dan prasarana transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi dalam bentuk bantuan sosial dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat. Bantuan stimulan bersifat komplementer dan integral terhadap sektor terkait dan program daerah.
Besaran pemberian bantuan dan jenis bantuan stimulus infrastruktur ini didasarkan pada kebutuhan masing-masing daerah tertinggal. Beberapa
bantuan yang diberikan terkait dengan peningkatan infrastruktur antara lain bantuan infrastruktur ekonomi, infrastruktur sosial dan infrastruktur
produktif, dimana program-program yang telah terealisasi adalah pembangunan irigasi, pembangunan jalan raya dan pembangunan gedung-
gedung sekolah, rumah sakit dan prasarana sosial lainnya
Beberapa penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan antara lain oleh Canning dan Pedroni 1999 serta Seetanah et al 2010 menunjukkan
bahwa infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur yang menyumbang kontribusi terbesar pada pertumbuhan, untuk itu kiranya perlu
dipertimbangkan untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi sebagai infrastruktur prioritas utama pada pembangunan
kabupaten tertinggal. Penelitian lainnya tentang pengaruh program pembangunan infrastruktur terhadap kemiskinan di kabupaten tertinggal
oleh Sari 2011 menunjukkan bahwa pengaruh bantuan infrastruktur P2IPDT terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten tertinggal dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam jangka menengah dan panjang.
Hasil estimasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dana bantuan sosial infrastruktur memiliki pengaruh yang positif dan
signifkan pada taraf nyata 10 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan nilai elastisitas 0,066 yang berarti setiap kenaikan 1 miliar bantuan
infrastruktur akan meningkatkan PDRB sebesar 0,066 miliar.
c. Pengaruh bantuan ekonomi dan dunia usaha terhadap pertumbuhan
ekonomi
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan dunia usaha di daerah tertinggal,
maka ditegaskan
pokok-pokok arah
pembinaan dan
pengembangannya adalah: meningkatkan partisipasi masyarakat yang lebih aktif dalam pembangunan, sehingga perluasan dunia usaha haruslah
mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh.
Usaha peningkatan
perekonomian golongan ekonomi lemah didaerah tertinggal dilaksanakan antara lain dengan pengembangan produk atau komoditas unggulan daerah,
pemberian bantuan kredit dengan syarat yang tidak memberatkan, , bantuan keahlian,
penyuluhan, dan
melalui usaha-usaha
pengembangan kewirausahaan.
Kementerian PDT telah melaksanakan berbagai program terkait dengan pemberian bantuan ekonomi dan dunia usaha, salah satunya adalah
dengan pengembangan produk atau komoditas unggulan daerah yang menjadi program utama bantuan ekonomi dan dunia usaha. Sama halnya
dengan bantuan sumberdaya manusia, bantuan ekonomi dan dunia usaha dari hasil estimasi menunjukkan hubungan yang negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Hal ini kembali menunjukkan bahwa hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi
tidak ada yang konsisten, bisa berhubungan positif atau negatif dimana kondisi ini sudah dibuktikan dari beberapa studi yang sebelumnya sudah
dilakukan di beberapa negara. Penelitian lanjutan yang lebih mendalam dapat dilakukan untuk mengetahui mengapa timbul hubungan negatif ini,
khususnya terkait jenis bantuan yang diberikan apakah bantuan yang diberikan bersifat produktif atau tidak produktif dengan melihat kondisi riil
dilapangan.
Variabel bansos pembinaan ekonomi dan dunia usaha dari hasil penelitian ini tidak signifikan meningkatan pertumbuhan ekonomi, dengan
nilai elastisitas -0,013. Hal ini menunjukkan bahwa bantuan pengembangan ekonomi dan dunia usaha yang diberikan kepada daerah tertinggal belum
mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui berbagai program yang telah dilakukan.
d. Pengaruh bantuan kelembagaan sosial dan budaya terhadap
pertumbuhan ekonomi
Kementerian PDT telah melaksanakan berbagai program terkait bantuan kelembagaan sosial dan budaya. Program dan kegiatan diarahkan
untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat desa melalui pengembangan kualitas SDM dan penguatan organisasi masyarakat desa.
Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat di daerah tertinggal dilakukan dengan pemberian pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
penyusunan laporan kegiatan lembaga. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama antara kementerian PDT, pendamping manajemen nasional
PMN, tenaga pendamping provinsi TPP, tenaga pendamping kabupaten TPK, tenaga fasilitator desa TFD, serta instansi terkait lainnya
Kementerian PDT 2013.
Keberadaan Kelompok penggerak pembangunan desa KPPD membantu pelaksanaan pembangunan pedesaan yang dilakukan oleh
pemerintah, khususnya program percepatan pembangunan sosial ekonomi daerah tertinggal. Kementerian PDT telah melakukan kegiatan penguatan
kelembagaan kelompok penggerak pembangunan desa KPPD yang dilakukan di semua kabupaten yang menerima bantuan kelembagaan sosial
dan budaya.
Penelitian tentang pentingnya penguatan kelembagaan di desa sudah banyak dilalukan sebelumnya, antara lain oleh Hasan dan Sufri 2013
menyimpulkan bahwa dalam menunjang kelembagaan masyarakat desa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: 1 pelatihan partisipatif
kelompok, 2 sosialisasi, serta 3 pendampingan. Penguatan kelembagaan melalui kegiatan pendampingan merupakan satu hal yang sangat
dibutuhkan dalam menunjang penguatan kelembagaan masyarakat desa dan kegiatan pemberdayaan. Kegagalan suatu program bisa terjadi karena tidak
adanya pendampingan ataupun karena pendampingan tersebut dilakukan oleh orang yang kapasitasnya terbatas.
