Kadar Gliserol Total PENELITIAN UTAMA

29 bilangan penyabunan terendah diperoleh dari perlakuan A2B2 293,40 mg KOHgram Gambar 12. 100 200 300 400 500 490 625 730 Kecepatan pengadukan rpm B il a n g a n p e n y a b u n a n m g KO H g ra m Rasio metanol 2:1 Rasio metanol 4:1 Rasio metanol 6:1 Gambar 12. Bilangan penyabunan biodiesel pada berbagai kondisi operasi Bilangan penyabunan biodiesel dipengaruhi oleh senyawa-senyawa seperti tri-, di-, dan monogliserida yang masih terdapat setelah proses transesterifikasi. Keberadaan senyawa-senyawa tri-, di-, dan monogliserida akibat reaksi yang tidak berlangsung sempurna dibuktikan oleh Attika 2010 yang mengukur jumlah tri-, di-, dan monogliserida yang masih terdapat dalam biodiesel dari minyak kelapa sawit setelah proses transesterifikasi dan memperoleh nilai sebesar 0,19. Keberadaan senyawa tri-, di-, dan monogliserida akan menyebabkan bilangan penyabunan biodiesel menjadi lebih rendah karena bobot molekulnya yang tinggi. Sebaliknya, bilangan penyabunan yang tinggi menunjukkan bahwa jumlah senyawa-senyawa tri-, di-, dan monogliserida telah berkurang karena terkonversi menjadi metil ester. Hal ini disebabkan bobot molekul metil ester memiliki bobot molekul yang lebih rendah sehingga bilangan penyabunannya semakin tinggi. Biodiesel yang dibuat dari bahan baku yang berbeda akan memiliki bilangan penyabunan yang berbeda. Sebagai contoh bilangan penyabunan biodiesel dari minyak biji matahari adalah 179-186 mgKOHg Marinkovic dan Tomasevic 1998. Bilangan penyabunan biodiesel dari minyak biji matahari lebih kecil dari bilangan penyabunan dari penelitian ini. Hal ini disebabkan karena minyak biji matahari didominasi oleh asam lemak tidak jenuh C 18:1 dan C 18:2 , sedangkan komposisi asam lemak minyak sawit hampir berimbang antara asam lemak jenuh C 16:0 dan tidak jenuh C 18:1 .

6. Kadar Gliserol Total

Kadar gliserol total menunjukkan kandungan gliserol dalam biodiesel baik gliserol bebas maupun gliserol total. Gliserol total merupakan penjumlahan antara gliserol bebas yang terkandung dalam biodiesel dan gliserol yang masih terikat dalam biodiesel yang dihasilkan. Keberadaan gliserol dan sisa gliserida yang belum terkonversi dapat membahayakan mesin terutama karena keberadaan gugus –OH yang secara kimiawi agresif terhadap logam bukan besi dan campuran krom dan juga menyebabkan deposit pada ruang pembakaran Soerawidjaja et al., 2005. Kadar gliserol total pada biodiesel yang dihasilkan berkisar antara 0,0004-0,0103. Kandungan gliserol pada penelitian ini masih memenuhi Standar Biodiesel Indonesia yaitu maksimal 0,24. Kandungan gliserol tertinggi dihasilkan pada perlakuan rasio metanol 4:1 dan kecepatan pengadukan 625 rpm A2B2. Sedangkan kandungan gliserol terendah dihasilkan pada perlakuan rasio metanol 6:1 dan kecepatan pengadukan 490 rpm A3B1, perlakuan rasio metanol 2:1 dan kecepatan pengadukan 625 rpm A1B2 serta perlakuan rasio metanol 6:1 dan kecepatan pengadukan 730 rpm A3B3. Pada perlakuan rasio metanol 4:1 dan kecepatan pengadukan 625 30 rpm A2B2 menghasilkan kadar gliserol yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh proses pencucian yang kurang sempurna sehingga kandungan gliserol masih terkandung dalam biodiesel. Selain itu, reaksi yang tidak berjalan sempurna dapat mengakibatkan tingginya kandungan gliserol dalam biodiesel yang dihasilkan. 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 490 625 730 Kecepatan Pengadukan rpm Ka d a r G li se ro l T o ta l Rasio metanol 2:1 Rasio metanol 4:1 Rasio metanol 6:1 Gambar 13. Kadar gliserol total biodiesel pada berbagai kondisi operasi Keberadaan gliserol dan sisa gliserida yang belum terkonversi dapat membahayakan mesin terutama karena keberadaan gugus –OH yang secara kimiawi agresif terhadap logam bukan besi dan campuran krom dan juga menyebabkan deposit pada ruang pembakaran Soerawidjaja et al., 2005. Tingginya kandungan gliserol disebabkan oleh konversi yang tidak sempurna dari minyak atau lemak menjadi biodiesel dan pencucian terhadap crude biodiesel yang tidak sempurna. Gliserin total yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan fouling tangki penyimpanan sistem bahan bakar dan engine Tyson, 2004. Kadar gliserol total pada biodiesel hasil penelitian ini telah memenuhi Standar Biodiesel Indonesia yaitu 0,24.

7. Kadar Ester Alkil