Similaritas spesies antar tingkat pertumbuhan

54 subcordata, Litsea firma, Litsea oppositifolia, Parashorea malaanonan, Lithocarpus sp., Knema curtisii, Hydnocarpus sumatrana, Dyera costulata, Palaquium gutta, Scaphium macropodum dan Madhuca kingiana. Pada agroforest karet 30 tahun, jumlah spesies pancang yang mencapai tingkat pohon adalah Hevea brasiliensis dan Canarium littorale. Jadi, hanya 8 spesies pancang yang mampu beregenerasi sampai tingkat tiang dan pohon.

5.3.3. Similaritas spesies antar tipe tutupan lahan

Similaritas menunjukkan proporsi banyaknya spesies yang sama yang menempati tipe habitat tutupan lahan berbeda. Pada tingkat pancang, diagram pengelompokan similaritas spesies disajikan pada Gambar 24. 0.80 RA30S RA30F RA13S Forest SH13S RA60S 1.00 SH25F 0.95 0.90 0.85 SH10F Gambar 24. Diagram pengelompokan similaritas spesies tingkat pancang pada berbagai tipe tutupan lahan Agroforest 13 tahun memiliki similaritas spesies paling dekat dengan agroforest 30 tahun. Pada kedua tipe tutupan lahan tersebut ditemukan 18 spesies yang sama 25 dari total spesies pada keduanya. Spesies yang ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan tersebut merupakan spesies pioner dan umum ditemukan di berbagai tipe tutupan lahan yaitu Aporusa octandra, Canarium littorale, Desmon sp., Eugenia papilosa, Glochidion cf. arborescens, Gynotroches axillaris, Ixonanthes petiolaris, Litsea elliptica, Litsea firma, Mallotus macrostachyus, 55 Perunema canescens, Piper aduncum, Pternandra azurea, Rhodamnia cinerea, Saurauia cf. pentapetala, Teras bukit, Vitex pinnata dan Hevea brasiliensis. Spesies yang ditemukan pada agroforest karet 60 tahun memiliki kemiripan paling dekat dengan hutan sekunder 25 tahun. Sebanyak 30 spesies 18 yang ditemukan pada agroforest karet 60 tahun juga ditemukan di hutan sekunder 25 tahun. Spesies-spesies tersebut sebagian besar merupakan spesies pioner dan umum dijumpai pada berbagai tipe tutupan lahan. Spesies spesifik yang hanya ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan tersebut adalah Parashorea malaanonan dan Urophyllum hirsutum. Spesies tingkat pertumbuhan lanjut yang ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan adalah Diospyros lanceifolia, Elaeocarpus stipularis, Lithocarpus sp. dan Madhuca kingiana. Agroforest karet 60 tahun dan hutan sekunder 25 tahun memiliki similaritas spesies terdekat dengan hutan sekunder 10 tahun dan hutan primer. Hasil pengamatan menemukan 20 spesies yang sama terdapat pada agroforest karet 60 tahun, hutan sekunder 25 tahun dan hutan sekunder 10 tahun. Beberapa spesies tingkat pertumbuhan lanjut seperti Diospyros lanceifolia, Elaeocarpus stipularis, Lithocarpus sp. dan Madhuca kingiana sudah ditemukan pada hutan sekunder 10 tahun, tetapi Parashorea malaanonan tidak ditemukan lagi. Spesies tingkat suksesi lanjut yang ditemukan adalah spesies-spesies ’zoochory’. Similaritas pancang antara agroforest karet 60 tahun, hutan sekunder 25 dan 10 tahun mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hutan primer. Sebanyak 16 spesies 5 dari totalditemukan pada keempat tipe tutupan lahan tersebut. Spesies-spesies tersebut adalah spesies yang memiliki kisaran habitat luas, karena ditemukan hampir pada tiap tipe tutupan lahan di Lubuk Beringin. Sementara itu, agroforest karet 30 tahun dekat hutan primer memiliki similatitas spesies dengan hutan sekunder 13 tahun yang jauh dari hutan primer. Sebanyak 16 spesies 19 ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan tersebut. Spesies yang ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan hampir semuanya adalah spesies pioner, kecuali Shorea venulosa. Keberadaan S. venulosa yang memiliki ciri penyebaran biji ’anemochory’ kemungkinan dapat terjadi karena pohon induk berada tidak jauh dari lokasi ditemukannya. Agroforest karet 30 tahun berada 56 sekitar 300 m dari hutan primer dan hutan sekunder 13 tahun berbatasan dengan agroforest karet 50 tahun. Tipe tutupan lahan yang ada di sekitar kedua tipe tutupan lahan tersebut merupakan sumber biji dari S. venulosa. Pada tingkat tiang, similaritas spesies terdekat adalah antara hutan sekunder 10 tahun 13 tahun. Pada kedua tipe tutupan lahan ditemukan 6 spesies 21 yang sama dan semuanya merupakan spesies pioner. Agroforest karet 60 tahun memiliki silimaritas spesies terdekat dengan hutan sekunder 10 dan 13 tahun, meskipun hanya ada 2 spesies 4 sama yang ditemukan pada ketiga tipe tutupan lahan tersebut. Spesies yang ditemukan pada agroforest karet 60 tahun, hutan sekunder 10 dan 13 tahun adalah Macaranga peltata dan Macaranga sp. yang merupakan tumbuhan pioner. Diagram pengelompokan similaritas spesies tingkat tiang disajikan pada Gambar 25. 0.80 RA13S RA30S Forest SH25F SH10F 1.00 RA60S 0.98 0.95 0.93 SH13S 0.90 RA30F 0.88 0.85 0.82 Gambar 25. Diagram pengelompokan similaritas spesies tingkat tiang pada berbagai tipe tutupan lahan Hutan primer memiliki similaritas spesies tingkat tiang terdekat dengan hutan sekunder 25 tahun. Pada kedua tipe tutupan lahan tersebut ditemukan 8 spesies 17 yang sama yaitu Gymnacranthera contracta, Lithocarpus sp., Mitrephora maingayi, Scaphium macropodum, Shorea sp., Sterculia foetida,

