Konsep Pemberdayaan TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Konsep Pemberdayaan

Menurut Hasyim 2005, kemitraan berasal dari kata mitra diangkat dari bahasa jawa, ”mitro” yang berarti kawan kerja atau pasangan kerja. Berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, pola-pola kemitraan terdiri dari : 1. Pola kemitraan inti plasma, yaitu pola kemitraan yang perusahaan mitranya bertindak sebagai perusahaan inti yang menampung, membeli hasil produksi, memberi pelayanan, bimbingan kepada petanikelompok tani dan kelompok mitra berlaku sebagai plasma. 2. Pola kemitraan subkontrak, yaitu pola kemitraan yang kelompok mitranya memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. 3. Pola kemitraan keagenan, yaitu pola kemitraan yang kelompok mitranya diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha perusahaan kemitraan. 4. Pola kemitraan dagang umum, yaitu pola kemitraan yang kelompok mitranya memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra atau dengan kata lain perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra. 5. Pola kemitraan KOA Kerjasama Operasional Agribisnis,yaitu pola kemitraan yang kelompok mitranya menyediakan lahan, sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi pertanian. 6. Pola kemitraan waralaba, yaitu pola kemitraan yang kelompok mitranya diberi hak lisensi merek dagang dan saluran pemasaran disertai bantuan manajemen. 7. Pola kemitraan bentuk-bentuk lain, yaitu pola kemitraan yang pada saat ini sudah berkembang, tetapi belum dibakukan atau pola baru yang akan timbul di masa yang akan datang. Menurut Hidayat dan Darwin 2001, faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan adalah variabel-variabel yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan pemberdayaan. Dalam konteks pemberdayaan rakyat diperlukan variabel pokok yang menjadi fokus utama dalam program pemberdayaan yaitu ekonomi dan sosial. Variabel ekonomi meliputi : Sumber Daya Manusia SDM, modal dan teknologi. Variabel sosial meliputi : keterampilan dan minat. 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah usaha kerja yang dapat disumbangkan dalam proses produksi yaitu SDM yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Sumberdaya manusia seringkali disebutkan sebagai kekayaan yang paling berharga dari suatu organisasi dan segala keberhasilan atau kegagalan banyak dipengaruhi oleh kualitas dari sumber ini. 2. Modal Modal dalam pengertian ekonomi adalah barang atau uang yang bersama- sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Modal berhubungan erat dengan uang, modal adalah uang yang tidak dibelanjakan, jadi disimpan untuk kemudian diinvestasikan. 3. Teknologi Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak terlepas daripada kemajuan teknologi. Teknologi yang senantiasa berubah itu adalah syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanianpun terhenti. 4. Keterampilan Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Keterampilan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah kemampuan dalam mengelola usaha yang dikembangkan. Rendahnya keterampilan dalam kelompok sasaran dapat dikembangkan melalui intervensi bantuan modal, pelatihan dan pengadaan teknologi sesuai dengan kebutuhan. 5. Minat Minat adalah keinginan atau dorongan atas jenis usaha yang akan dikembangkan. Minat merupakan suatu variabel sosial yang sangat penting untuk diketahui, karena meskipun suatu unit usaha memiliki skor variabel ekonomi yang sangat baik, namun bila tidak diminati maka hal ini mengindikasikan bahwa unit usaha tersebut kurang atau bahkan tidak prospek untuk dikembangkan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL memiliki visi untuk menjadi bagian yang mampu menciptakan dan mendukung keberlanjutan perusahaan melalui harmonisasi kepentingan perusahaan, hubungan sosial kemasyarakatan dan lingkungan PTPN 2009. Misi dari PKBL adalah untuk : 1. Menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat, khususnya UMKM, agar menjadi tangguh dan mandiri. 2. Memberdayakan masyarakat dan wilayah berdasarkan potensi, peran dan partisipasi masyarakat. 3. Membantu masyarakat mendapatkan fasilitas sosial dan umum yang layak dan sehat sesuai dengan kebutuhannya felt needs. 4. Mempertahankan dan mengembangkan fungsi dan kualitas lingkungan. 5. Membentuk perilaku wirausaha dan masyarakat yang etis dan professional. Tujuan PKBL adalah : 1. Terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat dengan memperluas kesempatan berusaha di UMKM. 2. Terbentuknya masyarakat yang mandiri berdasarkan potensi sumberdaya manusia dan alam yang dimiliki. 3. Terpenuhinya fasilitas sosial dan umum yang layak, sehat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4. Terjaganya kelestarian alam dan lingkungan. 5. Terwujudnya masyarakat dan mitra binaan yang memiliki perilaku etis dan professional. Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara BUMN PTPN 2009. Usaha kecil yang dapat diikut sertakan dalam program kemitraan memiliki beberapa syarat, yaitu : 1. Milik Warga Negara Indonesia WNI. 2. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 3. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 4. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 satu tahun. 5. