Tinjauan Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Menurut David 2006, Di luar strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan daftar prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literatur yang dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif. Teknik tersebut adalah Matriks Perencanaan Strategis Quantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM, yang secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal ayang diidentifikasikan sebelumnya. Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Daya tarik relatif dari setiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Beberapa strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan berapapun strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut, tetapi hanya strategi-strategi di dalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Indariawati et al 2011 hasil penelitian adalah strategi pengembangan usaha yang paling tepat untuk dimplementasikan adalah memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran. Strategi tersebut dapat dicapai dengan cara penetrasi pasar, pengembangan produk yang sudah ada dan perluasan pasar, dengan tetap mengandalkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengatasi semua kelemahan dan mengantisipasi adanya ancaman yan berasal dari lingkungan perusahaan. Identifikasi dan evaluasi faktor lingkungan internal meliputi mutu poduk, diversifikasi produk, pengalaman berusaha, kapasitas produksi cukup besar dan loyalitas karyawan; disamping kurangnya promosi, pencatatan keuangan masih sederhana, tenaga pemasaran belum optimal, penetapan harga jual dan keterbatasan modal. Identifikasi dan evaluasi faktor lingkungan eksternal meliputi SDA, sosial budaya dan lingkungan, kemudahan proses produksi, kekuatan tawar menawar dari konsumen dan pemasok, keberadaan perusahaan sejenis, perusahaan pendatang baru, keberadaan produk sejenis, kebijakan pemerintah serta kondisi ekonomi dan politik. Anggun Farantika Eritmetik 2010 didapatkan kesimpulan bahwa : 1 Aktivitas Program Kemitraan dan Bina LingkunganPKBL oleh PTPN VII di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung dilakukan dengan memberikan pelatihan manajemen usaha kecil dan pemberian dana pinjaman program kemitraan, 2 Semakin tepat pemberian dana pinjaman program kemitraan maka proses dan tujuan pemberdayaan anggota kelompok agroindustri keripik dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL oleh PTPN VII akan semakin tercapai, 3 Semakin tinggi minat anggota KUB Telo Rezeki dalam mengembangkan usaha keripik maka proses dan tujuan pemberdayaan anggota kelompok agroindustri keripik dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL oleh PTPN VII akan semakin tercapai, 4 Proses pemberdayaan anggota kelompok agroindustri keripik dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL oleh PTPN VII mampu meningkatkan keterampilan anggota KUB Telo Rezeki Mitra PTPN VII dan 5 Proses pemberdayaan anggota kelompok agroindustri keripik dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL oleh PTPN VII mampu meningkatkan modal yang dimiliki anggota KUB Telo Rezeki Mitra PTPN VII. Nurmianto 2004 menerangkan bahwa untuk penilaian kinerja dari suatu model atau pola kemitraan terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan yaitu efektivitas, profesionalitas, pola pembinaan, pola pengawasan, modal yang disalurkan, potensi pengembangan, dan prosedur birokarsi yang ada. Bobot terbesar dari kriteria adalah pada kriteria efektivitas sebesar 0.354, kemudian secara berurutan adalah profesionalitas sebesar 0.24, prosedur birokrasi sebesar 0.159, pola pembinaan sebesar 0.104, pola pengawasan sebesar 0.068, potensi pengembangan sebesar 0.045, dan modal yang disalurkan sebesar 0.031. Model usulan adalah model kemitraan yang memfokuskan pengembangan kemitraan antara PT. INKA dan IKM dengan pengelolaan yang lebih profesional dengan adanya Badan Pengelola Dana BUMN yang bersifat mandiri. Pola Kemitraan yang sedang berjalan saat ini sebaiknya dirubah dengan model usulan guna mendukung kemajuan bersama win-win solution.

III. METODE PENELITIAN