14
III. METODOLOGI
A. ALAT DAN BAHAN
Pada  penelitian  ini  menggunakan  bahan  baku  utama  berupa  tanah  pemucat  bekas  yang diambil  dari  PT.  Sinar  Meadow  International  Indonesia.  Sedangkan  bahan-bahan  kimia  yang
digunakan  antara  lain  n-heksana,  metanol,  H
2
SO
4
,  NaOH,  Na
2
S
2
O
3
0,1N,  alkohol  netral  95, larutan KI jenuh,  indikator phenolphtalein PP, indikator pati 1 dan akuades.
Peralatan  yang  digunakan  pada  proses  pembuatan  biodiesel  antara  lain  labu  leher  tiga, kondensor, termometer dan  hot plate. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk analisis antara
lain gelas ukur, gelas piala, cawan porselen, erlenmeyer, kertas saring, sudip, corong, pipet tetes, pipet volumetrik, magnetic stirrer, rotary evaporator, viskosimeter ostwald
, buret, centrifuse dan
pompa vakum.
B. METODOLOGI
Penelitian  ini  dilakukan  dalam  dua  tahap  yaitu  penelitian  pendahuluan  dan  penelitian utama.  Penelitian  pendahuluan  dilakukan  untuk  mengetahui  karakteristik  tanah  pemucat  bekas
yang digunakan sebagai bahan baku serta menentukan tahapan proses reaksi yang akan dilakukan. Sedangkan  penelitian  utama  dilakukan  untuk  menentukan  rasio  metanol  dan  kecepatan
pengadukan terbaik pada proses produksi biodiesel serta melakukan analisis terhadap karakteristik biodiesel yang dihasilkan.
1. Penelitian Pendahuluan
1.1 Karakterisasi Bahan Baku
Tanah  pemucat  bekas  yang  akan  digunakan  sebagai  bahan  baku  perlu  diketahui karakteristiknya.  Karakteristik  terhadap  bahan  baku  yang  dilakukan,  antara  lain  kadar  air,  kadar
lemak serta kadar asam  lemak bebas.Metode analisis karakteristik bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 1.
1.2 Penentuan Tahapan Proses Produksi
Penentuan  tahapan  proses  produksi  dilakukan  dengan  melihat  kadar  asam  lemak  bebas dan  rendemen  produk  yang  dihasilkan.  Proses  penentuan  dilihat  dengan  melakukan  reaksi
esterifikasi  dan  transesterifikasi.  Pada  reaksi  esterifikasi,  pelarut  metanol  sebanyak  4:1  bb ditambahkan  dengan  100  gram  tanah  pemucat  bekas  dan  katalis  H
2
SO
4
.  Kemudian  dilakukan pengadukan dengan kecepatan 600 rpm selama 1 jam, 2 jam  serta 3 jam. Reaksi transesterifikasi
dilakukan dengan memasukkan 100 gram bahan ke dalam metanol sebanyak 4:1 bb serta katalis NaOH.  Proses  produksi  yang  menghasilkan  kadar  asam  lemak  bebas  terendah  dan  rendemen
produk tertinggi digunakan sebagai acuan dalam proses produksi penelitian utama.
2. Penelitian Utama
2.1 Proses Produksi Biodiesel
Proses produksi biodiesel ini terdiri dari dua tahapan yaitu proses esterifikasi in situ  dan dilanjutkan  dengan  proses  transesterifikasi  in  situ  .  Esterifikasi  in  situ    dilakukan  dengan
mereaksikan 100 g tanah pemucat bekas dengan metanol dan katalis H
2
SO
4
. Perbandingan jumlah matanolpadatan  adalah  2:1;  4:1;  dan  6:1  vb.  Jumlah  katalis  yang  ditambahkan  adalah  1.5
vb  terhadap  padatan  dengan  kecepatan  pengadukan  sebesar  490  rpm,  625  rpm  dan  730  rpm. Proses  esterifikasi  in  situ    dilangsungkan  pada  suhu  65
C  selama  3  jam.  Setelah  waktu  reaksi tercapai  reaksi  dilanjutkan  dengan  proses  transesterifikasi  in  situ    selama  1  jam  dengan
menambahkan  katalis  NaOH.  Jumlah  katalis  NaOH  yang  ditambahkan  sejumlah  1,5  bb
15
terhadap tanah pemucat bekas. Sebelum dimasukkan dalam labu reaksi, NaOH dilarutkan terlebih dahulu  di  dalam  40  ml  metanol.  Setelah  1  jam,  reaksi  dihentikan  dengan  menghentikan  proses
pemanasan dan pengadukan. Setelah  itu  bahan  yang  direaksikan  dipisahkan  antara  tanah  pemucat  bekas  dengan
metanol  yang  mengandung  minyak.  Setelah  itu,  pelarut  dipisahkan  dengan  biodiesel  yang dihasilkan  dengan  menggunakan  rotary  evaporator.  Sedangkan  ampas  tanah  pemucat  diekstrak
kembali  menggunakan  Soxhlet  apparatus  untuk  menentukan  kandungan  minyak  yang  tersisa. Setelah  biodiesel  dipisahkan,  dilakukan  pencucian  dengan  air  yang  bersuhu  60
C  sampai  air cucian  netral.  Pemurnian  biodiesel  dilakukan  dengan  sentrifugasi  untuk  memisahkan  sisa  air  dan
sabun setelah proses pencucian. Biodiesel hasil reaksi transesterifikasi selanjutnya dikarakterisasi untuk  menentukan  viskositas,  densitas,  bilangan  asam,  bilangan  penyabunan  dan  kandungan  air
dan sedimen.
2.2 Karakterisasi Biodiesel
Biodiesel  yang  telah  dihasilkan  kemudian  dianalisis  untuk  mengetahui  karakteristik biodiesel  tersebut.  Analisis  yang  dilakukan  antara  lain  densitas,  viskositas,  bilangan  asam,
bilangan penyabunan serta kadar air dan sedimen. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah biodiesel  yang  dihasilkan  sesuai  dengan  standar  yang  ada.  Metodologi  analisis  biodiesel  dapat
dilihat pada Lampiran 2.
16
Gambar 5. Diagram Alir Metode Produksi Biodiesel ESTERIFIKASI IN SITU
H
2
SO
4
Metanolik Spent Bleaching
Earth
Kadar lemak
FILTRASI
EVAPORASI PENDINGINAN
Analisa : •
Rendemen Biodiesel •
Densitas •
Viskositas •
Bilangan asam •
Bilangan Penyabunan •
Kadar gliserol total •
Kadar air dan sedimen Campuran metil ester dan
gliserol Filtrat
Sisa padatan
Sisa pelarut
PEMISAHAN Gliserol
PENCUCIAN Biodiesel
TRANSESTERIFIKASI IN-SITU
NaOH
17
C. RANCANGAN PERCOBAAN