5
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Lubuk Beringin dipilih sebagai lokasi penelitian karena di desa ini masih terdapat sistem agroforest karet dari yang sederhana hingga kompleks. Tipe
penggunaan lahan lain seperti hutan primer dan sekunder juga masih ditemukan. Tipe agroforest karet pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur kebun
yaitu agroforest karet tua berumur 60 tahun dengan intensitas pengelolaan rendah, agroforest karet pada tahap produksi maksimum umur 30 tahun dan agroforest
karet muda 13 tahun dengan intensitas pengelolaannya sedang. Pada penelitian ini tingkat pertumbuhan yang diamati hanya pancang, tiang dan pohon, karena
penelitian mengenai potensi regenerasi anakan spesies pohon telah dilakukan oleh peneliti lain di kecamatan yang sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agroforestry
Huxley 1999 mendefinisikan bahwa agroforestry adalah sistem pengelolaan sumberdaya alam yang dinamis secara ekologi dengan penanaman
pepohonan di lahan pertanian atau padang penggembalaan untuk memperoleh berbagai produk secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan keuntungan
sosial, ekonomi dan lingkungan bagi semua pengguna lahan. Agroforestry dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem
agroforestry sederhana dan agroforestry kompleks de Foresta Michon 1997. Agroforestry sederhana merupakan suatu sistem pertanian yang menggabungkan
antara tanaman tahunan dan tanaman setahun dalam sebidang lahan. Sistem ini dicirikan oleh adanya satu spesies pohon sebagai komponen utama dengan satu
atau lebih spesies tanaman pangan setahun atau tanaman lainnya yang memiliki siklus pertumbuhan pendek. Sedangkan agroforestry kompleks merupakan suatu
sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis pepohonan berbasis pohon baik sengaja ditanam maupun tumbuh secara alami pada sebidang lahan
yang dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem yang menyerupai hutan. Penciri utama dari sistem agroforestry kompleks adalah kenampakan fisik dan
dinamika di dalamnya yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan sekunder. Oleh karena itu, sistem ini disebut sebagai agroforest
atau agroforest kompleks de Foresta et al. 2000. Salah satu contoh agroforest adalah ‘agroforest karet’ di Jambi Hairiah et al. 2003.
Agroforest karet merupakan suatu sistem agroforestry kompleks berbasis produksi komoditas yang secara ekonomi dianggap penting, namun juga berperan
dalam mempertahankan struktur, cadangan karbon dan kekayaan spesies dari vegetasi hutan sekunder de Foresta Michon 1996.
Agroforest karet di Indonesia dibangun dari proses pembukaan lahan hutan dengan melibatkan kegiatan tebas, tebang dan bakar. Selanjutnya, bibit karet
ditanam di lahan tersebut, disertai dengan penanaman padi lahan kering pada tahun pertama dan kedua. Spesies pohon hutan yang tumbuh kembali dari tunggul
dan spesies pohon hutan sekunder yang berasal dari proses penyebaran biji