12
bilangan setana sedang serta yang mengandung asam lemak dengan ikatan rangkap 2 atau lebih linoleat, linolenat dan arakhidonat yang tinggi mempunyai bilangan setana yang rendah Tyson,
2004. Angka setana yang tinggi menunjukkan bahwa bahan bakar dapat menyala pada suhu
yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendah menunjukkan bahan bakar baru dapat menyala pada suhu yang relatif tinggi. Penggunaan bahan bakar mesin diesel yang mempunyai
angka setana yang tinggi dapat mencegah terjadinya knocking karena begitu bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder pembakaran maka bahan bakar akan langsung terbakar dan tidak
terakumulasi Shreve, 1956.
4. Titik Nyala
Titik nyala adalah titik suhu terendah terbentuknya nyala api pada saat tes pengapian flame test Kinast dan Tyson, 2003. Karakteristik ini berkaitan dengan keamanan dalam
penyimpanan dan penanganan bahan bakar. Residu metanol dalam biodiesel yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap titik nyala. Residu metanol dalam jumlah kecil akan mengurangi flash point
sehingga berpengaruh terhadap pompa bahan bakar, seals dan elastomers dan dapat menimbulkan kekurangan dalam proses pembakaran Tyson, 2004.
5. Titik Kabut
Titik awan adalah suhu pada saat bahan bakar mulai tampak berawan cloudy. Hal ini timbul karena munculnya kristal-kristal dalam bahan bakar. Bahan bakar masih bisa mengalir pada
titik ini, namun keberadaan kristal di dalam bahan bakar bisa mempengaruhi kelancaran aliran bahan bakar dalam filter, pompa, dan injektor. Titik awan sangat penting untuk memastikan
kinerja bahan bakar pada suhu rendah. Titik kabut biodiesel tergantung pada asam lemak penyusunnya. Biodiesel yang mengandung asam lemak jenuh asam laurat,miristat, palmitat,
stearat, arakhidat dan lain-lain yang tinggi mempunyai titik kabut yang tinggi sedangkan yang mengandung asam lemak ikatan rangkap 1 palmitoleat, oleat dan erukat yang tinggi titik
kabutnya sedang serta yang mengandung asam lemak dengan ikatan rangkap 2 atau lebih linoleat, linolenat dan arakhidonat yang tinggi titik kabutnya rendah Tyson, 2004.
Umumnya titik awan biodiesel lebih tinggi dibandingkan dengan solar. Hal ini menimbulkan permasalahan pada negara-negara subtropis pada saat musim dingin. Untuk
mengatasi hal tersebut, biasanya ditambahkan aditif tertentu pada biodiesel untuk mencegah aglomerasi kristal-kristal yang terbentuk dalam biodiesel pada suhu rendah. Teknik lain yang bisa
digunakan untuk menurunkan titik awan dan titik tuang bahan bakar adalah dengan melakukan winterisasi Knothe 2005. Pada metode ini dilakukan pendinginan pada bahan bakar hingga
terbentuk kristal-kristal yang selanjutnya disaring dan dipisahkan dari bahan bakar. Proses kristalisasi parsial ini terjadi karena asam lemak tidak jenuh memiliki titik beku yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam lemak jenuh.
6. Kadar Air dan Sedimen
Menurut Tyson 2004 teknik pengeringan yang kurang baik selama proses atau adanya kontak bahan bakar dengan air selama transportasi dan penyimpanan dapat menyebabkan korosi
dan mengkondisikan lingkungan yang cocok untuk media hidup mikroorganisme. Pada negara yang mempunyai musim dingin kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat
membentuk kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar. Selain itu, keberadaan air dapat menyebabkan korosi dan pertumbuhan mikroorganisme yang juga dapat menyumbat aliran bahan
bakar. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan juga dan kerusakan mesin Shreve, 1956.
13
7. Kadar Abu Tersulfatkan
Kandungan abu tersulfatkan yang tinggi menunjukkan adanya residu alkali dalam biodiesel seperti sisa penggunaan katalis NaOH. Proses pencucian biodiesel yang kurang
sempurna dapat mengakibatkan tingginya kadar abu tersulfatakan pada biodiesel yang dihasilkan. Kandungan abu sulfat dalam biodiesel dapat mengakibatkan penyumbatan pada sistem bahan
bakar Tyson, 2004
8. Sulfur
Kandungan sulfur pada biodiesel dapat mengakibatkan emisi polutan asam sulfat dan SO
2
pada gas buang Tyson, 2004. Sulfur juga dapat menimbulkan korosi yang disebabkan oksida belerang sehingga menyebabkan keausan mesin. Proses kondensasi oksida belerang juga akan
membentuk air yang dapat merusak dinding logam silinder dan sistem gas buang mesin.
9. Bilangan Asam
Bilangan asam biodiesel menunjukkan kandungan asam lemak bebas yang berasal dari degradasi ester. Bilangan asam yang tinggi mengindikasikan adanya degradasi dari ester selama
penyimpanan biodiesel yang kurang baik. Bilangan asam yang tinggi lebih dari 0,8 diasosiasikan terjadi deposit sistem bahan bakar dan mengurangi umur dari pompa dan filter Tyson, 2004.
10. Kandungan Gliserol Total dan Bebas
Kandungan gliserol total dihitung dari penjumlahan gliserol total dan gliserol bebas yang terkandung dalam bahan bakar. Keberadaan gliserol dan sisa gliserida yang belum terkonversi
dapat membahayakan mesin terutama karena keberadaan gugus –OH yang secara kimiawi agresif terhadap logam bukan besi dan campuran krom dan juga menyebabkan deposit pada ruang
pembakaran Soerawidjaja et al.,2005. Tingginya kandungan gliserol disebabkan oleh konversi yang tidak sempurna dari minyak atau lemak menjadi biodiesel dan pencucian terhadap crude
biodiesel
yang tidak sempurna. Gliserin total yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan fouling tangki penyimpanan sistem bahan bakar dan engine Tyson, 2004.
11. Fosfor