Gambar 5 Diagram alir metode penelitian
3.3.1 Persiapan contoh
Ikan patin diperoleh dari kolam budidaya jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, IPB. Selanjutnya ikan patin dibawa ke
laboratorium untuk penelitian dengan menggunakan plastik. Ikan dalam keadaan hidup disimpan dalam wadah berisi es dan air untuk mempertahankan
kesegarannya lalu dicuci dengan air bersih. Ikan patin yang sudah bersih kemudian diukur morfometriknya dan dihitung rendemen. Rendemen terdiri atas
daging, kulit, tulang, kepala dan jeroan. Morfometrik diukur dengan penggaris 30 cm dan rendemen dihitung dengan menggunakan timbangan digital.
Bagian daging yang diambil adalah fillet daging putih, yang selanjutnya melalui proses penggorengan menjadi berwarna coklat keemasan. Daging yang
telah digoreng kemudian dicacah kecil-kecil, sedangkan daging segar dilumatkan agar homogen untuk mempermudah proses analisis kimia. Bahan baku daging
1 Analisis proksimat 2 Pengamatan jaringan
3 Analisis asam lemak Ikan Patin
Penentuan ukuran dan bobot
Penyiangan
Pemfilletan daging
Penggorengan suhu 190 °C, 5 menit
Daging ikan patin segar
Daging ikan patin goreng
1 Penghitungan rendemen 2 Analisis proksimat
3 Pengamatan jaringan 4 Analisis asam lemak
patin segar dan goreng kemudian dibungkus dengan aluminium foil dan dimasukkan ke lemari pendingin untuk mencegah terjadinya kemunduran mutu.
3.3.2 Penggorengan
Daging fillet ikan patin digoreng dalam minyak goreng digunakan minyak sayur sebanyak 3 L dengan suhu 190 °C selama ± 5 menit suhu dan waktu
disetting langsung pada alat penggorengan. Penggorengan dilakukan menggunakan deep fryer. Setelah proses penggorengan selesai, ikan yang telah
digoreng ditiriskan menggunakan saringan.
3.3.3 Rendemen
Rendemen dihitung sebagai persentase masing-masing bobot bagian tubuh ikan patin dari bobot awal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rendemen = x 100
3.3.4 Analisis Proksimat