Pengamatan Pendahuluan Penentuan dan Peletakan Petak Contoh

19 ukur, pH meter tanah tipe Demetra DAT, kamera foto, field guide, suunto clinometer dan tally sheet.

4.3. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data dan informasi tentang komponen fisik dan biotik habitat burung maleo. Komponen fisik habitat yang diamati adalah: ketinggian tempat, kelerengan lahan, pH tanah dan ketersediaan sumber panas bumi. Komponen biotik habitat yang akan diamati adalah struktur dan komposisi vegetasi, potensi pakan, pola sebaran pakan dan kekayaan jenis pakan. Data sekunder yang dikumpulkan mencakup data mengenai bio-ekologi maleo dan kondisi umum lokasi. Selain itu dikumpulkan juga data dan informasi tentang kondisi fisik habitat burung maleo berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya sebagai pembanding.

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Pengamatan Pendahuluan

Penelitian diawali dengan melakukan orientasi lapangan guna mengetahui kondisi areal penelitian, mencocokkan peta kerja dengan kondisi lapangan, menentukan titik awal pengamatan serta mengetahui karakteristik habitat maleo. Selanjutnya dilakukan pengamatan perilaku dan aktivitas maleo berupa perilaku bertelur, beristirahat dan mencari pakan termasuk jenis-jenis vegetasi yang menjadi pakan maleo. Pengamatan perilaku maleo menggunakan metode focal animal sampling . Pengamatan dimulai pagi hari pukul 06:00 di kirikanan pada jalur jalan setapak yang telah ada dengan mengikuti maleo yang dijumpai dan mencatat waktu serta durasi tiap jenis aktivitas maleo pada setiap perjumpaan. Jika maleo yang diamati pergi, maka pengamatan dihentikan dan pengamat kembali ke jalur semula. Pengamatan diulang kembali dengan menyusuri jalur yang ada sampai berjumpa kembali dengan maleo. Pada tiap jenis aktivitas burung maleo yang teramati dilakukan penandaan dan pencatatan melalui GPS pada setiap lokasi tempat aktivitas dilakukan. Penandaan menggunakan GPS ini 20 selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penentuan dan peletakan petak contoh. untuk melakukan pengambilan data fisik dan biotik habitat di tiap lokasi.

4.4.2. Penentuan dan Peletakan Petak Contoh

Untuk mengetahui vegetasi dan potensi pakan pada lokasi penelitian dilakukan pengukuran vegetasi dan potensi pakan di dalam petak-petak contoh berukuran 20 m x 20 m Soerianegara Indrawan 1988. Jumlah petak contoh pada tiap lokasi Bora, Kadidia dan Saluki adalah 15 petak contoh sehingga total petak contoh sebanyak 45 buah. Pengambilan data untuk penentuan faktor dominan komponen habitat maleo pada tiap lokasi dilakukan dengan menggunakan metode petak berganda Soerianegara Indrawan 1988 pada petak contoh panjang 20 m dan lebar 20 m. Tiap jenis aktivitas maleo bertelur, beristirahat dan mencari pakan diwakili oleh 10 petak contoh pada tiap lokasi sehingga untuk tiap lokasi terdapat 30 petak contoh. Total petak contoh di seluruh lokasi adalah sebanyak 90 buah. Peletakan petak contoh pertama pada aktivitas beristirahat dan mencari pakan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas maleo di lapangan sedangkan petak kedua dan seterusnya dilakukan secara sistematis dengan jarak tiap petak yaitu 50 meter. Peletakan petak contoh untuk aktivitas bertelur dilakukan secara purposive pada lubang-lubang peneluran maleo di tiap lokasi penelitian.

4.4.3. Komponen Fisik Habitat

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat

0 7 204

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

Estimasi Populasi Dan Karakteristik Fisik Burung Maleo (Macrophalon Maleo) Di Resort Saluki Desa Tuva Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) | Yanto Samana | GeoTadulako 5790 19169 1 PB

0 0 21

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI HABITAT MALEO (Macrocephalon maleo) TAMAN NASIONAL LORE LINDU BIDANG PENGELOLAAN WILAYAH (BPW) I SALUKI KEC. GUMBASA KAB. SIGI | Nurdianti | Jurnal Warta Rimba 1945 5673 1 PB

0 0 8

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14