Dukungan Keluarga Lingkungan Kerja

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang terakhir ditempuh dan berhasil dicapai oleh seseorang dalam kehidupannya. Variabel tingkat pendidikan akan dimasukkan ke dalam faktor karakteristik pegawai wanita untuk pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini.

6. Pengalaman

Menurut Ihromi dalam Safitri 2007, pengalaman kerja adalah pengalaman yang diperoleh seseorang sebagai pekerja di suatu perusahaan. Pengalaman wanita merupakan sumber berharga dalam menekuni dunia karier, karena pengalaman wanita seringkali ditiadakan sehingga menimbulkan masculine bias dalam berkarier. Pengalaman wanita sebagai pekerja di luar rumah biasanya dibutuhkan untuk mencapai karier yang lebih baik, karena wanita yang berpengalaman akan lebih terampil dan menguasai suatu pekerjaan yang ditekuninya.

2.3.2 Faktor Eksternal

1. Dukungan Keluarga

Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini dapat merupakan suami dan anak bagi wanita yang sudah menikah, atau orang tua bagi wanita yang belum menikah. Menurut Safitri 2007, dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap-sikap penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerja sama yang positif, ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus anak-anak, serta memberikan dukungan moral dan emosional terhadap karier atau pekerjaan istrinya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dukungan orang tua terhadap anak wanitanya dalam mengembangkan karier juga tidak jauh berbeda dengan pengertian tersebut, hanya saja tidak termasuk membantu dalam mengurus anak-anak.

2. Lingkungan Kerja

Keberadaan wanita dalam dunia kerja ditandai oleh pelecehan, diskriminasi, ketidakberdayaan, dan dominasi oleh pria. Dalam berbagai lingkungan kerja, wanita dihadapkan pada perlakukan diskriminatif di dalam dan antarorganisasi. Sekalipun semakin banyak wanita yang memasuki pasar kerja sektor formal, mereka seringkali menjadi sasaran perlakuan diskriminasi gender Oey Gardiner dkk, 1996. Pekerjaan dapat menjadi sumber ketegangan dan stres yang besar bagi para wanita bekerja. Peraturan kerja yang kaku, pemimpin yang tidak bijaksana, beban kerja yang berat, ketidakadilan yang dirasakan di tempat kerja, rekan-rekan yang sulit diajak bekerja sama, waktu kerja yang sangat panjang, atau ketidaknyamanan psikologis yang dialami di tempat kerja akan menyebabkan pekerja wanita merasakan lingkungan kerja yang tidak kondusif.

2.4. Gender

2.4.1 Konsep Gender dan Seks

Konsep penting yang perlu dipahami dalam membahas masalah kaum perempuan adalah membedakan antara konsep seks jenis kelamin dan gender. Dalam hal ini, pemahaman dalam membedakan kedua konsep tersebut sangat diperlukan dalam melakukan analisis untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan sosial yang menimpa kaum perempuan. Hal ini disebabkan oleh adanya kaitan yang erat antara perbedaan gender dan ketidakadilan gender dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara lebih luas Handayani dan Sugiarti, 2001. Menurut Suparno 1994, gender adalah konsep pembedaan pria dan wanita yang bersifat sosial, kultural, berbeda dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain, dari kurun waktu yang satu ke kurun waktu yang lain, sedangkan jenis kelamin atau seks merupakan sesuatu yang bersifat alami atau tetap. Jadi, sifat-sifat yang melekat pada konsep gender bukanlah kodrat karena tidak abadi dan dapat dipertukarkan. Menurut Handayani dan Sugiarti 2001, seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya laki-laki memiliki penis, testis, jakun, memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki rahim dan saluran- saluran untuk melahirkan, memproduksi sel telur, memiliki vagina, serta mempunyai alat untuk menyusui.