18
3.8.2. Pendidikan
Masyarakat Desa Lubuk Beringin sangat memperhatikan masalah pendidikan. Meskipun saat ini hanya ada satu gedung Sekolah Dasar SD dan
satu gedung Madrasah Ibtidaiyah, namun mereka semangat untuk belajar. Sekolah Menengah Pertama SMP mereka tempuh di Desa Rantau Pandan yang berjarak
sekitar 15 kilometer dari Desa Lubuk Beringin. Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi mereka tempuh di ibukota kabupaten yaitu di Muara
Bungo atau di Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
3.8.3. Mata Pencaharian dan Pendapatan
Sebagian besar 75 masyarakat Desa Lubuk Beringin menggantungkan hidupnya pada kebun karet. Walaupun ada sekitar 15 orang yang bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil PNS, tetapi penghasilan utama mereka juga berasal dari kebun karet. Mengusahakan sawah mereka lakukan satu tahun sekali, tetapi hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
3.8.4. Persepsi Masyarakat terhadap Sumberdaya Hutan
Masyarakat Desa Lubuk Beringin yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada kebun karet masih beranggapan bahwa sumberdaya hutan terutama
kayu dan pohon buah-buahan tetap diperlukan. Kayu mereka gunakan untuk membangun rumah dan pohon buah-buahan dapat menjadi sumber penghasilan
ketika pohon karet diistirahatkan dari penyadapan yaitu pada musim kemarau. Sumberdaya hutan yang mereka butuhkan mereka tanam di kebun karet atau
mereka membiarkan pohon kayu dan buah-buahan tumbuh di kebun karetnya. Saat ini mereka tidak mengambil kayu dari hutan lagi, karena mereka
menyadari apabila hutan ditebang maka debit air mengecil dan kincir air pembangkit listrik tidak berputar sehingga mereka tidak mendapatkan aliran listrik.
3.8.5. Ketergantungan Masyarakat terhadap Sumberdaya Hutan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muntasyarah 2005 menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat Desa Lubuk Beringin terhadap sumberdaya
hutan relatif sedikit karena sebagian besar kebutuhan hidup dapat diperoleh dari kebun karet. Selain itu, jarak pemukiman ke hutan cukup jauh, yaitu sekitar 13
19 kilometer dan medan yang ditempuh cukup sulit berlereng terjal sehingga
mereka enggan pergi ke hutan.
3.9. Kondisi plot pengambilan contoh 3.9.1. Hutan Primer
Hutan primer yang diambil sebagai plot contoh adalah hamparan hutan yang merupakan kawasan hutan lindung dan berbatasan langsung dengan Taman
Nasional Kerinci Seblat TNKS, berada pada ketinggian 360 m di atas permukaan laut dpl. Topografi lokasi berbukit. Jarak dari pemukiman sekitar 8
km. Hutan masih cukup rapat dengan basal area 52,5 m
2
ha. Di sekitarnya dikelilingi oleh kebun karet muda sekitar 4 tahun. Kondisi hutan primer
ditampilkan pada Gambar 1.
A B Gambar 1. Kondisi tutupan hutan primer A dan lantai hutan B
3.9.2. Agroforest karet 60 tahun jauh dari hutan
Agroforest karet 60 tahun ini terletak sekitar 1 km dari pemukiman Desa Lubuk Beringin atau sekitar 8 km dari hutan primer. Topografinya bergelombang
dan berada pada ketinggian 180 m dpl. Penyiangan dilakukan setahun sekali pada lorong sadap. Di sekitarnya berupa lahan yang baru dibuka, kebun karet 30 tahun
dan kebun karet muda 4 tahun. Kondisi kebun disajikan pada Gambar 2.