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. Setelah memenuhi semua persyaratan di atas, mitra binaan memiliki kewajiban yang harus dijalankan yaitu melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN pembina, menyelenggarakan pencatatanpembukuan dengan tertib membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati serta menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada BUMN pembina. Selain mitra binaan, BUMN pembina kemitraan juga memiliki kewajiban, yaitu : 1. Membentuk unit program kemitraan dan program bina lingkungan. 2. Menyusun Standard Operating Procedure SOP untuk pelaksanaan program kemitraan dan program bina lingkungan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi SKD. 3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran RKA program kemitraan dan program bina lingkungan. 4. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon mitra binaan secara langsung. 5. Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan kepada mitra binaan dan dana program bina lingkungan kepada masyarakat. 6. Melakukan pemantuan dan pembinaan terhadap mitra binaan. 7. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan. 8. Melakukan pembukuan atas program kemitraan dan program bina lingkungan. 9. Menyampaikan laporan pelaksanaan program kemitraan dan program bina lingkungan yang meliputi laporan berkala baik triwulanan maupun tahunan kepada menteri. 10. Menyampaikan laporan berkala baik triwulanan maupun tahunan kepada koordinator BUMN pembina di wilayah masing-masing. Sumber dana atau pembiayaan program kemitraan didapatkan dari penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2, hasil jasa administrasi pinjaman, bunga deposito dan jasa giro dari dana program kemitraan setelah dikurangi beban operasional. Peruntukan dana program kemitraan dibedakan menjadi dua yaitu pinjaman dan hibah. Pinjaman dilakukan untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan. Hibah digunakan untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal -hal lain yang mengangkat peningkatan produktivitas mitra binaan serta untuk pengkajian atau penelitian maksimal 20 dari penyaluran dana kemitraan. Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan Suharto 2009. Pemberdayaan sebagai suatu proses adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai tujuan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksud adalah masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan adalah proses menjadikan masyarakat menjadi mandiri, bukan tergantung kepada orang lain dan membantu masyarakat menjadi pemain utama subjek bukan sebagai pembantu atau penonton Irwan 2007. Pemberdayaan bukan hanya meliputi individu dan kelompok masyarakat lapisan bawah, pinggiran dan pedesaan sebagai kelompok sasaran, tetapi seluruh sumberdaya manusia yang berperan dalam kelompok masyarakat. Istilah pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka Adi 2002. Menurut Kartasasmita 1996 yang diacu oleh Hafsah 2008 mengemukakan bahwa upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga sisi yaitu : 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena bila hal tersebut terjadi maka akan terjadi kepunahan, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya sehingga akan membuat masyarakat semakin berdaya. 2. Memberdayakan juga mengandung arti melindungi dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, disebabkan karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. 3. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan, serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan mengadakan hubungan antara sesama mereka Soekanto, 1990. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga kesadaran untuk saling menolong. Menurut Mulyana 2005 dalam Effendy 2006 kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Salah satu ciri terpenting dari kelompok menurut Mardikanto 1991, adalah suatu kesatuan sosial yang memiliki kepentingan bersama dan tujuan bersama. Tujuan ini dicapai melalui pola interaksi yang mantab dan masing-masing individu yang menjadi anggotanya memiliki perannya sendiri-sendiri. Kelompok dapat diartikan sebagai himpunan yang terdiri dari dua atau lebih individu manusia yang memiliki ciri-ciri : 1. Memiliki ikatan yang nyata 2. Memiliki interaksi dan interrelasi sesama anggotanya 3. Memiliki struktur dan pembagian tugas yang jelas 4. Memiliki kaidah-kaidah atau norma tertentu yang disepakati bersama 5. Memiliki keinginan dan tujuan bersama Menurut Rakhmat 2000, kelompok mempunyai tujuan dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya. Dengan kata lain, kelompok memiliki dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. Menurut Notohadiprawiro 2006, agroindustri adalah industri yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian. Istilah agroindustri merujuk pada suatu jenis industri yang bersifat pertanian. Agroindustri merupakan industri besar karena : 1. Menggunakan sumberdaya yang sangat beraneka. 2. Berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Melibatkan sejumlah tenaga kerja dengan berbagai keterampilan. 4. Memerlukan kemahiran mengelola secara terpadu integrative, menyeluruh comprehensive dan lentur flexible. 5. Melibatkan beraneka kegiatan jasa, meliputi komunikasi, transportasi, informasi, pendidikan, penelitian dan tataniaga. 6. Melibatkan uang dalam jumlah besar. Industri merupakan komponen dari agribisnis. Pengertian agroindustri sebagai komponen dari sistem agribisnis merupakan industri yang mengolah bahan baku dari hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting karena pada umumnya mampu menghasilkan nilai tambah dari produk segar hasil pertanian.

2.3 Gambaran Umum Komoditas Pisang