Variabel bansos kelembagaan sosial dan budaya memiliki pengaruh yang positif dan signiikan pada taraf nyata 5 persen dengan nilai elastisitas
0,010 yang berarti setiap peningkatan 1 miliar bantuan kelembagaan sosial dan budaya akan meningkatkan PDRB sebesar 0,010 miliar. Hal ini
menunjukkan bahwa bantuan kelembagaan sosial dan budaya yang telah diberikan telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui
berbagai program yang telah dilakukan.
e. Pengaruh bantuan pengembangan daerah khusus terhadap
pertumbuhan ekonomi
Program percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus P2DTK adalah upaya pemerintah untuk memfasilitasi dan mendampingi
proses pemberdayaan
masyarakat serta
sebagai upaya
untuk mengoptimalkan keterpaduan peran pemerintah, swasta, dan masyarakat
dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal. Bantuan percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus adalah bantuan yang diberikan
kepada beberapa daerah tertinggal di Indonesia yang memiliki karakteristik daerah yang khusus dibandingkan dengan daerah tertinggal lainnya, yang
meliputi daerah perbatasan, daerah rawan konflik dan bencana, dan daerah pulau terpencil dan terluar.
Beberapa bantuan yang diberikan terkait dengan percepatan pembangunan daerah tertinggal khusus antara lain bantuan untuk
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, pembangunan rumah layak huni, pengadaan motor tempel dan cool box, pengembangan perkebunan
karet unggul dan pembangunan instalasi air bersih bersumber dari air bawah tanah.
Bantuan sosial untuk pengembangan daerah khusus memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi,
dengan nilai
elastisitas 0,001.
Bantuan pengembangan daerah khusus merupakan bantuan kedua paling besar
diberikan kepada daerah tertinggal setelah bantuan infrastruktur. Namun dari hasil estimasi menunjukkan bahwa bantuan yang diberikan belum
mampu memberikan dampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Walaupun
hasil estimasi
menunjukkan bantuan
belum mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bukan berarti bantuan tersebut tidak berdampak positif terhadap perekonomian daerah tertinggal. karena sifat
dan jenis dari bantuan mungkin akan dirasakan dampaknya terhadap perekonomian dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Beberapa studi
yang telah
dilakukan terkait
pentingnya pengembangan daerah tertinggal dengan karakteristik khusus ini antara
studi yang dilakukan oleh lembaga pertahanan nasional Lemhanas tahun 2013 tentang optimalisisasi percepatan pembangunan daerah tertinggal di
Papua guna mendorong peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat Papua. Dibutuhkan upaya yang lebih besar untuk mempercepat pembangunan di
Papua karena keadaan geografis papua yang berada di perbatasan dan kondisi alam yang berupa daratan yang sangat luas, pegunungan, dan
perbukitan yang diliputi hutan lebat yang menjadi ciri khas sekaligus menjadi hambatan dalam pembangunan, khususnya pembangunan dalam
bidang infrastruktur.
f. Pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi
Menurut Jhingan 2000 proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekonomi, dan faktor non ekonomi yang salah
satunya adalah faktor kependudukan. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam memacu pembangunan ekonomi. Populasi
yang lebih besar adalah pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala
ekonomi economic of scale yang menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya-biaya produksi, sehingga pada akhirnya akan
merangsang tingkat output atau produksi agregat yang lebih tinggi Todaro dan Smith 2006.
Penduduk merupakan unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi di daerah
tertinggal. Penduduk memegang peranan penting karena menyediakan tenaga kerja, dan pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan bertambah
dan makin kompleksnya kebutuhan Sukirno 1985. Peningkatan jumlah penduduk di kabupaten tertinggal mampu meningkatkan nilai PDRB karena
diiringi dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi di masyarakat. Hasil analisis sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Savas 2008
dengan judul The relationship between population and ecomic growth:empirical evidence from the central asian economies yang
mengatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten tertinggal
dengan nilai elastisitas 0,405 yang berarti setiap kenaikan seribu penduduk akan meningkatkan nilai pdrb sebesar 0,405 miliar
g.
Pengaruh pdrb tahun sebelumnya terhadap pertumbuhan ekonomi
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel lag PDRB berkorelasi positif terhadap perekonomian di kabupaten tertinggal dengan nilai
elastisitas 0,068. Angka ini dapat diartikan sebagai kenaikan 1 miliar PDRB tahun sebelumnya akan meningkatkan pdrb tahun berjalan sebesar 0,068
miliar. Hubungan yang positif ini dikarenakan adanya penyesuaian dinamis dynamic of adjustment mengingat variabel PDRB merupakan variabel
yang dinamis terutama dalam analisis jangka panjang. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sari 2011 yang
menyebutkan terdapat hubungan positif antara lagPDRB dengan nilai PDRB tahun berjalan.
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Tertinggal di Indonesia
Analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dijelaskan dari hasil analisis pada Tabel 8. Hasil uji asumsi klasik
menunjukkan bahwa model terbebas dari gejala multicollinearity, heteroscedasticity, dan autocorrelation Lampiran 10. Hasil estimasi
menunjukkan bahwa variabel PDRB, IPM berpengaruh signifikan terhadap