Kadar Ester Alkil PENELITIAN UTAMA

30 rpm A2B2 menghasilkan kadar gliserol yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh proses pencucian yang kurang sempurna sehingga kandungan gliserol masih terkandung dalam biodiesel. Selain itu, reaksi yang tidak berjalan sempurna dapat mengakibatkan tingginya kandungan gliserol dalam biodiesel yang dihasilkan. 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 490 625 730 Kecepatan Pengadukan rpm Ka d a r G li se ro l T o ta l Rasio metanol 2:1 Rasio metanol 4:1 Rasio metanol 6:1 Gambar 13. Kadar gliserol total biodiesel pada berbagai kondisi operasi Keberadaan gliserol dan sisa gliserida yang belum terkonversi dapat membahayakan mesin terutama karena keberadaan gugus –OH yang secara kimiawi agresif terhadap logam bukan besi dan campuran krom dan juga menyebabkan deposit pada ruang pembakaran Soerawidjaja et al., 2005. Tingginya kandungan gliserol disebabkan oleh konversi yang tidak sempurna dari minyak atau lemak menjadi biodiesel dan pencucian terhadap crude biodiesel yang tidak sempurna. Gliserin total yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan fouling tangki penyimpanan sistem bahan bakar dan engine Tyson, 2004. Kadar gliserol total pada biodiesel hasil penelitian ini telah memenuhi Standar Biodiesel Indonesia yaitu 0,24.

7. Kadar Ester Alkil

Bilangan ester adalah jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai ester dan mempunyai hubungan dengan bilangan asam, kadar gliserol total dan bilangan penyabunan Ketaren, 1986. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa faktor rasio metanol dan kecepatan pengadukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar ester alkil biodiesel yang dihasilkan. Uji Duncan terhadap faktor rasio metanol menunjukkan bahwa kadar ester alkil pada biodiesel hasil perlakuan rasio metanol 2:1 A1 tidak memiliki perbadaan yang nyata dengan perlakuan rasio metanol 6:1 A3. serta perlakuan rasio metanol 4:1 A2. Kadar ester alkil biodiesel dipengaruhi oleh faktor rasio metanol dan kecepatan pengadukan sebesar 73,63 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. Berdasarkan hasil uji Duncan terhadap kecepatan pengadukan menunjukkan bahwa kecepatan pengadukan 490 rpm, kecepatan pengadukan 625 rpm dan kecepatan pengadukan 730 rpm tidak memiliki perbedaan nyata. Uji Duncan terhadap interaksi antara faktor rasio metanol dan kecepatan pengadukan juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar ester alkil biodiesel yang dihasilkan. Pada penelitian ini kadar ester alkil berkisar antara 99,80-99,87. Kadar ester alkil tertinggi diperoleh pada perlakuan A1B1, A1B2, A1B3, A2B1, A3B2 dan A3B1 99,87. Sedangkan kadar ester alkil terendah diperoleh pada perlakuan A2B2 99,80 Gambar 14. 31 Gambar 14. Kadar ester alkil biodiesel pada berbagai kondisi operasi Kadar ester alkil biodiesel menunjukkan tingkat kemurniannya. Biodiesel yang dihasilkan biasanya tersusun dari 3 mol senyawa ester dan 1 mol gliserol yang dihasilkan dari pemecahan 1 mol trigliserida melalui reaksi transesterifikasi yang berjalan sempurna. Apabila reaksi transesterifikasi tidak berjalan sempurna akan menghasilkan senyawa senyawa seperti tri-, di-, monogliserida serta sisa asam lemak bebas. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut akan menurunkan kemurnian biodiesel yang dihasilkan dan juga akan meningkatkan viskositas biodiesel. Kadar ester alkil terendah diperoleh pada perlakuan kecepatan pengadukan 625 rpm dan rasio metanol sebesar 2:1 vb. Rendahnya kadar ester alkil pada biodiesel tersebut dapat disebabkan karena adanya senyawa-senyawa pengotor seperti tri-, di- dan monogliserida. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut disebabkan oleh reaksi yang tidak berjalan sempurna sehingga dapat menurunkan kemurnian biodiesel yang dihasilkan. Reaksi yang tidak sempurna dapat dikarenakan oleh kurangnya kontak antara trigliserida dengan metanol dalam hubungannya dengan kecepatan pengadukan. Bilangan penyabunan, bilangan asam dan kadar gliserol total berhubungan erat dengan kadar ester alkil dalam biodiesel. Bilangan penyabunan tertinggi diperoleh pada biodiesel hasil perlakuan kecepatan pengadukan 625 rpm dan rasio metanol terhadap bahan sebesar 6:1 A3B2. Hal ini diduga karena interaksi antara kecepatan pengadukan dengan rasio metanol membuat reaksi berjalan sempurna sehingga konversi menjadi metil ester dapat berjalan sempurna pula. Senyawa metil ester yang dihasilkan menyebabkan bobot molekul menjadi rendah sehingga berimplikasi terhadap naiknya bilangan penyabunan. Pada kondisi tertentu, bilangan asam menunjukkan nilai yang rendah sehingga dapat dipastikan kadar ester alkil yang dihasilkan akan tinggi.

8. Kadar Lemak Ampas