Analisis kuantitatif asam lemak dihitung dengan rumus : Asam lemak   =
100 −
x 100
a                                            b Gambar 7  Kromatografi gas a dan rekorder b
Kondisi alat GC pada saat analisis: a
Kolom : Cyanopropil methyl sil capilary column
b Dimensi kolom
: P = 60 m, Ø dalam = 0,25 mm,   0,25 µm film Tickness
c Laju alir N
2
: 30 mLmenit
d Laju alir H
2
: 40 mLmenit e
Laju alir udara : 400 mLmenit
f Suhu injektor
: 220 °C g
Suhu detektor : 240 °C
h Suhu terprogram
: 125-225 °C i
Inject volume : 1 µL
3.3.6 Pengamatan mikroskopik jaringan daging ikan patin
Pengamatan jaringan daging  fillet  ikan patin  terdiri atas  tahap pembuatan preparat dan pemeriksaan preparat. Bagian daging yang diambil adalah daging di
dekat titik tengah ikan patin yang sudah difillet.
3.3.6.1 Pembuatan preparat
Pembuatan  preparat  histologi  terdiri  dari  tiga  tahapan  besar,  yaitu  fiksasi jaringan dan parafinasi, pemotongan jaringan serta pewarnaan jaringan.
1 Fiksasi jaringan dan parafinasi
a Fiksasi
Fiksasi  adalah  tahapan  yang  dilakukan  untuk  mencegah  autolisis  dan dekomposisi  post-mortem  dari  suatu  jaringan  atau  organ.  Fiksasi  juga  bertujuan
untuk  mengawetkan  morfologi  dan  komposisi  jaringan,  sehingga  jaringan  tetap seperti  pada  keadaan  semula  sewaktu  hidup,  mengeraskan  jaringan  agar  dapat
diiris  serta  mencegah  jaringan  larut  selama  proses  pembuatan  preparat.  Larutan fiksatif  yang  digunakan  adalah  larutan  Bouin’s  yang  memiliki  komposisi  asam
pikrat,  formalin  dan  asam  asetat  glasial  dengan  perbandingan  15:5:1.  Jaringan direndam  dalam  larutan  fiksatif  selama  48  jam.  Perendaman  dilakukan  di  dalam
botol film dengan volume larutan fiksatif sebanyak 15-20 kali volume jaringan.
b Dehidrasi
Dehidrasi  merupakan  proses  untuk  mengeluarkan  cairan  dari  dalam  sel dengan cara merendam jaringan yang telah difiksasi ke dalam alkohol dimulai dari
konsentrasi  rendah  ke  konsentrasi  tinggi.  Pertama,  jaringan  direndam  dalam alkohol  70  selama  24  jam.  Perendaman  dilakukan  dalam  botol  film  yang
sebelumnya  telah  digunakan  untuk  perendaman  dengan  larutan  fiksatif.  Larutan fiksatif  dibuang  terlebih  dahulu,  kemudian  alkohol  dengan  konsentrasi  70
dimasukkan  ke  dalam  botol  film  hingga  jaringan  terendam.  Selanjutnya  organ diambil dari dalam botol film dan dibungkus menggunakan kain kasa. Kemudian
kain  kasa  diikat  menggunakan  benang  yang  dibentuk  seperti  teh  celup  agar memudahkan  dalam  proses  pergantian  alkohol.  Setelah  24  jam,  organ  yang
dibungkus  kain  kasa  diambil  dan  ditiriskan  di  atas  kertas  tisu.  Kemudian  organ tersebut  dimasukkan  ke  dalam  botol  berisi  alkohol  80,  90,  95
masing-masing selama dua jam dan alkohol 100 selama 2 jam dengan cara yang sama. Perendaman dilakukan pada suhu ruang.
c Clearing
Clearing merupakan  proses  penjernihan  yang  bertujuan  untuk
menggantikan  alkohol  sekaligus  menambahkan  clearing  agent  xylol  yang berfungsi  sebagai  pelarut  parafin.  Jaringan  direndam  dalam  alkohol-xylol  1:1
selama 30 menit, dilanjutkan dengan xylol I, xylol II dan xylol III masing-masing
selama  30  menit.  Perendaman  dilakukan  sama  halnya  seperti  pada  perendaman dengan alkohol pada suhu ruang.
d Impregnasi
Impregnasi  adalah  tahap  penggantian  xylol  dengan  parafin  cair  yang berlangsung  di  dalam  oven  dengan  suhu  60  °C.  Proses  ini  dilakukan  dengan
perendaman  jaringan  ke  dalam  xylol-parafin  1:1  yang  diletakkan  dalam  gelas piala  selama  45  menit.  Proses  perendaman  dilakukan  dengan  cara  yang  sama
seperti proses perendaman sebelumnya.
e Embedding
Embedding merupakan  proses  untuk  memasukkan  parafin  cair  ke  dalam
sel.  Proses  ini  berlangsung  di  dalam  oven  dengan  suhu  60  °C.  Titik  cair  parafin yaitu  54-58  °C.  Proses  ini  bertujuan  agar  parafin  menyusup  ke  dalam  seluruh
celah  antar  sel  dan  bahkan  ke  dalam  sel,  sehingga  jaringan  lebih  tahan  saat pemotongan.  Jaringan  direndam  secara  berturut-turut  ke  dalam  gelas  piala  yang
berisi parafin I, parafin II dan parafin III masing-masing selama 45 menit. Proses perendaman  dilakukan  dengan  cara  yang  sama  seperti  proses  perendaman
sebelumnya.
f Blocking
Jaringan yang telah direndam dalam parafin cair lalu diblok dicetak agar mudah  dipotong  dengan  parafin  cair  yang  kemudian  dibekukan.  Proses  ini
membutuhkan  cetakan  yang  dapat  dibuat  dari  kertas  yang  kaku  seperti  kertas kalender  dengan  ukuran  2x2x2  cm
3
.  Parafin  cair  dituangkan  ke  dalam  cetakan hingga  memenuhi  18  bagian  cetakan  dan  dibiarkan  hingga  sedikit  membeku.
