Pola Sebaran Spesies Pakan Maleo

25

4.5.2.3. Pola Sebaran Spesies Pakan Maleo

Analisis pola sebaran spasial bagi vegetasi pakan burung maleo dilakukan guna mengidentifikasi distribusi spesies dalam penggunaan ruang. Penentuan pola sebaran spasial dilakukan dengan menggunakan pendekatan indeks penyebaran Morisita Krebs 1989: Id = ∑ ∑ − ∑ ∑ − x x x x . n 2 2 keterangan: Id = Derajat penyebaran Morisita n = Jumlah petak contoh ∑ x 2 = Jumlah kuadrat dari total individu suatu jenis pada suatu komunitas ∑ x = Jumlah total individu suatu jenis pada suatu komunitas Untuk menentukan bentuk pola sebaran spasial maka selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan uji chi-square: Mu = 1 2 975 − ∑ ∑ + − χ i i . x x n keterangan: Mu = indeks Morisita untuk pola sebaran seragam uniform 2 975 0. χ = Nilai chi-square pada db n-1, selang kepercayaan 97.5. ∑ i x = Jumlah individu dari suatu jenis pada petak ukur ke-i. n = Jumlah petak contoh Untuk menentukan derajat pengelompokkan clumping index suatu spesies maka dihitung dengan menggunakan persamaan: Mc = 1 2 025 − ∑ ∑ + − χ i i . x x n keterangan: Mc = indeks Morisita untuk pola sebaran agregatif clumped 2 025 0. χ = Nilai chi-square pada db n-1, selang kepercayaan 95. ∑ i x = Jumlah individu dari suatu jenis pada petak ukur ke-i. n = Jumlah petak contoh Standar derajat Morisita Ip dihitung dengan empat rumus sebagai berikut: a. Bila Id ≥ Mc 1.0, maka dihitung: 26 Ip =       − − + Mc n Mc Id . . 5 5 b. Bila Mc Id ≥ 1.0, maka dihitung: Ip =       − − 1 1 5 Mc Id . c. Bila 1.0IdMu, maka dihitung: Ip =       − − − 1 1 5 Mu Id . d. Bila 1.0 Mu Id, maka dihitung: Ip =       − + − Mu Mu Id . . 5 5 Kaidah keputusan untuk menentukan pola sebaran jenis-jenis pada suatu komunitas tumbuhan berdasarkan nilai Ip adalah sebagai berikut: Bila Ip = 0, maka pola penyebaran acak random Bila Ip 0, maka pola penyebaran mengelompok clumped Bila Ip 0, maka pola penyebaran merata uniform Selain menganalisis pola sebaran spasial setiap spesies pakan burung maleo, juga akan dianalisis pola sebaran pakan pada setiap komunitas atau blok penelitian.

4.5.3. Faktor Dominan Komponen Habitat

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat

0 7 204

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

Estimasi Populasi Dan Karakteristik Fisik Burung Maleo (Macrophalon Maleo) Di Resort Saluki Desa Tuva Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) | Yanto Samana | GeoTadulako 5790 19169 1 PB

0 0 21

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI HABITAT MALEO (Macrocephalon maleo) TAMAN NASIONAL LORE LINDU BIDANG PENGELOLAAN WILAYAH (BPW) I SALUKI KEC. GUMBASA KAB. SIGI | Nurdianti | Jurnal Warta Rimba 1945 5673 1 PB

0 0 8

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14