
Gambar 21 Kandungan asam lemak tak jenuh majemuk daging ikan patin Pangasius hypophthalmus
Daging  patin  segar  mengandung  8,00  asam  linoleat  dan  daging  patin goreng  9,61.  Peningkatan  kandungan  linoleat  daging  patin  dipengaruhi  oleh
kandungan linoleat yang terdapat pada minyak goreng, dimana kandungan linoleat minyak goreng juga besar yaitu 10,88. Linoleat merupakan asam lemak esensial
karena  dibutuhkan  oleh  tubuh,  sedangkan  tubuh  tidak  dapat  mensitesisnya. Kekurangan asam lemak esensial dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan saraf
dan penglihatan serta menghambat pertumbuhan Almatsier 2000. Kandungan arakhidonat pada daging patin segar dan goreng adalah 1,59
dan 0,1. Asam lemak arakhidonat merupakan hasil desaturasi dan elongasi asam
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Linoleat Arakhidonat
EPA DHA
8
1.59 0.39
2.65 9.61
0.1 0.47
0.19 Ka
da r a
sam lema
k Daging segar
Daging goreng
linoleat  pada  hewan.  Daging  patin  segar  mengandung  EPA  sebesar  0,39  dan daging  patin  goreng  sebesar  0,47,  sedangkan  kandungan  DHA  patin  segar
adalah  sebesar  2,65  dan  daging  patin  goreng  0,19.  Proses  penggorengan mempengaruhi  kandungan  asam  lemak  tersebut,  dimana  asam  lemak  tak  jenuh
mengalami oksidasi akibat proses termal. Data menunjukkan beberapa asam lemak terdapat pada daging patin segar,
namun  pada  daging  patin  goreng  tidak  terdeteksi.  Asam  lemak  tersebut  adalah asam  nervonat,  heptadekanoat,  erukat,  miristoleat  MUFA  serta  linolelaidat,
eikosetrieonat  dan  dokosadienoat  PUFA.  Asam  lemak  tak  jenuh  biasanya mengalami  oksidasi  pada  ikatan  rangkapnya  dan  sebagai  hasil  oksidasi  adalah
hidroperoksida. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen mudah teroksidasi Tambun 2006.
Asam lemak  yang  lebih dominan dalam  lemak ikan  yaitu  EPA dan DHA Husaini  1989  dalam  Sukarsa  2004.  Ikan  patin  baik  untuk  dikonsumsi  karena
EPA  dan  DHA  serta  asam  lemak  tak  jenuh  lain  yang  dikandungnya.  EPA  dan DHA  berfungsi  sebagai  pembangun  sebagian  besar  korteks  serebral  otak  dan
untuk pertumbuhan normal organ ini, karena sangat penting untuk tetap menjaga kandungan  EPA  dan  DHA  dalam  makanan  Whitney  et  al.  1998  dalam
Abadi  2007.  Mengkonsumsi  asam  lemak  omega-3  dalam  jumlah  yang  cukup mampu  mengurangi  kandungan  kolesterol  dalam  darah  dan  mengurangi  risiko
terkena  penyakit  jantung,  risiko  artherosklerosis  serta  secara  selektif  dapat membunuh  sel-sel  kanker  dan  menyembuhkan  simtom-simtom  rheumathoid
arthritis .  Kinsella  et  al.  1990  menyatakan  bahwa  efek  klinis  dari  asam  lemak
omega-3  dalam  menurunkan  kadar  kolesterol  darah  diduga  disebabkan  oleh pengaruhnya terhadap mekanisme produksi lipoprotein transpor dalam hati, yang
kemudian disekresikan ke dalam darah.
4.5 Deskripsi Jaringan Daging Ikan Patin Pangasius hypophthalmus