Keterampilan anggota kelompok dalam teknis produksi dan pemasaran

Pendapatan responden bervariasi tergantung pada besarnya omset penjualan dan biaya operasional produksi yang dikeluarkan. Pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya. Secara rinci sebaran responden berdasarkan pendapatan keripik per bulan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Pendapatan anggota kelompok per bulan dalam ribu rupiah No Nama Responden Dalam ribu rupiah Omzet Biaya Pendapatan Penjualan a Operasional b a-b 1 Sucipto Adi 72.900 52.564 20.336 2 Gunawan 46.500 42.000 4.500 3 Wagiman 70.550 49.750 20.800 4 Een Sarwani 54.500 48.090 6.410 5 Mardiyah 51.000 38.400 12.600 6 Suheri 28.150 21.700 6.450 7 Firmansyah 37.000 29.580 7.420 8 Hariyanto 62.655 25.064,80 37.590,2 9 Suwarno 67.000 40.720 26.280 10 Suhartono 56.560 43.550 13.010 11 Ratnawati 31.000 24.490 6.510 12 Heriyanto 21.500 19.430 2.070 Jumlah 599.315 435.338,80 163.976,20 Rata-rata 49.942,92 36.278,23 13.664,68

b. Keterampilan anggota kelompok dalam teknis produksi dan pemasaran

hasil Keterampilan adalah kemampuan teknis anggota kelompok agroindustri keripik dalam mengelola usaha yang dikembangkan. Keterampilan meliputi keterampilan dalam teknis produksi dan keterampilan dalam pemasaran hasil. Seluruh responden yaitu 12 orang 100 memiliki keterampilan yang tinggi dalam teknis produksi dan dalam pemasaran hasil. Pemilihan bahan baku dilakukan dengan memperhatikan varietas, umur dan penampilan fisik sehat bahan baku. Bahan baku yang sudah terpilih selanjutnya akan dikupas, dicuci dan diiris sesuai keinginan. Proses pengupasan kulit dilakukan secara manual dengan bantuan pisau. Pada proses ini, sebaiknya pekerja menggunakan sarung tangan agar tidak terkena getah pisang namun di lapangan responden tidak menggunakannya dikarenakan menurut mereka penggunaan sarung tangan tidak praktis. Setelah bahan baku dikupas, tahap selanjutnya adalah pencucian. Proses pencucian bertujuan untuk membuang kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan daging pisang. Proses selanjutnya adalah perendaman. Khusus untuk keripik pisang dalam jumlah besar, proses perendaman dilakukan dengan tujuan menghindari timbulnya warna kecoklatan pada permukaan pisang dan pada irisan pisang. Timbulnya warna kecoklatan disebabkan oleh adanya getah pada pisang. Pengirisan bahan baku dilakukan secara manual menggunakan alat pengiris pasahan dengan tebal 1 - 1,5 mm. Setelah bahan baku siap proses selanjutnya adalah penggorengan. Pada saat penggorengan responden menggunakan wajan atau penggorengan yang selalu sesuai dengan jumlah bahan baku yang akan digoreng agar tidak menyebabkan hancurnya irisan pisang. Penggorengan 1 kg bahan baku memerlukan1-2 liter minyak. Minyak tersebut baiknya digunakan untuk 1-2 kali penggorengan. Penggunaan minyak goreng berulang kali pada suhu tinggi akan mengakibatkan hidrolis lemak menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak menjadi tengik dan membentuk asam lemak trans yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol yang berujung pada penyakit tekanan darah tinggi dan jantung serta akan membentuk akrolein yaitu suatu senyawa yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan dan menimbulkan batuk. Selain itu, konsumen juga beresiko terkena penyumbatan pembuluh darah dan jantung koroner. Minyak ini juga bersifat karsinogen sehingga bisa menyebabkan kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa responden yang menggunakan minyak lebih dari 2 kali penggorengan yaitu sampai 4 kali penggorengan. Pada saat penelitian ditemukan satu kasus yaitu bahwa ada salah satu responden yang mencampurkan minyaknya dengan jelantah. Kurang lebih minyak bagus sebanyak 5-6 liter dicampur dengan ± 0,5 liter minyak jelantah. Hal ini dilakukannya untuk mengurangi jumlah jelantah yang dibuang. Pada responden lain minyak jelantah digunakan untuk minyak sayur namun ada beberapa responden yang menjual minyak jelantah dengan harga Rp.4.000liter – Rp.7.000 liter. Setelah proses penggorengan, dilakukan proses penirisan. Penirisan bertujuan untuk meniriskan minyak sehingga keripik menjadi kering. Setelah keripik selesai ditiris, selanjutnya diberikan bahan tambahan. Bahan tambahan berguna untuk memberikan rasa pada keripik sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya jual lebih. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan aneka keripik yaitu garam halus, gula pasir, gula merah, cabai bubuk dan aneka flavour atau seasoning. Aneka flavour atau seasoning berfungsi untuk memberikan rasa khas pada keripik seperti keju, jagung bakar, susu, coklat, mocca, melon, barbeque dan lain-lain. Keterampilan dalam pemasaran hasil dimulai dari proses pengemasan hingga produk dipasarkan ke konsumen. Sebelum mengemas keripik, dilakukan proses penyortiran. Penyortiran bertujuan untuk menentukan kualitas keripik yang utuh dan yang pecah. Keripik yang tidak utuh atau pecah dijual dengan harga yang berbeda. Keripik pecah biasanya dibeli oleh pedagang untuk diecerkan di sekolah- sekolah. Proses penyortiran bertujuan pula untuk menyeragamkan ukuran dan bentuk keripik pisang dalam satu kemasan. Setelah keripik disortir selanjutnya adalah proses pengemasan. Pengemasan yang tepat akan membantu melindungi produk dari kerusakan. Keripik adalah produk yang rawan terhadap udara luar. Kerenyahan keripik akan cepat berkurang apabila produk dibiarkan di ruang terbuka. Kemasan terdiri dari dua jenis yaitu kemasan inti dan tambahan. Kemasan inti adalah kemasan plastik sedangkan kemasan tambahan adalah seperti sangkek dan kotak. Agar produk yang dijual mempunyai nilai jual yang tinggi maka kemasan perlu diberi label. Pemberian label untuk menginformasikan produk seperti nama, komposisi dan tanggal kadaluarsa. Proses terakhir adalah pemasaran. Pemasaran merupakan faktor yang menjadi ujung tombak dalam kegiatan suatu agroindustri secara keseluruhan. Keseluruhan responden di sentra agroindustri keripik melakukan pemasaran keripik secara langsung dan tidak langsung. Sistem pemasaran langsung berarti bahwa produsen memasarkan produk langsung ke konsumen tanpa perantara. Cara ini dilakukan dengan membuka toko atau kios. Pemasaran tidak langsung adalah produsen memasarkan ke pedagang pengecer untuk dijual kembali ke konsumen. Adapun diagram alir pembuatan keripik di Sentra Agroindustri Keripik dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram alir produksi keripik di Sentra Agroindustri Keripik Pemilihan Bahan baku Pengupasan kulit bahan baku Pencucian Perendaman bahan baku Pengirisan bahan baku Proses penggorengan Pemberian bahan tambahan yaitu garam halus, gula pasir, gula merah, cabai bubuk dan aneka flavour rasa Proses penirisan bertujuan untuk meniriskan minyak sehingga keripik menjadi kering. Penyortiran keripik, lalu dikemas dan diberi pelabelan Pemasaran keripik

4.4 Rencana Strategis Pengembangan