Setelah  itu,  jaringan  disusun  dalam  cetakan  dengan  bagian  sayatan  yang diperlukan  menghadap  dasar  cetakan  dan  dituangi  parafin  cair  hingga  material
jaringan  terendam.  Selanjutnya  dibiarkan  membeku  dalam  suhu  ruang  selama 24 jam.
g Trimming
Setelah  parafin  beku  dengan  sempurna,  blok  parafin  dikeluarkan  dari cetakan  lalu  dipotong  menggunakan  silet  bermata  satu  agar  dapat  disesuaikan
dengan tempat blok pada alat pemotong.
2 Pemotongan jaringan
Pemotongan  jaringan  dilakukan  dengan  menggunakan  mikrotom. Ketebalan  sayatan  yaitu  4  mikron.  Teknik  pemotongan  parafin  adalah  sebagai
berikut. a
Blok parafin yang mengandung preparat diletakkan pada tempat duduknya di mikrotom.  Tempat  duduk  blok  parafin  beserta  blok  parafinnya  kemudian
diletakkan pada pemegangnya holder pada mikrotom  yang dikunci dengan kuat.  Mata  pisau  mikrotom  harus  tajam  agar  proses  pemotongan  dapat
dilakukan dengan sempurna. b
Ketebalan potongan diatur dengan cara menggeser bagian pengatur ketebalan hingga ketebalan yang diinginkan. Ketebalan sayatan yaitu 4 mikrometer.
c Blok preparat digerakkan ke arah pisau sedekat mungkin lalu balok preparat
dipotong secara teratur dan ritmis. Pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan dibuang hingga diperoleh potongan yang mengadung preparat jaringan.
d Hasil irisan diambil dengan jarum,  lalu  diletakkan di permukaan air hangat
dalam 45-50 °C waterbath hingga mengembang. e
Setelah  pipa  parafin  terkembang  dengan  baik,  pita  parafin  tersebut ditempelkan  pada  gelas  objek  yang  telah  diberi  zat  perekat,  yaitu  albumin
dengan cara memasukkan kaca objek itu ke dalam waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat dan dibiarkan hingga mengering.
3 Pewarnaan jaringan
a Dewaxing
Sebelum dilakukan dewaxing, gelas objek yang berisi jaringan diletakkan dalam  keranjang  preparat  yang  ukurannya  sesuai  dengan  gelas  objek.  Keranjang
tersebut  dapat  diisi  dengan  10  gelas  objek.  Dewaxing  merupakan  proses  untuk mengeluarkan  parafin.  Wadah  perendaman  berupa  wadah  berbentuk  persegi
panjang  yang  ukurannya  sesuai  dengan  keranjang  untuk  gelas  objek.  Jaringan pada  gelas  objek  yang  telah  diletakkan  dalam  keranjang  direndam  ke  dalam
xylol  I  dan  xylol  II  masing-masing  selama  dua  menit.  Lilin  akan  terlepas  dari jaringan dan jaringan akan tampak jernih.
b Hidrasi
Hidrasi merupakan proses pemasukan air ke dalam preparat jaringan pada gelas objek setelah proses dewaxing. Jaringan pada gelas objek yang sebelumnya
telah  melalui  proses  dewaxing  kemudian  direndam  dalam  alkohol  100    dalam wadah  perendaman  seperti  pada  proses  dewaxing  sebanyak  dua  kali,  lalu  secara
berturut-turut  dimasukkan  ke  dalam  alkohol  95,  90,  80,  70  dan  50 masing-masing  selama  dua  menit  dengan  cara  yang  sama  pula.  Setelah  itu,
preparat jaringan direndam ke dalam akuades selama dua menit.
c Pewarnaan hematoksilin-eosin
Setelah  hidrasi,  preparat  jaringan  diberi  pewarna  hematoksilin-eosin. Pertama,  preparat  jaringan  direndam  dengan  pewarna  hematoksilin  selama  tujuh
menit,  kemudian  dicuci  dengan  air  mengalir  selama  tujuh  menit  untuk menghilangkan  kelebihan  zat  warna  yang  tidak  diserap.  Selanjutnya  preparat
jaringan  direndam  dengan  pewarna  eosin  selama  tiga  menit  dan  dicuci  dengan akuades.  Alat  dan  proses  perendaman  yang  dilakukan  sama  seperti  proses
perendaman sebelumnya.
d Dehidrasi
Preparat jaringan kemudian direndam dalam alkohol 70, 85, 90 dan 100 masing-masing dilakukan selama dua menit. Selanjutnya preparat jaringan
direndam dalam xylol I dan xylol II  masing-masing selama dua menit. Alat dan proses perendaman yang dilakukan sama seperti proses perendaman sebelumnya.
e Mounting
Preparat  jaringan  yang  telah  diwarnai  dapat  dibuat  preparat  yang  lebih awet  dengan  cara  mounting  menggunakan  mounting  agent  yaitu  enthellan.
Preparat jaringan ditutup dengan gelas penutup yang sudah ditetesi enthellan yang dikeringkan  dalam  oven  pada  suhu  40  °C  selama  24  jam,  kemudian  diamati  di
bawah mikroskop.
3.3.6.2 Pemeriksaan preparat