13 Kecamatan Lore Utara, Lore Selatan, Lore Tengah Provinsi Sulawesi Tengah.
Di bagian utara TNLL dibatasi oleh dataran Palolo, bagian timur oleh dataran Napu, bagian selatan dibatasi dataran Bada, serta bagian barat oleh Sungai
Lariang dan hulu Sungai Palu lembah Kulawi. Lokasi penelitian di Bora, Saluki dan Kadidia terletak di wilayah Kabupaten
Sigi Biromaru Kecamatan Kulawi, Sigi Biromaru, Palolo Provinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi-lokasi peneluran maleo di TNLL dalam penelitian ini
adalah dengan pertimbangan pada blok Bora merupakan perwakilan tipe
ekosistem savana dengan tipe vegetasi semak dan perdu, blok Kadidia merupakan perwakilan tipe hutan sub pegunungan yang berdekatan dengan tanaman kopi dan
blok Saluki merupakan perwakilan tipe hutan dataran rendah yang berdekatan dengan tanaman coklat. Tipe penutupan lahan di lokasi penelitian sebagian besar
berupa hutan alam Tabel 2. Tabel 2. Jenis dan luas setiap tipe penutupan lahan
Tipe penutupan lahan Bora
Saluki Kadidia
Luas ha
Persentase Hutan alam
803,34 1.173,87
32,06 2.009,27
45,19 Semak
96,43 8,35
104,78 2,36
Alang-alang 250,77
250,77 5,64
Kebun campuran 355,59
5,35 28,59
389,53 8,76
Kebun sejenis 37,37
12,93 191,65
241,95 5,44
Tegalansawahladang 352,19
244,71 100,3
697,2 15,68
Permukiman 675,9
4,20 39,58
719,68 16,19
Sungai 12,94
11,67 8,39
33,00 0,74
Jumlah 2.584,53
1.461,08 400,57
4.446,18 100,00
Sumber : Hasil analisis peta digital TNLL Juli 2009
3.2.2. Ketinggian Tempat dan Kelerengan Lahan
Ketinggian tempat di lokasi penelitian bervariasi. Bora sebagian besar terletak pada ketinggian tempat antara 0–400 m dpl, Saluki sebagian besar pada
ketinggian tempat antara 201–400 m dpl dan Kadidia sebagian besar pada ketinggian tempat antara 601–800 m dpl Tabel 3. Bentuk kelerengan lahan di
lokasi penelitian bervariasi dari datar, landai agak curam, curam hingga sangat curam. Bora sebagian besar terletak pada kelas kelerengan lahan antara 0–8,
Saluki sebagian besar terletak pada kelas kelerengan lahan antara 16–45 dan
14 Kadidia sebagian besar terletak pada kelas kelerengan lahan antara 0–8 Tabel
4. Tabel 3. Luas lokasi penelitian berdasarkan ketinggian tempat
Ketinggian tempat m dpl
Bora Saluki
Kadidia Luas
ha Persentase
0 - 200 1.060,92
1.060,92 23,86
201 - 400 1.035,44
810,01 1.845,45
41,51 401 -600
198,28 285,03
483,31 10,87
601 - 800 236,21
268,95 336,44
841,60 18,93
801 - 1000 53,68
63,18 58,33
175,19 3,94
1000 - 1200 33,91
5,80 39,71
0,89 Jumlah
2.584,53 1.461,08
400,57 4.446,18
100,00
Sumber : Hasil analisis peta digital TNLL Juli 2009
Tabel 4. Luas lokasi penelitian berdasarkan kelas kelerengan lahan Kelas kelerengan
lahan Bora
Saluki Kadidia
Luas ha
Persentase 0 – 8
1.266,57 366,71
194,98 1.828,26
41,12 9 – 15
506,76 121,02
33,66 661,44
14,88 16 – 25
612,37 465,99
100,51 1.178,87
26,51 26 – 45
186,38 459,14
65,09 710,61
15,98 45
12,45 48,22
6,33 67,00
1,51 Jumlah
2.584,53 1.461,08
400,57 4.446,18
100,00
Sumber : Hasil analisis peta digital TNLL Juli 2009
3.2.3. Tanah
Lapisan tanah di daerah pegunungan umumnya berasal dari batuan asam seperti gneisses, schists dan granit yang memiliki sifat peka terhadap erosi.
Formasi lakustrin banyak ditemukan pada danau di bagian timur kawasan dengan bahan endapan dari campuran batuan sedimen, metamorfosa dan granit. Bagian
barat ditemukan formasi aluvium yang umumnya berbentuk kipas aluvial. Sumber bahan aluvial ini berasal dari batuan metamorfosa dan granit. Jenis tanah di TNLL
bervariasi dari entisol, inseptisol, alfisol dan sebagian kecil ultisol.
3.2.4. Iklim