Faktor Kelemahan Matriks IFE

4 Lokasi merupakan sentra usaha keripik Letak lokasi agroindustri keripik PKBL PTPN VII berada di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Wilayah ini dekat dengan Kantor Direksi PTPN VII dan letak wilayah ini cukup strategis dan didukung dengan simbol pemasaran yang sangat mencolok yaitu dengan adanya Gapura selamat datang, sehingga menjadikan letak usaha agroindustri keripik PKBL PTPN VII menjadi tersentral dan mudah dikunjungi.

b. Faktor Kelemahan

1 Manajemen yang masih tradisional Tingkat manajemen dalam pelaksanaan usaha sangat berpengaruh terhadap baik atau tidaknya suatu organisasi tersebut, semakin lengkapnya manajemen yang didapat dan dikuasai oleh suatu organisasi maka akan semakin maju tingkat usaha tersebut. Namun, dalam pelaksanaan yang ada pada anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII ini, tingkat manajemennya tergolong masih rendah, sehingga pelaksanaan usahanya masih tersendat- sendat. 2 Biaya tenaga kerja yang tinggi Kelompok agroindustri keripik masuk dalam golongan industri rumah tangga. Dimana anggota kelompok ini hanya memperkerjakan beberapa karyawan dari luar rumah tangga. Hal ini dikarenakan oleh makin tingginya biaya tenaga kerja di sekitar sentra agroindustri keripik. Biaya tenaga kerja per tiap kegiatannya berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat keterampilannya. Hal ini yang menjadikan pemilik usaha harus mempertimbangkan banyaknya karyawan atau buruh dengan jumlah produksi beserta keuntungannya. 3 Daya dukung dana rendah Modal usaha yang dimiliki anggota kelompok agroindustri keripik sangat terbatas, terutama dalam hal memenuhi kebutuhan untuk berproduksi tinggi. Hal ini menyebabkan dibutuhkan kucuran bantuan dana dari pemerintah ataupun PTPN VII sebagai mitra binaan agar anggota kelompok dapat mengembangkan usahanya tersebut . 4 Skill dan penguasaan teknologi rendah Kemampuan para anggota kelompok untuk melaksanakan manajemen seperti pencatatan laporan keuangan dan laporan neraca masih sangat rendah, bahkan mereka belum cukup mengerti dan memahami manfaat dari adanya pembukuan. Sehingga data-data keuangan yang dimiliki tiap anggota masih belum tercatat dengan rapi dan teratur.