Dokumen yang terkait

Praktek Nikah Tahlil (Studi Pada Desa Suka Jaya Kecamatan Muko-Muko Bathin Vii, Kabupaten Bungo, Jambi)

2 41 74

Perencanaan usahatani karet dan kelapa sawit berkelanjutan di DAS batang pelepat kabupaten Bungo provinsi Jambi

0 24 195

Perencanaan usahatani karet dan kelapa sawit berkelanjutan di DAS batang pelepat kabupaten Bungo provinsi Jambi

0 23 391

Perencanaan usahatani karet dan kelapa sawit berkelanjutan di DAS batang pelepat kabupaten Bungo provinsi Jambi

0 9 337

Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit di kecamatan pelepat ilir kabupaten bungo provinsi jambi

7 36 57

Peran Agroforest Karet dalam Pelestarian Spesies Pohon Studi Kasus di Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

0 3 93

MODEL PENGELOLAAN HUTAN ADAT BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA LUBUK BERINGIN KECAMATAN BATHIN III ULU KABUPATEN BUNGO (SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATERI PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM PADA BIDANG STUDI GEOGRAFI DI KELAS XI IPS SMA).

0 0 1

Analisis Lubuk Larangan Sebagai Wisata Ekologi Berbasis Kearifan Lokal Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu, Kebupaten Bungo,Jambi. (Sebagai Pendukung Substansi Materi Pengelolaan Sumber Daya Alam pada Bidang Studi Geografi di Kelas XI SMA).

0 0 3

LPSE Provinsi Jambi BUNGO. BUNGO

0 1 2

PRODUKSI RUANG WISATA DALAM PERSPEKTIF RITME GEOGRAFI DI DESA LUBUK BERINGIN KECAMATAN BATHIN III ULU KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI sebagai bahan ajar materiembelajaran kurikulum muatan lokal Lubuk Larangan dan Hutan Desa di Kabupaten Bungo - UNS Institu

0 1 16