4.4.1  Asam lemak jenuh Saturated Fatty AcidSFA
Asam  lemak  jenuh  merupakan  asam  lemak  yang  tidak  memiliki  ikatan rangkap.  Daging  ikan  patin  termasuk  salah  satu  jenis  ikan  dengan  kandungan
asam lemak yang tinggi. Mengacu pada data yang disajikan pada Tabel 4, daging patin  segar  dan  goreng  masing-masing  mengandung  11  dan  12  jenis  SFA.  Data
yang diperoleh menunjukkan SFA daging patin segar dan goreng sebesar 24,08 dan  33,5,  dengan  peningkatan  relatif  yang  terjadi  sebesar  28,12.  Hasil
penelitian Domiszewski et al. 2011 menunjukkan bahwa kandungan SFA daging patin segar adalah 47,15 dan daging patin goreng 12,76.
Palmitat C16:0 merupakan SFA dengan kadar tertinggi, baik pada daging patin  segar  maupun  goreng  Gambar    19.  Daging  patin  segar  mengandung
palmitat  sebesar  18,20  dan  daging  patin  goreng  28,92.  Peningkatan  kadar palmitat  pada  daging  patin  goreng  diduga  disebabkan  oleh  penggorengan  yang
dilakukan.  Minyak  goreng  yang  digunakan  ikut  terserap  ke  dalam  daging  ikan patin saat digoreng, sehingga kandungan asam lemak minyak goreng pun terserap
ke dalam daging ikan.  Tabel 5 menunjukkan bahwa kandungan palmitat minyak goreng  adalah  sebesar  26,00.  Hal  ini  memungkinkan  bahwa  peningkatan
palmitat  pada  daging  patin  goreng  dipengaruhi  oleh  kandungan  palmitat  dari minyak goreng.
Gambar 19  Kandungan asam lemak jenuh daging ikan patin Pangasius hypophthalmus
5 10
15 20
25 30
Miristat Palmitat
Stearat 0.82
18.2
4.09 0.75
28.92
3.05 Ka
da r a
sam lema k
Daging segar Daging goreng
Kandungan asam lemak jenuh stearat C18:0 pada daging patin segar dan goreng adalah 4,09 dan 3,05.  Daging patin goreng mengandung asam stearat
yang  lebih  rendah  dibandingkan  dengan  daging  patin  segar.  Hal  ini  diduga disebabkan oleh oksidasi asam lemak yang terjadi saat penggorengan. Umumnya
kerusakan  akibat  oksidasi  terjadi  pada  asam  lemak  tak  jenuh,  tetapi  bila  minyak dipanaskan pada suhu 100 °C atau lebih, asam lemak jenuh pun dapat teroksidasi
Jacobson 1967.  Asam stearat dapat menyebabkan trombogenik atau pembekuan darah, hipertensi, kanker dan obesitas Grundy 1994 dalam Witjaksono 2005.
Hasil analisis asam lemak miristat C14:0 pada daging patin segar adalah 0,82  dan  daging  patin  goreng  0,75.  Oksidasi  yang  terjadi  saat  proses
penggorengan  diduga  menyebabkan  penurunan  asam  miristat  pada  daging  patin goreng.  Asam    miristat  terdapat  dalam  jumlah  yang  sedikit,  tidak  lebih  dari
kisaran 1-2. Asam miristat dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sampo, krim, kosmetik  dan  flavor  makanan.  Asam  miristat  dibutuhkan  dalam  retina  dan
fotoreseptor O’Keefe et al. 2002.
Tabel  4  menunjukkan  bahwa  asam  kaprilat  C8:0  dan  asam  kaprat C10:0  merupakan  asam  lemak  jenuh  dengan  persentase  terkecil.  Asam  kaprat
tidak  terdeteksi  pada  daging  patin  segar,  tetapi  pada  daging  patin  goreng  asam lemak  ini  terdeteksi  sebesar  0,02.  Hal  ini  diduga  disebabkan  oleh  penyerapan
asam lemak dari minyak goreng yang terserap oleh daging patin. Minyak goreng yang  digunakan  mengandung  asam  kaprat  sebesar  0,01.  Selain  itu,  tidak
terdeteksinya  suatu  asam  lemak  diduga  dipengaruhi  oleh  peng-couple-an  yang tidak sempurna, volume yang diinjeksikan kurang atau hidrolisis kurang bagus.
4.4.2  Asam lemak tak jenuh tunggal