Pemilihan Habitat Metode Pengolahan dan Analisis Data

30 H 1 : paling sedikit ada satu peubah bebas yang diamati berpengaruh terhadap frekuensi kehadiran maleo di suatu tempat Apabila p =¤0.05, maka H o ditolak terima H 1 dan apabila p 0.05, maka H o diterima H 1 ditolak. Variabel-variabel bebas di atas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise. Regresi stepwise merupakan salah satu solusi menyelesaikan masalah regresi yang variabel bebasnya saling berkorelasi multikolinearitas. Dalam analisis ini, tidak semua variabel bebas X yang diduga memiliki pengaruh terhadap variabel tidak bebas Y dimasukkan dalam model regresi. Salah satu variabel bebas kadang berkorelasi atau berhubungan dengan variabel bebas lainnya. Oleh karena itu prosedur regresi stepwise dibuat agar menghasilkan model regresi terbaik. Selain itu, karena kemungkinan terdapat variabel bebas yang saling berkorelasi maka tidak semua variabel bebas hasil analisis regresi stepwise masuk dalam model. Hal ini disebabkan variabel bebas lain yang memiliki korelasi lebih besar dengan variabel tidak bebas sudah diwakilinya.

4.5.4. Pemilihan Habitat

Untuk menganalisis tipe habitat yang disukai burung maleo digunakan pendekatan Metode Neu indeks preferensi. Bibby et al. 1998 menyatakan bahwa metode Neu merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan indeks preferensi habitat oleh satwa. Dalam metode ini dilakukan penghitungan proporsi luas lokasi tempat dijumpainya maleo p, jumlah perjumpaan maleo di suatu lokasi n, proporsi jumlah perjumpaan maleo u, nilai harapan e, indeks preferensi habitat w dan indeks preferensi yang distandarkan b. Jika nilai indeks preferensi lebih dari 1 w=ª1 maka habitat tersebut disukai, sebaliknya jika kurang dari 1 w1 maka habitat tersebut akan dihindari.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1. Komponen Fisik Habitat Burung Maleo Ketinggian Tempat

Untuk mengetahui apakah maleo memiliki preferensi terhadap ketinggian tempat dilakukan uji chi-square ?Ï 2 hit . Dari hasil penghitungan dapat diketahui bahwa nilai ? 2 hit ? 2 0.05,k-1, yaitu 262,13 11,071 sehingga terdapat pemilihan ketinggian tempat oleh maleo Tabel 6. Tabel 6. Nilai chi-square pemilihan ketinggian tempat oleh maleo Kelas ketinggian a p n i =O i E i =? n i. p i O i - E i O i -E i 2 E i ?á 2 0.05,5 0 - 200 1.060,92 0,24 1 51,30 -50,30 49,32 201-400 1.845,45 0,42 206 89,24 116,76 152,77 401-600 483,31 0,11 23,37 -23,37 23,37 601-800 841,6 0,19 8 40,70 -32,70 26,27 801-1000 175,19 0,04 8,47 -8,47 8,47 1001-1200 39,71 0,01 1,92 -1,92 1,92 Jumlah 4.446,18 1,00 215 215,00 262,13 11,071 Keterangan: a=luas areal, p=proporsi luas areal, Oi=frekuensi kehadiran maleo, Ei=harapan frekuensi kehadiran maleo Untuk mengetahui ketinggian tempat yang disukai maleo selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan pendekatan metode Neu indeks preferensi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa maleo lebih menyukai lokasi dengan ketinggian tempat antara 201-400 m dpl Tabel 7. Tabel 7. Indeks Neu untuk preferensi maleo berdasarkan ketinggian tempat a Kelas ketinggian ha p n u e w b rang king 0 - 200 1.060,92 23,86 1 0,47 5.130,20 0,02 0,008 3 201-400 1.845,45 41,51 206 95,81 8.923,88 2,31 0,914 1 401-600 483,31 10,87 2.337,10 - 601-800 841,6 18,93 8 3,72 4.069,65 0,20 0,078 2 801-1000 175,19 3,94 847,15 - 1001-1200 39,71 0,89 192,02 - Jumlah 4.446,18 100,00 215 100,00 21.500,00 2,52 1,00 Keterangan: p = proporsi luas, n = frekuensi kehadiran maleo, u = proporsi frekuensi kehadiran maleo, e = nilai harapan, w = indeks preferensi, b = indeks preferensi yang distandarkan

Dokumen yang terkait

Strategi Burung Maleo (Macrochepalon maleo SAL. MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi

1 13 236

Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon maleo, Sall, Muller 1846) yang Ditetaskan Secara Ex Situ

3 48 190

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat

0 7 204

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

Estimasi Populasi Dan Karakteristik Fisik Burung Maleo (Macrophalon Maleo) Di Resort Saluki Desa Tuva Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) | Yanto Samana | GeoTadulako 5790 19169 1 PB

0 0 21

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI HABITAT MALEO (Macrocephalon maleo) TAMAN NASIONAL LORE LINDU BIDANG PENGELOLAAN WILAYAH (BPW) I SALUKI KEC. GUMBASA KAB. SIGI | Nurdianti | Jurnal Warta Rimba 1945 5673 1 PB

0 0 8

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14