Latar Belakang Pendugaan Keberadaan Gaharu Pada Berbagai Ketinggian Batang Aquilaria Malaccensis Lamk. Dengan Teknik Sonik Tomografi

ketidakteraturan masa kayu akibat deteriorasi Wang et al. 2008; Li et al. 2014; Kazemi et al. 2009; Wang dan Allison 2008. Namun demikian, informasi tentang sebaran aksial keberadaan gaharu pada batang A. malaccensis belum banyak diketahui. Hal ini menyebabkan kurangnya sumbangan informasi ilmiah bagi peningkatan efektivitas sistem pemanenan gaharu, terutama dalam mengoptimalkan perkiraan keberadaan dan volume gaharu pada batang pohon tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Teknologi berbasis pengukuran kecepatan rambat gelombang bunyi dengan menggunakan teknik pencitraan sonic tomography yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya mampu menduga keberadaan gaharu pada batang pohon A. malaccensis dan jenis pohon penghasil gaharu lainnya. Namun demikian pengujian tersebut belum mengungkapkan sebaran aksial keberadaan gaharu pada batang pohon A. malaccensis dan belum dikonfirmasi terhadap kondisi faktual bagian dalam batang pohon tersebut pasca penebangan kering udara.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi keandalan teknologi sonic tomography dalam mendeteksi keberadaan gaharu pada arah aksial batang pohon A. malaccensis, mengetahui ada tidaknya perbedaan kecepatan rambat gelombang bunyi pada batang pohon yang masih berdiri dan pada lempengan batang pohon pasca penebangan serta menduga kuantitas dan kualitas gaharu yang dihasilkan dari batang pohon tersebut. 2 METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Penelitian yang dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2015, terdiri atas penelitian lapangan di hutan tanaman masyarakat di Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan dan penelitian laboratorium di Laboratorium Sifat Dasar Kayu dan Laboratorium Keteknikan Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor.

2.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan adalah pohon A. malaccensis berumur 11 tahun diameter ±20 cm. Peralatan utama yang digunakan terdiri dari PiCUS® Sonic Tomograph, laptop, pita ukur, label pohon, paku, Global Positioning System GPS, haga, palu, kamera digital, tally sheet dan alat tulis. 2.3 Prosedur Penelitian 2.3.1 Pemilihan Pohon Contoh Sepuluh pohon A. malaccensis Lamk. di suatu hutan rakyat di Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan dipilih sebagai pohon contoh. Lima pohon contoh yang telah diinokulasi oleh fungi, dan lima pohon lainnya tanpa perlakuan apapun kontrol. Proses inokulasi dilakukan menggunakan fungi Fusarium solani strain Jambi kode isolat: FORDA CC00500 30 bulan sebelum pengujian dengan cara mengebor batang pohon dengan pola sebaran spiral dari bagian bawah hingga atas batang pohon Gambar 1a. Lebar liang pengeboran 0.8 mm dan kedalaman liang pengeboran 13 dari diameter pohon. Setelah disuntik isolat fungi F. Solani, hasil pengeboran ditutup menggunakan pasak kayu Gambar 1b. a b Gambar 1 Pola sebaran liang inokulasi fungi pada batang pohon contoh a dan pasak kayu penutup liang inokulasi b

2.3.2 Karakterisasi Pohon Contoh

Masing-masing pohon contoh diukur diameter DBH dan tinggi batangnya. Selanjutnya dari masing-masing batang pohon contoh diambil kayu contoh dengan menggunakan bor riap diameter ±10 cm pada ketinggian 130 cm sampai kedalaman setengah diameter batang pohon. Kayu contoh tersebut digunakan untuk menghitung kadar air dan kerapatan kayu pada masing-masing pohon contoh.

2.3.3 Pengujian Nondestruktif pada Batang Pohon Contoh

Pengujian NDT dilakukan menggunakan PiCUS® Sonic Tomograph. Alat ini dilengkapi dengan sensor atau transduser yang dipasang mengelilingi batang pohon contoh pada enam ketinggian batang yaitu 20 cm, 70 cm, 120 cm, 170 cm, 220 cm, dan 270 cm dari permukaan tanah. Jumlah transduser yang digunakan tujuh sampai 12 buah tergantung diameter pohon. Posisi transduser ke-1 pada batang pohon contoh selalu diletakkan pada arah utara. Salah satu transduser berfungsi sebagai pengirim signal gelombang bunyi, sedangkan transduser lainnya berfungsi 20 cm 10 cm Liang inokulasi fungi Batang pohon contoh Batang pohon contoh Pasak penutup liang inokulasi fungi