c. Matriks IFE

Matriks IFE diperoleh dari hasil penilaian bobot Lampiran 11 dan skor alternatif faktor internal anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL PTPN VII. Matriks IFE anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL PTPN VII dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Matriks Evaluasi Faktor Internal anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL PTPN VII Faktor-faktor Internal Bobot Skor Alternatif Nilai yang dibobot Kekuatan : 1 Perencanaan strategis yang tidak terlalu mahal dan rumit 0,162 4 0,648 2 Harga produk terjangkau 0,143 3 0,429 3 Produk sebagai makanan khas daerah 0,171 4 0,684 4 Lokasi merupakan sentra usaha keripik 0,157 3 0,471 Jumlah 2,232 Kelemahan : 1 Manajemen yang masih tradisional 0,075 1 0,075 2 Biaya tenaga kerja yang tinggi 0,060 2 0,120 3 Daya dukung dana rendah 0,063 1 0,063 4 Skill dan penguasaan tekhnologi rendah 0,070 2 0,140 Jumlah 0,398 Total nilai IFE 1,000 2,630 Pada Tabel 26 terlihat bahwa faktor internal untuk kekuatan yang paling penting terdapat pada kekuatan 3 yaitu produk sebagai makanan khas daerah yang diberi bobot 0,171 dinilai oleh PTPN VII dan Ketua KUB dengan nilai skor alternatif 4 yang artinya PTPN VII dan Ketua KUB menilai bahwa faktor tersebut merupakan kekuatan utama. Faktor kekuatan yang tidak penting terdapat pada kekuatan 2 yaitu harga produk terjangkau, yang diberi bobot 0,143 dengan nilai skor alternatif 3 yang artinya PTPN VII dan Ketua KUB menilai bahwa faktor tersebut kurang penting. Nilai yang dibobot paling tinggi untuk kekuatan terletak pada produk sebagai makanan khas daerah, faktor tersebut dianggap paling penting oleh PTPN VII dan Ketua KUB terlihat dari nilai yang dibobot paling tinggi sebesar 0,684. Faktor internal untuk kelemahan yang paling penting terdapat pada kelemahan 1 yaitu manajemen yang masih tradisional, yang diberi bobot 0,075 dinilai oleh PTPN VII dan Ketua KUB dengan nilai skor alternatif 1 yang artinya PTPN VII dan Ketua KUB menilai bahwa faktor tersebut merupakan kelemahan kecil. Faktor kelemahan yang tidak penting terdapat pada kelemahan 2 yaitu biaya tenaga kerja yang tinggi, yang diberi bobot 0,060 dengan nilai skor alternatif 2 yang artinya PTPN VII dan Ketua KUB menilai bahwa faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama. Nilai yang dibobot paling tinggi untuk kelemahan terletak pada skill dan penguasaan teknologi yang rendah, faktor tersebut dianggap paling penting oleh PTPN VII dan Ketua KUB, terlihat dari nilai yang dibobot paling tinggi sebesar 0,140. Jumlah nilai yang dibobot untuk kekuatan anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII berjumlah 2,232 dan jumlah nilai yang dibobot untuk kelemahan anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII berjumlah 0,398. Dari matriks IFE anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII diketahui total nilai IFE sebesar 2,630 yang menunjukkan bahwa kondisi internal anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII berada di atas rata-rata.

2. Evaluasi Faktor Eksternal

Faktor-faktor dari luar anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII dapat mempengaruhi besar kecilnya peranan PTPN VII ini dalam mendukung usaha mitra binaannya. Faktor eksternal dibedakan menjadi dua, yaitu faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang yaitu peluang-peluang anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII untuk dapat meningkatkan perannya, sedangkan faktor ancaman yaitu bahaya yang dapat dihadapi oleh anggota kelompok agroindustri keripik PKBL PTPN VII, sehingga dapat mempengaruhi bahkan menurunkan peranannya terhadap pembangunan sektor usaha. a. Faktor Peluang 1 Citra produk baik Anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL oleh PTPN VII di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung dalam menjalankan usahanya tentu memiliki nilai lebih dikarenakan telah adanya citra produk keripik sebagai ciri khas oleh –oleh makanan khas Provinsi Lampung. Peluang dalam menjalankan usaha ini memiliki nilai dan manfaat yang menguntungkan bagi anggota kelompok agroindustri keripik dikarenakan produk telah dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat umum. 2 Hubungan baik dengan pemasok bahan baku Anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL oleh PTPN VII dalam pelaksanaan usahanya tentu harus menjalin hubungan baik dengan tiap penyedia bahan baku, sehingga kebutuhan akan bahan baku dapat terus tersedia dan pelaksanaan produksi usaha tidak terganggu. 3 Peluang pasar yang besar sebagai sentra agroindustri keripik Sentra agroindustri keripik PKBL PTPN VII yang terlokalisasi tentu menjadi nilai lebih yang mendorong peluang pasar sehingga semakin terbuka dan diminati oleh masyarakat, serta dapat mendorong minat para anggota anggota kelompok agroindustri keripik untuk menjalankan usaha akan semakin tinggi. 4 Daya dukung pemerintah atau BUMN Keterlibatan pemerintah ataupun BUMN tentu sangat penting dalam mendorong keberlangsungan usaha agroindustri keripik, sehingga minat anggota kelompok untuk menjalankan usaha akan semakin termotivasi. Kucuran pinjaman dana atau pun pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh PTPN VII telah mampu menggerakkan sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung untuk terus berkembang.

b. Faktor Ancaman