Hasil-hasil Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

2.7. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian Safitri 2007 dengan judul “Gender dalam Pengembangan Karier Wanita”, bertujuan untuk menganalisis pengaruh hubungan gender pada karier wanita, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karier wanita, dan mengidentifikasi manfaat yang bisa diperoleh dari seorang wanita karier bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Desain penelitian merupakan penelitian yang bersifat survei. Populasi sebanyak 477 orang karyawan PT. Repex Perdana Internasional Jakarta Timur. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak distratifikasi stratified random sampling dengan menggunakan rumus Slovin, dan diambil sampel sebanyak 63 responden. Pengujian hubungan antar variabel melalui uji Chi Square dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1. Karyawan di PT. Repex Perdana Internasional memiliki persepsi tentang hubungan gender yang setara antara pria dan wanita. 2. Persepsi tentang hubungan gender tidak berhubungan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Hubungan gender yang mengarah kesetaraan dan hubungan gender yang mengarah ketidaksetaraan proporsinya tidak jauh berbeda. Persepsi tentang hubungan gender yang mempengaruhi faktor internal hanya pada variabel pengalaman. 3. Faktor-faktor baik internal maupun eksternal mempengaruhi pengembangan karier wanita. Faktor internal mempengaruhi wanita untuk dapat berkarier, sehingga terdapat hubungan yang nyata antara faktor internal motivasi, peran ganda, rasa bersalah, pengalaman, dan pendidikan dengan karier wanita. Faktor eksternal dukungan keluarga dan lingkungan kerja yang mempengaruhi wanita untuk bekerja adalah vaiabel dukungan keluarga. Faktor lingkungan kerja tidak mempengaruhi karier, karena lingkungan kerja sudah memiliki persepsi gender yang baik pada struktur perusahaan tersebut. 4. Secara tidak langsung persepsi tentang hubungan gender mempengaruhi karier wanita promosi dan besar upah. Persepsi tentang hubungan gender yang mempengaruhi karier wanita yaitu pada variabel promosi. Hal ini dibuktikan dengan semakin setara persepsi tentang hubungan gender, maka semakin tinggi promosi yang dicapai oleh wanita karier. Pada variabel upah tidak dipengaruhi oleh persepsi tentang hubungan gender. Hal ini disebabkan persepsi tentang hubungan gender tidak menjadi masalah jika bekerja pada perusahaan yang berskala internasional, sehingga sebagian besar upah yang diterima oleh wanita sudah cukup tinggi dan sesuai dengan jabatan dan fungsinya masing-masing. 5. Karier wanita yang dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal, dan ditentukan oleh hubungan gender, mempengaruhi kehidupan wanita karier yang menunjukkan beberapa manfaat wanita bekerja yaitu mampu memenuhi kebutuhan bagi dirinya dengan cara mengaktualisasikan diri, bagi keluarga suami dan anak dengan meningkatkan pendapatan kelaurga, serta bagi masyarakat dengan diberikannya kesempatan yang lebih besar pada wanita bekerja dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Sehingga semakin tinggi karier wanita, maka semakin tinggi manfaat yang diperoleh bagi kehidupan wanita itu sendiri, keluarga, serta masyarakat. Penelitian Damayanti 2007 dengan judul “Hubungan antara Tingkat Kesadaran Gender dengan Persepsi Mahasiswa terhadap Citra Perempuan dalam Iklan di Televisi” bertujuan menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat kesadaran gender yang dimiliki oleh mahasiswa, menganalisis hubungan antara tingkat kesadaran gender dengan persepsi mahasiswa terhadap citra perempuan dalam iklan di televisi, dan menganalisis persepsi mahasiswa terhadap citra perempuan dalam iklan di televisi berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan di Asrama TPB IPB dengan jumlah responden sebanyak 30 orang laki-laki dan 30 orang perempuan. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling atau Judgemental Sampling. Pengujian hubungan antar variabel melalui uji Chi Square dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa seperti tingkat penghasilan orang tua dan usia tidak berhubungan nyata dengan tingkat kesadaran gender. Sedangkan karakteristik mahasiswa yang lainnya yaitu daerah asal, tidak berhubungan nyata dengan alokasi peranan, hak, dan harapan, namun berhubungan nyata dengan kewajiban dan tanggung jawab. