Tabel 30. Strategi Prioritas SWOT Anggota Kelompok Agroindustri Keripik PKBL PTPN VII
Ranking Strategi
Visi Misi Tujuan Skor 1
Meningkatkan skill dan penguasaan teknologi untuk meningkatkan citra
produk. 4
3 7
2 Memanfaatkan produk makanan khas
daerah dengan berbagai variasi rasa, untuk dapat bersaing dengan kompetitor
produk sejenis. 4
3 7
3 Meningkatkan daya dukung dana yang
rendah dengan memanfaatkan daya dukung dari pemerintah atau BUMN.
3 3
6 4
Meningkatkan skill dan penguasaan tekhnologi yang rendah, untuk bersaing
dengan kompetitor produk sejenis. 4
2 6
5 Memanfaatkan produk sebagai makanan
khas daerah untuk mendapatkan peluang pasar yang besar.
2 3
5 6
Memanfaatkan lokasi
sentra usaha
keripik untuk mendapatkan daya dukung pemerintah atau BUMN.
2 3
5 7
Memanfaatkan hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku untuk
mendapatkan harga yang tidak terlalu mahal.
3 2
5 8
Memanfaatkan harga
produk yang
terjangkau untuk menciptakan citra produk yang baik di mata konsumen.
3 2
5 9
Memanfaatkan harga
produk yang
terjangkau, untuk
bersaing dengan
kompetitor produk sejenis. 3
2 5
10 Merubah
manajemen yang
masih tradisional,
untuk bersaing
dengan kompetitor produk sejenis.
2 2
4
4.4.2 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM adalah alat untuk menyusun strategi dan mengevaluasi berbagai strategi alternatif berdasarkan
faktor – faktor keberhasilan eksternal dan internal yang diidentifikasi oleh SWOT.
Dari sepuluh strategi yang dihasilkan oleh analisis SWOT, dilakukan pemberian skor alternatif yang disesuaikan dengan faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang ada. Skor alternatif tersebut dikalikan dengan bobot yang ada, sehingga dapat dihasilkan total skor alternatif. Total alterrnatif skor pada 10
strategi SWOT dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Total alterrnatif skor pada 10 strategi
Ranking Strategi
Total Alternatif Skor
1 Meningkatkan skill dan penguasaan teknologi
untuk meningkatkan citra produk. 4,536
2 Memanfaatkan produk makanan khas daerah
dengan berbagai variasi rasa, untuk dapat bersaing dengan kompetitor produk sejenis.
4,398 3
Meningkatkan daya dukung dana yang rendah dengan
memanfaatkan daya
dukung dari
pemerintah atau BUMN. 3,873
4 Meningkatkan skill dan penguasaan tekhnologi
yang rendah, untuk bersaing dengan kompetitor produk sejenis.
3,637 5
Memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah untuk mendapatkan peluang pasar yang
besar. 3,605
6 Memanfaatkan lokasi sentra usaha keripik untuk
mendapatkan daya dukung pemerintah atau BUMN.
3,538 7
Memanfaatkan hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku untuk mendapatkan harga
yang tidak terlalu mahal. 3,537
8 Memanfaatkan harga produk yang terjangkau
untuk menciptakan citra produk yang baik di mata konsumen.
3,484 9
Memanfaatkan harga produk yang terjangkau, untuk bersaing dengan kompetitor produk sejenis.
3,258 10
Merubah manajemen yang masih tradisional, untuk bersaing dengan kompetitor produk sejenis.
3,159
Dari 10 strategi SWOT tersebut, dipilih 3 total skor alternatif terbesar. Total skor alternatif terbesar akan menjadi rekomendasi strategi utama dalam
penelitian ini. Hasil dari perhitungan ini telah didapatkan tiga strategi utama yang dipertimbangkan menurut hasil analisis QSPM. Tiga strategi prioritas utama
menurut QSPM dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Tiga Strategi Utama menurut QSPM Ranking
Strategi Total Alternatif
Skor 1
Meningkatkan daya dukung dana yang rendah dengan memanfaatkan daya dukung dari
pemerintah atau BUMN. 4,536
2 Meningkatkan skill dan penguasaan teknologi
untuk meningkatkan citra produk. 4,398
3 Memanfaatkan produk makanan khas daerah
dengan berbagai variasi rasa, untuk dapat bersaing dengan kompetitor produk sejenis.
