2.3. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang  muncul  setelah  membandingkan  antara  kinerja  hasil  produk  yang
dipikirkan  terhadap  kinerja  yang  diharapkan  Kotler,  2005.  Kepuasan pelanggan  dipandang  sebagai  konsep  multi  dimensional  yang  melibatkan
biaya, kemudahan sarana, aspek teknis dan interpersonal, serta hasil akhir. Kepuasan  ini  terjadi  sebagai  hasil  berpengaruhnya  keterampilan,
pengetahuan, perilaku, sikap dan penyedia sarana. Tingkat  kepuasan juga amat  subyektif  dimana  satu  pelanggan  dengan  pelanggan  lain  akan
berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti umur, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, kedudukan sosial, tingkat ekonomi,
budaya, sikap mental dan kepribadian Assegaff, 2009:174.
Irawan  2007  mendefinisikan  kepuasan  pelanggan  sebagai persepsi  pelanggan  terhadap  produk  atau  jasa  yang  telah  memenuhi
harapannya.  Mowen  dan  Minor  2002  mendefinisikan  sebagai keseluruhan  sikap  yang  ditunjukkan  pelanggan  atas  barang  atau  jasa,
setelah memperoleh dan menggunakannya. Definisi tersebut menunjukkan bahwa  kepuasan  pelanggan  merupakan  penilaian  evaluatif  pasca
pembelian  yang  disebabkan  oleh  seleksi  pembelian  khusus  dan pengalaman  konsumsi  atau  penggunaan  terhadap  suatu  barang  atau  jasa.
Pelanggan  membandingkan  persepsinya  atas  mutu  jasa  setelah mengkonsumsi  jasa  tersebut  dengan  kinerja  jasa  yang  diharapkan.
Tergantung  pada  hasil  perbandingan  antara  kinerja  jasa  aktual  dengan kinerja  jasa  yang  diharapkan,  pelanggan  akan  mengalami  emosi  positif,
netral  atau  negatif.  Definisi  kepuasan  pelanggan  yang  banyak  digunakan oleh  para  peneliti  adalah  definisi  kepuasan  pelanggan  berdasarkan  model
disconfirmation  paradigm  yang  dikemukaan  oleh  Oliver  dalam  Tjiptono 2006.  Menurut  disconfirmation  paradigm  kepuasan  pelanggan  sebagai
evaluasi  purna  beli,  dimana  persepsi  terhadap  kinerja  alternatif  produk yang  dipilih  memenuhi  atau  melebihi  harapan  sebelum  pembelian.  Jika
persepsi  terhadap  kinerja  tidak  dapat  memenuhi  harapan,  maka  terjadi ketidakpuasan.
Para  ahli  berpendapat  bahwa  ada  perbedaan  antara  kepuasan pelanggan  barang  dan  kepuasan  pelanggan  jasa,  karena  sifat  barang  yang
tangibles  dan  jasa  intangibles.  Perbedaan  tersebut,  terutama  disebabkan adanya  karakteristik  jasa  yang  intangibility,  perishability  dan  tidak  dapat
dipisahkannya  antara  produksi  dan  konsumsi  jasa.  Berbagai  definisi mengenai  kepuasan  pelanggan  yang  ada  saat  ini,  pada  dasarnya  dapat
dikelompokkan  menjadi  lima  5  kelompok  berdasarkan  perspektif  apa yang  digunakan  untuk  mendefinisikan  kepuasan  pelanggan.  Kelima  5
perspektif atau definisi tersebut adalah normative deficit definition, equity definition,  normative  standard  definition,  procedural  fairnesss  definition,
dan attributional definition Hunt dalam Tjiptono, 2006.
Keinginan  untuk  berhasil  menyelesaikan  masalah  sekaligus memuaskan  pelanggan  adalah  bagian  budaya  kerja  karyawan  Telkomsel.
Kepedulian terhadap konsumen merupakan hal penting Sri Hadiati 1999.
Dalam jangka
panjang, akan
lebih menguntungkan
mempertahankan  pelanggan  yang  baik  daripada  terus  menerus  menarik dan membina pelanggan baru untuk  menggantikan pelanggan  yang pergi.
Pelanggan yang sangat puas akan menyebarkan citra positif dari mulut ke mulut  dan  malah  akan  menjadi  iklan  berjalan  dan  berbicara  bagi  suatu
perusahaan,  yang akan menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru. Manfaat kepuasan pelanggan dan mutu jasa secara lebih jelas dapat dilihat
pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4  Manfaat kepuasan pelanggan dan mutu jasa Lovelock dan Wright, 2005
Penelitian untuk mengetahui dan menganalisis sampai sejauh mana kesesuaian  antara  tingkat  kepentingan  atribut-atribut  kualitas  pelayanan
service  quality  menurut  konsumen  jasa  penerbangan  Garuda  Indonesia dengan kinerja yang telah dilakukan oleh PT Garuda Indonesia. Penelitian
dengan analisis data menggunakan Importance and Performance Analysis IPA.  Berdasarkan  dari  hasil  analisis  yang  dilakukan  agar  kepuasan
konsumen jasa penerbangan  Garuda  Indonesia perlu dijaga. Hal  ini harus dilakukan  Garuda  Indonesia  untuk  meningkatkan  daya  beli  konsumen,
memperluas  pangsa  pasar  dan  mempertahankan  konsumen  untuk  tidak beralih pada maskapai penerbangan lain Kusuma, 2006.
Pengujian  Impotance  Performance  Analysis  dilakukan  untuk mengukur  perbandingan  antara  tingkat  kepuasan  nasabah  dengan  tingkat
kepentingan harapan nasabah. Dengan mengukur kepuasan yang bersifat kualitatif cukup sulit, maka tingkat kepuasan nasabah dapat dikonversikan
dalam  bentuk  skor.  Banyaknya  skor  yang  dipilih  oleh  responden  dinilai sebagai  bobot  kepuasan,  dengan  demikian  melalui  metode  yang  sama,
bobot kepentingan juga bisa ditentukan.Lesmana, 2008.
Mengisolasi pelanggan dari pesaing
Mendorong pelanggan kembali dan mendorong
loyalitas
Dapat menciptakan keunggulan yang
berkelanjutan Meningkatkan
mempromosikan cerita positif dari mulut ke mulut
Mengurangi biaya Menarik pelanggan baru
Menurunkan biaya untuk kegagalan
Kepuasan Pelanggan
dan Mutu
2.4. Survei Kepuasan Pelanggan