dana Rp. 300.000.000,-. Pengembangan Pasar Desa sebagai prasarana untuk aktivitas ekonomi wilayah di kembangakan di Kabupaten Bondowoso
dengan dana yang digunakan sebanyak Rp. 300.000.000,-.
Prasarana Jalan sangat menunjang kelancaran aktivitas ekonomi antar wiayah, untuk itu dengan menggunakan dana bantuan infrastruktur
transportasi dilakukan pembangunan jalan desa di Kabupaten Bangkalan dengan jumlah bantuan sebesar Rp. 300.0000.000,-, kemudian dilakukan
juga perbaikan jalan lingkungan di beberapa wilayah kecamatan dengan jumlah bantuan Rp. 300.000.000,-
Gambar 14 Distribusi bantuan infrastruktur tahun 2010-2013 Pengembangan infrastruktur sosial juga menjadi perhatian
Kementrian PDT, dimana diberikan bantuan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di kabupaten Pamekasan dengan pagu dana sebesar
Rp. 315.600.000,-.
kabupaten Madiun
juga mendapatkan
dana pengembangan sarana dan prasarana pendidikan ini dengan plafon dana
sebesar Rp. 300.000.000,-
c. Bantuan Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha
Deputi bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha di Kementerian PDT menangani beberapa hal terkait dengan investasi, pemberdayaan
masyarakat di sekitar industri, usaha mikro kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan pengembangan pariwisata. Bantuan yang diberikan
sifatnya lebih kepada pengembangan produk unggulan daerah. Besaran pemberian bantuan didasarkan pada kebutuhan masing-masing daerah
tertinggal Lampiran 5.
Bantuan pembinaan dunia usaha dan ekonomi merupakan bantuan terbesar ketiga setelah bantuan infrastruktur dan bantuan pengembangan
daerah khusus dengan share sebesar 19 persen. Share bansos pembinaaan dunia usaha dan ekonomi sebanyak 62 persen untuk wilayah KTI dan 38
persen untuk wilayah KBI Gambar 15. Total bantuan dari tahun 2010- 2013 sebesar Rp. 102.235.000.000,- untuk wilayah KBI, dan Rp.
169.136.321.500,- untuk KTI sehingga total bantuan yang diberikan adalah Rp. 271,371,321,500,-.
Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapatkan bantuan paling besar dengan porsi 12,78 persen Gambar 16 atau sebesar Rp. 34.681.675.000,-
2 4
6 8
10 12
N A
D S
U M
UT S
U M
B A
R S
U MS
E L
B E
N G
KU LU
LAM P
UN G
B A
B E
L KE
P R
I JA
B A
R JA
T IM
B A
N T
E N
N T
B NT
T KA
LB A
R KA
LT E
N G
KA LSE
L KA
LT IM
S U
LUT S
U LT
E N
G S
U LSE
L S
U LT
R A
G O
R O
N T
A LO
S U
LB A
R M
A LU
KU
M A
LU KU UT
A R
A
P A
P U
A B
A R
A T
P A
P U
A
11,97
Persentase bantuan infrastruktur
yang juga menjadikannya sebagai provinsi dengan nilai bansos tertinggi di KTI. Jenis program yang telah dilakukan antara lain adalah pengambangan
kakao di Kabupaten Manggarai Timur. Perikanan tangkap juga dijadikan program pengembangan usaha di Flores Timur dimana bantuan dialokasikan
untuk pembelian kapal tangkap. Pengembangan jagung dilakukan di Kabupaten Ngada dengan memberikan benih jagung, pupuk NPK,
carbosulfat, alat pemipil jagung, dan Hand Tractor. Program lain yang dilakukan terkait dengan pengembangan dunia usaha adalah pengembangan
kebun jagung, peternakan sapi dan kebun jambu di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
Gambar 15 Persentase bantuan ekonomi dan dunia usaha untuk wilayah KBI dan KTI tahun 2010-2013
Sumatera Selatan mendapatkan bantuan ekonomi dan dunia usaha paling besar di KBI sebesar 7,08 persen atau Rp. 19.110.000.000,-. Program
yang dijalankan antara lain di kabupaten Ogan Hilir yaitu bantuan mesin dan peralatan untuk anyaman dan industri perak. Program lain adalah di
Kabupaten Lahat, Empat Lawang dan Kabupaten Musi Rawas yang mendapatkan bantuan pengembangan bibit sapi bali jantan, dan bibit karet.
Gambar 16 Distribusi bantuan ekonomi dan dunia usaha tahun 2010-2013
2 4
6 8
10 12
14
N A
D S
U M
UT S
U M
B A
R S
U M
S E
L B
E N
G KU
LU LAM
P UN
G B
A B
E L
KE P
R I
JA B
A R
JA T
IM B
A N
T E
N N
T B
N T
T KA
LB A
R KA
LT E
N G
KA LSE
L KA
LT IM
S U
LUT S
U LT
E N
G S
U LSE
L S
U LT
R A
G O
R O
N T
A LO
S U
LB A
R M
A LU
KU
M A
LU KU UT
A R
A
P A
P U
A B
A R
A T
P A
P U
A
12,78
Persentase bantuan ekonomi dan dunia usaha
d. Bantuan Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya
Bantuan pembinaaan lembaga sosial dan budaya sebanyak 58 persen diberikan untuk wilayah di KTI atau sebesar Rp. 35.621.850.000,- dan 42
persen untuk wilayah KBI atau sebesar Rp. 26.187.350.000 Gambar 17, dengan total keseluruhan bantuan sebesar Rp. 61.809.200.000,-. Bantuan
pembinaan lembaga sosial dan budaya diberikan paling besar kepada Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan porsi 11,63 persen Gambar 18
atau sebesar Rp. 7.186.050.000,- yang juga menjadikannya sebagai provinsi dengan nilai bansos tertinggi di KTI. Jenis program yang diterima antara
lain penguatan kelembagaan Kelompok Penggerak Pembangunan Desa KPPD di beberapa kabupaten seperti kabupaten Sumba Barat, Sumba
Timur, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya.
Gambar 17 Persentase bantuan lembaga sosial dan budaya untuk wilayah KBI dan KTI 2010-2013
Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan bantuan lembaga sosial dan budaya terbesar di KBI yaitu sebesar 6.71 persen atau sebesar
Rp.4,147,690,000. Program yang dijalankan antara lain penguatan kelembagaan kelompok penggerak pembangunan desa KPPD di
Kabupaten Lahat, Musi Rawas, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Gambar 18 Distribusi bantuan lembaga sosial dan budaya tahun 2010-2013
2 4
6 8
10 12
N A
D S
U M
UT S
U M
B A
R S
U M
S E
L B
E N
G KU
LU LAM
P UN
G B
A B
E L
KE P
R I
JA B
A R
JA T
IM B
A N
T E
N N
T B
N T
T KA
LB A
R KA
LT E
N G
KA LSE
L KA
LT IM
S U
LUT S
U LT
E NG
S U
LSE L
S U
LT R
A G
O R
O N
T A
LO S
U LB
A R
M A
LU KU
M ALU
KU… P
A P
U A
B A
R A
T P
A P
U A
11,63
Persentase bantuan lembaga sosial dan budaya