3,873
Tabel 32 mengindikasikan bahwa anggota kelompok agroindustri PKBL PTPN VII perlu meningkatkan daya dukung dana yang rendah dengan
memanfaatkan daya dukung dari pemerintah atau BUMN. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah keseluruhan daya tarik total sebesar 4,536 Lampiran
17. Prioritas kedua adalah meningkatkan skill dan penguasaan teknologi untuk meningkatkan citra produk dengan nilai daya tarik total sebesar 4,398 Lampiran
17 lalu memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah dengan berbagai variasi rasa untuk dapat bersaing dengan kompetitor produk sejenis dengan total
nilai sebesar 3,873 Lampiran 17. Strategi pertama yang direkomendasikan terkait dengan aspek keuangan
yaitu dengan meningkatkan daya dukung dana yang rendah dengan memanfaatkan daya dukung dari pemerintah atau BUMN. Daya dukung dana yang rendah
merupakan salah satu hambatan usaha yang dimiliki anggota kelompok agroindustri keripik, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan sumber bahan
baku, sehingga jumlah produksi pun terbatas. Untuk dapat meningkatkan daya dukung dana yang rendah artinya kelompok ini perlu lebih aktif mencari atau
memanfaatkan sumber-sumber pendanaan dengan bunga yang rendah untuk dapat meningkatkan modal usaha guna mengembangkan usahanya. Dukungan dana dari
pemerintah atau BUMN sangat dibutuhkan pula untuk meningkatkan citra produk. Strategi kedua yang direkomendasikan terkait dengan aspek produksi yaitu
dengan meningkatkan skill dan penguasaan teknologi untuk meningkatkan citra produk melalui peningkatan mutu produk dan promosi. Karena daya dukung dana
yang rendah anggota kelompok tidak dapat berbuat banyak untuk meningkatkan skill dan keterampilan dalam berusaha. Untuk dapat meningkatkan skill dan
penguasaan teknologi, maka PTPN VII harus membantu anggota kelompok dengan memberikan pelatihan-pelatihan manajemen dan kewirausahaan kepada
Mitra Binaan untuk meningkatkan citra produk keripik. Karena sejauh ini, anggota kelompok masih menggunakan varian rasa berkualitas rendah pada
produknya, sehingga rasa produk akan terasa pahit diujung lidah. PTPN VII juga harus membantu para anggota kelompok untuk mengikuti gelar karya PKBL
BUMN pada acara-acara seperti Pameran Pasar Murah, Pameran Gebyar PKBL BUMN, Pameran Expo Nusantara, Pameran Gelar Dagang dan Bisnis Expo
sebagai ajang mempromosikan usaha mitra binaan anggota kelompok agroindustri keripik.
Bila anggota kelompok agroindustri PKBL PTPN VII dapat memanfaatkan citra produk yang baik, maka kesejahteraan anggota akan tercapai
karena akan banyak pembeli yang datang untuk berkunjung dan membeli produk keripiknya. Sehingga perputaran persediaan barang akan membaik dan akan terus
terjaga kualitasnya. Salah satu cara anggota kelompok untuk dapat meningkatkan citra poduknya yaitu dengan memanfaatkan skill dan penguasaan teknologi yang
diberikan oleh PTPN VII terkait dengan meningkatkan mutu dan kualitas produk terhadap rasa dan varian rasa keripik, pengemasan produk berlabel dan pemberian
tanggal kadaluarsa agar konsumen yakin terhadap produk yang dijual. Strategi ketiga yang direkomendasikan terkait dengan aspek pemasaran
produk yaitu dengan memanfaatkan produk makanan khas daerah dengan berbagai variasi rasa, untuk dapat bersaing dengan kompetitor produk sejenis.
Keripik pisang merupakan salah satu makanan khas daerah Lampung, sehingga produk tersebut banyak dicari dan diminati oleh pengunjung baik dalam maupun
luar daerah. Dengan memanfaatkan keripik pisang sebagai makanan khas daerah, maka anggota kelompok agroindustri seharusnya dapat memanfaatkan peluang
yang ada untuk menjadikan daerahnya sebagai sentra industri keripik yang terkenal di Kota Bandar Lampung. Karena kini, keripik pisang memiliki banyak
variasi rasa baru. Para kompetitor produk sejenis berlomba-lomba untuk dapat meningkatkan mutu dan citra produk, untuk menarik minat konsumen.
Dari ketiga strategi yag dihasilkan oleh Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif, pengaruh dari umur, tingkat pendidikan, dan lamanya usaha anggota
sangat menentukan keberhasilan PKBL PTPN VII. Semakin tinggi umur anggota, maka
semakin enggan
anggota dalam
menerapkan strategi
yang direkomendasikan, karena biasanya mereka masih memakai kebiasaan lama yang
diperoleh dari orang tuanya. Namun, anggota yang memiliki umur lebih muda, mereka mau menerapkan ilmu dan strategi yang didapat untuk mengembangkan
usahanya, karena anggota muda mau belajar dan menerapkan teknologi terbaru yang diberikan oleh PTPN VII.
Tingkat pendidikan anggotapun menentukan keberhasilan PKBL PTPN VII. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin giat dan mau
menerapkan strategi yang didapat, begitupun sebaliknya. Selain itu, lamanya berusaha keripik juga akan menentukan keberhasilan PKBL PTPN VII, karena
semakin lama anggota berusaha keripik, akan semakin paham dan mengerti tentang seluk beluk usahanya.
4.5 Implikasi Manajerial