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat kesadaran gender berhubungan nyata dengan persepsi terhadap citra perempuan dalam iklan di televisi, di mana semakin tinggi tingkat kesadaran gender yang dimiliki oleh responden, maka semakin negatif persepsinya tentang citra perempuan dalam iklan di televisi. Persepsi responden perempuan terhadap citra perempuan dalam iklan di televisi juga ternyata memiliki perbedaan dengan persepsi responden laki-laki. Responden perempuan rata-rata menunjukkan persepsi yang negatif terhadap terhadap citra perempuan dalam iklan di televisi, sedangkan responden laki-laki rata-rata menunjukkan persepsi yang positif terhadap citra perempuan dalam iklan di televisi. Penelitian yang berkaitan dengan gender masih jarang dilakukan, apalagi untuk mengkaji bagaimana pengaruh gender ini di dalam suatu perusahaanorganisasiinstansi, bukan hanya di dalam suatu programkegiatan. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti 2007 adalah sama-sama mengkaji tentang tingkat kesadaran gender, tetapi penelitian Damayanti 2007 lebih dikaitkan dengan persepsi terhadap citra perempuan dalam iklan. Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Safitri 2007, yaitu menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pengembangan karier wanita, namun berbeda dalam tujuan penelitiannya, karena penelitian Safitri 2007 juga bertujuan untuk menganalisis persepsi hubungan gender dan mengidentifikasi manfaat bekerja yang diperoleh seorang wanita karier. Responden dalam penelitian Safitri 2007 juga dibatasi pada wanita yang sudah menikah, sedangkan responden dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Keunikan lain dari penelitian ini yaitu menambahkan variabel tingkat kesadaran gender ke dalam faktor internal, karena variabel ini merupakan variabel pembelajaran yang sangat berguna untuk membuktikan apakah kendala-kendala yang dihadapi oleh pegawai wanita dalam mengembangkan kariernya justru disebabkan oleh tingkat kesadaran gender dari pegawai wanita yang masih rendah, serta menganalisis pengaruh karakteristik pegawai wanita terhadap pengembangan kariernya yang meliputi usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan status pernikahan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap organisasi diharapkan untuk semakin meningkatkan kinerja dan produktivitasnya dalam menghadapi tantangan di era globalisasi yang semakin berat. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana BPMKB Kota Bogor sebagai salah satu instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas kinerja dan keberlangsungan Kota Bogor, berusaha dengan sebaik-baiknya untuk melayani kepentingan dan kebutuhan masyarakat Kota Bogor. Semakin banyaknya jumlah wanita yang terjun ke industri kerja wanita karier dan juga semakin terlihat kualitas kemampuan mereka yang tidak kalah dibandingkan dengan pria, mendorong instansi untuk membuka peluang yang lebih besar terhadap wanita. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama tanpa membedakan antara pria dan wanita. Walaupun pada kenyataannya, wanita karier masih mengalami berbagai hambatan, rintangan, dan konflik, baik dari internal maupun eksternal. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi wanita untuk berkarier. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal yang berasal dari diri pribadi individu wanita itu sendiri, yang terdiri dari motivasi, peran ganda, rasa bersalah, berani sukses, pengalaman, dan tingkat kesadaran gender. Selain itu juga terdapat faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri wanita yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan mikro-keluarga, komunitas, makro- masyarakat dan budaya, yang terdiri dari dukungan keluarga dan lingkungan kerja. Selanjutnya, faktor yang terakhir adalah karakteristik pegawai wanita tersebut yang terdiri dari usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan status pernikahan. Kita juga akan melihat bagaimana kebijakan-kebijakan yang telah ada berdasarkan perspektif gender, apakah sudah netral gender atau masih bias gender. Dengan kebijakan organisasi yang netral gender atau tanggap terhadap kebutuhan wanita, maka instansi telah menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi wanita dan mengurangi hambatan eksternal yang dihadapi oleh wanita. Wanita juga akan merasa memperoleh dorongan eksternal yang positif dari