Komponen Fisik Habitat Burung Maleo Ketinggian Tempat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1. Komponen Fisik Habitat Burung Maleo Ketinggian Tempat

Untuk mengetahui apakah maleo memiliki preferensi terhadap ketinggian tempat dilakukan uji chi-square ?Ï 2 hit . Dari hasil penghitungan dapat diketahui bahwa nilai ? 2 hit ? 2 0.05,k-1, yaitu 262,13 11,071 sehingga terdapat pemilihan ketinggian tempat oleh maleo Tabel 6. Tabel 6. Nilai chi-square pemilihan ketinggian tempat oleh maleo Kelas ketinggian a p n i =O i E i =? n i. p i O i - E i O i -E i 2 E i ?á 2 0.05,5 0 - 200 1.060,92 0,24 1 51,30 -50,30 49,32 201-400 1.845,45 0,42 206 89,24 116,76 152,77 401-600 483,31 0,11 23,37 -23,37 23,37 601-800 841,6 0,19 8 40,70 -32,70 26,27 801-1000 175,19 0,04 8,47 -8,47 8,47 1001-1200 39,71 0,01 1,92 -1,92 1,92 Jumlah 4.446,18 1,00 215 215,00 262,13 11,071 Keterangan: a=luas areal, p=proporsi luas areal, Oi=frekuensi kehadiran maleo, Ei=harapan frekuensi kehadiran maleo Untuk mengetahui ketinggian tempat yang disukai maleo selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan pendekatan metode Neu indeks preferensi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa maleo lebih menyukai lokasi dengan ketinggian tempat antara 201-400 m dpl Tabel 7. Tabel 7. Indeks Neu untuk preferensi maleo berdasarkan ketinggian tempat a Kelas ketinggian ha p n u e w b rang king 0 - 200 1.060,92 23,86 1 0,47 5.130,20 0,02 0,008 3 201-400 1.845,45 41,51 206 95,81 8.923,88 2,31 0,914 1 401-600 483,31 10,87 2.337,10 - 601-800 841,6 18,93 8 3,72 4.069,65 0,20 0,078 2 801-1000 175,19 3,94 847,15 - 1001-1200 39,71 0,89 192,02 - Jumlah 4.446,18 100,00 215 100,00 21.500,00 2,52 1,00 Keterangan: p = proporsi luas, n = frekuensi kehadiran maleo, u = proporsi frekuensi kehadiran maleo, e = nilai harapan, w = indeks preferensi, b = indeks preferensi yang distandarkan 32 Kelerengan Tempat Untuk mengetahui apakah maleo memiliki preferensi terhadap kelerengan tempat dilakukan uji chi-square ?Ü 2 hit . Dari hasil penghitungan dapat diketahui bahwa nilai ?7 2 hit ?7 2 0.05,k-1, yaitu 172,71 9,488 sehingga terdapat pemilihan kelerengan tempat oleh maleo Tabel 8. Tabel 8. Nilai chi-square pemilihan kelerengan tempat oleh maleo Kelerengan tempat a p n i =O i E i =?•n i. p i O i - E i O i -E i 2 E i ?á 2 0.05,4 0 – 8 1.828,26 0,41 117 88,41 28,59 9,25 9 – 15 661,44 0,15 86 31,98 54,02 91,22 16 – 25 1.178,87 0,27 7 57,01 -50,01 43,87 26 – 45 710,61 0,16 4 34,36 -30,36 26,83 45 67,00 0,02 1 3,24 -2,24 1,55 Jumlah 4.446,18 1,00 215 211,7601 172,71 9,488 Keterangan: a=luas areal, p=proporsi luas areal, Oi=frekuensi kehadiran maleo, Ei=harapan frekuensi kehadiran maleo Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi kehadiran maleo dengan kelerengan tempat dilakukan pengujian menggunakan pendekatan metode Neu. