Bilangan Asam PENELITIAN UTAMA

27 Selain konversi reaksi, viskositas kinematik biodiesel juga dipengaruhi oleh panjang rantai karbon dan derajat kejenuhan asam lemak penyusunnya. Viskositas kinematik meningkat seiring dengan meningkatnya panjang rantai karbon dan derajat kejenuhan asam lemak. Alkohol pemasok rantai alkil pada biodiesel juga mempengaruhi viskositas kinematik biodiesel, dimana semakin panjang rantai karbon alkohol maka semakin tinggi viskositas kinematik. Semakin tinggi rasio metanol yang digunakan maka akan semakin rendah viskositas biodiesel yang dihasilkan.

4. Bilangan Asam

Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah miligram KOH yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terkandung dalam satu gram minyak atau lemak Ketaren, 1986. Bilangan asam merupakan salah satu parameter yang penting dalam karakteristik mutu biodiesel. Parameter ini menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang masih tersisa setelah proses transesterifikasi. Bilangan asam maksimal dalam biodiesel adalah 0,8 mg KOHgram BSN, 2005. Biodiesel dengan bilangan asam yang tinggi dapat menyebabkan deposit bahan bakar sehingga menyebabkan pompa dan filter lebih cepat mengalami kerusakan. Pada penelitian ini bilangan asam dari biodiesel berkisar antara 0,48-0,54 mg KOHgram. Bilangan asam ini sudah memenuhi Standar Biodiesel Indonesia. Bilangan asam tertinggi dihasilkan pada perlakuan A3B2 sedangkan bilangan asam terendah dihasilkan pada kondisi proses A1B3, A2B3 dan A3B3. Shiu et al. 2010 menunjukkan bahwa rasio metanol tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan asam lemak bebas dalam biodiesel. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa rasio metanol dan kecepatan pengadukan berpengaruh nyata terhadap bilangan asam biodiesel. Bilangan asam biodiesel 79,64 dipengaruhi oleh faktor rasio metanol dan kecepatan pengadukan sedangkan 20,36 sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hasil uji lanjut Duncan pada faktor rasio metanol menunjukkan bahwa rasio metanol 2:1 dan 4:1 tidak memberikan pengaruh nyata. Begitu pula rasio metanol 4:1 dan 6:1 juga tidak memberikan pengaruh nyata. Perbedaan yang nyata terlihat pada kondisi proses dengan rasio metanol 2:1 dan 6:1. Rasio metanol yang digunakan membantu konversi asam lemak dalam minyak menjadi metil ester, sehingga kandungan asam lemak bebas dalam minyak dapat berkurang. Sedangkan hasil uji Duncan pada faktor kecepatan pengadukan menunjukkan bahwa kecepatan pengadukan 490 rpm tidak memberikan perbedaan yang nyata dengan kecepatan pengadukan 625 rpm dan kecepatan pengadukan 490 rpm tidak berbeda nyata dengan kecepatan pengadukan 730 rpm. Pada kecepatan pengadukan 625 rpm memberikan perbedaan yang nyata dengan kecepatan pengadukan 730 rpm. Bilangan asam yang terendah dihasilkan pada kecepatan pengadukan 730 rpm dengan berbagai rasio metanol. Kecepatan pengadukan sangat berpengaruh terhadap konversi asam lemak bebas menjadi alkil ester. Semakin tinggi kecepatan pengadukan maka akan semakin tinggi intensitas tumbukan antar molekul reaktan sehingga dapat menghasilkan energi untuk mencapai energi aktivasi dan menghasilkan alkil ester. Kecepatan pengadukan juga sangat berpengaruh terhadap kehomogenan dari campuran reaksi. Semakin tinggi kecepatan pengadukan yang digunakan dalam proses produksi biodiesel maka semakin homogen campuran reaksi sehingga dapat mempercepat konversi metil ester. Semakin tinggi kandungan metil ester yang dihasilkan maka akan semakin rendah bilangan asam dalam biodiesel karena asam lemak bebas dalam minyak dikonversi menjadi metil ester. 28 Bilangan asam dalam biodiesel diharapkan memiliki nilai sekecil mungkin. Biodiesel dengan bilangan asam yang tinggi akan menyebabkan terbentuknya suasana asam yang menimbulkan korosi pada peralatan injeksi bahan bakar, penyumbatan filter dan pembentukan sedimen. Sedimen ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari karbon penyusun asam lemak bebas. Hasil pengujian Duncan menunjukkan bahwa interaksi antara kedua faktor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bilangan asam biodiesel. Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan A2B2, A2B1, A1B1, A2B3, A3B1, A1B3, A1B2 dan A3B3 tidak berbeda nyata. Sedangkan pada perlakuan A3B2 memiliki perbedaan yang nyata dengan perlakuan A1B2. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 490 625 730 Kecepatan pengadukan rpm B il a n g a n a sa m m g K O H g ra m Rasio metanol 2:1 Rasio metanol 4:1 Rasio metanol 6:1 Gambar 11. Bilangan asam biodiesel pada berbagai kondisi operasi

5. Bilangan Penyabunan