kering udara, kadar air dan kerapatan kayu lebih seragam karena keseimbangannya dengan lingkungan.
Tabel 3 Kecepatan rambat gelombang bunyi pada lempengan batang pohon
1
berdasarkan ketinggian titik pengukuran
Ketinggian titik pengukuran cm dpt
Kecepatan rambatan gelombang bunyi mdetik Tanpa inokulasi fungi
Diinokulasi fungi 270
937 935
170 977
960 20
1087 1042
Rerata 1000
979
1
batang pohon pasca penebangan dpt=di atas permukaan tanah
Tabel 4 Kadar air dan kerapatan lempengan batang pohon contoh
Kondisi lempengan batang KA
ρ gcm
3
Tanpa inokulasi fungi 18.30
0.27 Diinokulasi fungi
18.59 0.30
3.3 Karakteristik Citra Tomogram Batang Pohon dan Lempengan Batang
Berdasarkan citra tomogram diketahui bahwa bagian kayu solid pada batang pohon contoh tanpa inokulasi fungi adalah 90 dan pada pohon yang diinokulasi
fungi adalah 89. Sementara itu bagian kayu terdeteriorasi pada batang pohon contoh tanpa inokulasi fungi dan yang diinokulasi fungi masing-masing 10 dan
11. Bagian kayu terdeteriorasi merupakan bagian kayu yang mengalami damage atau kerusakan Dm ditambah bagian kayu yang mulai mengalami penurunan
kualitas Im. Pada lempengan batang pohon contoh pasca penebangan, proporsi bagian kayu solid pada pohon tanpa inokulasi fungi dan yang diinokulasi fungi
masing-masing mencapai 93 dan 91. Sementara itu proporsi bagian kayu yang terdeteriorasi hanya 7 dari total volume pohon tanpa inokulasi fungi dan 9 pada
pohon yang diinokulasi fungi Tabel 5. Dengan perkataan lain proporsi kayu terdeteriorasi pada pohon yang diinokulasi fungi lebih tinggi dibandingkan pada
pohon tanpa inokulasi fungi. Hal ini mengindikasikan bahwa terbentuknya gaharu lebih banyak pada pohon yang diinokulasi fungi. Penelitian sebelumnya Rabe et
al. 2004; Deflorio et al. 2008; Wang dan Allison 2008; Wang et al. 2009 yang berkaitan dengan kondisi tomogram untuk mengevaluasi pengaruh serangan
beberapa jenis fungi pada jenis pohon temperate berhasil menunjukkan proporsi bagian kayu yang terdeteriorasi. Tomogram yang dihasilkan dapat menunjukkan
batas bagian kayu utuh dan bagian kayu yang terdeteriorasi. Hasil tersebut telah diverifikasi melalui penelaahan terhadap kondisi faktual batang pohon setelah
ditebang.
Tabel 5 Proporsi bagian kayu solid dan bagian kayu yang terdeteriorasi pada batang pohon contoh dan lempengan batang pasca penebangan
Kondisi batang pohon Batang pohon contoh
Lempengan batang Solid
So Terdeteriorasi
Dm+Im Solid
So Terdeteriorasi
Dm+Im Tanpa inokulasi fungi
90 10
93 7
Diinokulasi fungi 89
11 91
9
Tabel 6 menunjukkan bagian kayu bergaharu berdasarkan hasil tomogram dan kondisi faktual pada lempengan batang kayu pasca penebangan. Kondisi
faktual dilakukan dengan menganalisis secara visual luasan bagian kayu berwarna hitam-gelap bergaharu menggunakan perangkat lunak ImageJ. Verifikasi
kesesuaian hasil seperti disajikan Tabel 6 memperlihatkan bahwa pada pohon tanpa inokulasi fungi, proporsi kayu bergaharu berdasarkan tomogram adalah 0.9
sedangkan kondisi faktualnya adalah 1.0. Sementara itu pada batang pohon yang diinokulasi fungi proporsi kayu bergaharu tercatat 2.3 pada tomogram sedangkan
pada kondisi faktualnya pasca penebangan mencapai 2.84. dengan perkataan lain akurasi evaluasi kayu bergaharu berbasis tomogram terhadap kondisi
faktualnya adalah sebesar 90 pohon tanpa inokulasi fungi dan 80.98 pohon yang diinokulasi fungi. Penelitian Gilbert dan Smiley 2004 menunjukkan
perbedaan antara hasil tomogram dan penilaian visual sebesar 0 hingga 20. Sementara itu penelitian Brazee et al. 2010 menunjukkan akurasi sekitar 95.
Citra tomogram dan kondisi faktual batang pohon memiliki kemiripan terutama untuk wilayah yang mengalami deteriorasi. Oleh karena itu, alat sonic tomography
dapat digunakan untuk menunjukkan keberadaan gaharu dalam batang pohon.
Tabel 6 Bagian kayu bergaharu pada tomogram dan lempengan batang pohon contoh
Kondisi batang pohon Tomogram
a
Faktual
b
Akurasi Tanpa inokulasi fungi
0.9 1.00
90.00 Diinokulasi fungi
2.3 2.84
80.98
a
= bagian bergaharu yang ditunjukkan oleh wilayah damage pada tomogram dari alat PiCUS®
b
= bagian bergaharu yang ditunjukkan oleh warna hitam-gelap pada hasil foto yang dianalisis menggunakan ImageJ
Wang et al. 2009 menyatakan walaupun tomogram tidak mengidentifikasi jenis cacat yang terdapat dalam batang pohon, namun mampu memberikan
informasi terkait dengan bentuk dan warna yang tersebar tentang kondisi dalam batang pohon. Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan perbandingan
tomogram dari sonic tomography dengan kondisi faktualnya Rioux 2004; Wang dan Allison 2008; Wang et al. 2009; Liang et al. 2007; Brazee et al. 2010; Lin et al.
2011. Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum data dari tomogram lebih rendah dibandingkan kondisi faktualnya. Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa proporsi kayu bergaharu berdasarkan hasil tomogram hanya 80 - 90 dari kondisi faktualnya Tabel 6. Lebih lanjut Gambar 4 memberikan
contoh lempengan kayu bergaharu berdasarkan evaluasi tomogram dan kondisi