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa maleo lebih menyukai daerah- daerah yang relatif datar dan landai pada kelas kelerengan 0-15 Tabel 9. Tabel 9. Indeks Neu untuk preferensi maleo berdasarkan kelerengan tempat a Kelerengan tempat ha p n u e w b Rang- king 0 – 8 1.828,26 41,12 117 54,42 8.840,76 1,32 0,290 2 9 – 15 661,44 14,88 86 40,00 3.198,47 2,69 0,590 1 16 – 25 1.178,87 26,51 7 3,26 5.700,56 0,12 0,027 4 26 – 45 710,61 15,98 4 1,86 3.436,23 0,12 0,026 5 45 67 1,51 1 0,47 323,99 0,31 0,068 3 Jumlah 4.446,18 100,00 215 100,00 21.500,00 4,56 1,00 Keterangan: p = proporsi luas, n = frekuensi kehadiran maleo, u = proporsi frekuensi kehadiran maleo, e = nilai harapan, w = indeks preferensi, b = indeks preferensi yang distandarkan Ketersediaan Sumber Panas Bumi Ketersediaan sumber panas bumi di suatu tempat diindikasikan dengan adanya sumber air panas di lokasi tersebut. Pada lokasi penelitian ditemukan sumber air panas bumi dengan jumlah sumber air panas dan kondisi yang 33 berbeda-beda. Frekuensi kehadiran maleo tertinggi terdapat di lokasi Saluki yang memiliki sumber air panas paling besar Tabel 10. Tabel 10. Frekuensi kehadiran maleo berdasarkan jumlah sumber air panas Lokasi Luas ha Jumlah sumber air panas Suhu o C Frekuensi kehadiran maleo Bora 2.584,53 1 73,67 ± 14,73 1 Kadidia 400,57 3 80,00 ± 4,08 8 Saluki 1.461,08 9 82,00 ± 1,63 206 Untuk mengetahui apakah maleo memiliki preferensi terhadap jumlah sumber air panas dilakukan uji chi-square ?G 2 hit . Dari hasil penghitungan dapat diketahui bahwa nilai ?¢ 2 hit ?¢ 2 0.05,k-1, yaitu 71,45 5,991 sehingga terdapat pemilihan jumlah sumber air panas oleh maleo Tabel 11. Tabel 11. Nilai chi-square pemilihan lokasi berdasarkan jumlah sumber air panas oleh maleo Lokasi Jumlah sumber air panas p n i =O i E i =? n i. p i O i - E i O i -E i 2 E i ?á 2 0.05,2 Bora 1 0,08 1 16,54 -15,54 14,60 Kadidia 3 0,23 8 49,62 -41,62 34,91 Saluki 9 0,69 206 148,85 57,15 21,95 Jumlah 13,00 1,00 215 215,00 71,45 5,991 Keterangan: p=proporsi jumlah sumber air panas, Oi=frekuensi kehadiran maleo, Ei=harapan frekuensi kehadiran maleo Tanah Tanah di kawasan TNLL pada wilayah-wilayah perbukitan memiliki kondisi kelembaban dan panas yang tinggi. Jenis-jenis ini merupakan tanah sangat masam dan dikelompokkan sebagai tanah alluvial coklat sampai merah BTNLL 2004. Frekuensi kehadiran maleo berdasarkan pH tanah disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Frekuensi kehadiran maleo berdasarkan pH tanah Lokasi Luas ha pH Frekuensi kehadiran maleo Bora 2.584,53 4,00 – 4,99 1 Kadidia 400,57 5,00 – 5,99 8 Saluki 1.461,08 6,00 – 6,99 206 34

5.1.2. Komponen Biotik Habitat Maleo Struktur Vegetasi

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat

0 7 204

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

Estimasi Populasi Dan Karakteristik Fisik Burung Maleo (Macrophalon Maleo) Di Resort Saluki Desa Tuva Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) | Yanto Samana | GeoTadulako 5790 19169 1 PB

0 0 21

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI HABITAT MALEO (Macrocephalon maleo) TAMAN NASIONAL LORE LINDU BIDANG PENGELOLAAN WILAYAH (BPW) I SALUKI KEC. GUMBASA KAB. SIGI | Nurdianti | Jurnal Warta Rimba 1945 5673 1 PB

0 0 8

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14