Bantuan Pembinaan Ekonomi Dan Dunia Usaha
organisasi papua merdeka OPM. Otonomi khusus memberikan dampak bagi perkembangan perekonomian Provinsi Papua karena beberapa
komponen keuangan yang menyertainya seperti dana otonomi khusus, dana tambahan infrastruktur, serta dana bagi hasil minyak bumi dan gas alam.
Bantuan sosial pengembangan daerah khusus yang diterima ditujukan untuk membiayai beberapa program yang menjadi prioitas dalam
penerapan kebijakan otonomi khusus di Papua seperti pendidikan, kesehatan dan perbaikan gizi, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, serta pembangunan
infrastruktur. Kebijakan otonomi khusus diharapkan mampu memperbaiki kondisi kesejahteraan masyarakat di Provinsi Papua melalui perbaikan
dalam keempat sektor tersebut.
Terdapat beberapa jenis bantuan atau program pengembangan daerah khusus yang diberikan kepada Provinsi Papua antara lain penyediaan
listrik pembangkit tenaga surya di Merauke, pembangunan rumah layak huni di Keroom, pengadaan motor tempel dan cool box di Kabupaten
Supiori, perlengkapan alat pertanian dan penyimpanan padi di Kabupaten Boven Digoel, pengadaan bibit ternak kambing dan babi di Kabupaten
Pegunungan Bintang. Program-program bantuan pengembangan daerah khusus ini terus berlanjut untuk seluruh kabupaten-kabupaten tertinggalnya.
Provinsi Sumatera Barat mendapatkan bantuan pengembangan daerah khusus paling besar di KBI dengan jumlah Rp. 8,530,000,000 atau
1,73 persen. Provinsi Kepulauan Riau mendapatkan bantuan pengembangan daerah khusus khusus terbesar kedua di KBI yaitu 1,72 persen atau setara
dengan Rp. 8.500.000.000,-, kedua provinsi ini memiliki karakteristik daerah khusus yaitu sebagai daerah rawan bencana dan daerah perbatasan.
Gambar 20 Distribusi bantuan daerah khusus tahun 2010-2013 Sumatera Barat mendapatkan bantuan pengembangan daerah khusus
untuk membangunan rintisan jalur evakuasitanggul dan sarana penyediaan air bersih untuk pencegahan krisis air bersih yang disalurkan ke Kabupaten
Padang Pariaman, dimana infrastruktur di Padang Pariaman rusak berat setelah dilanda gempa tahun 2009. Kabupaten Pesisir Selatan yang juga
wilayahnya rusak akibat gempa mendapatkan bantuan penyediaan air bersih. Bantuan lain yang diterima untuk pembangunan pasca gempa adalah
5 10
15 20
NA D
S U
M UT
S U
M B
A R
S U
M S
E L
B E
N G
KU LU
LAM P
UN G
B A
B E
L KE
P R
I JA
B A
R JA
T IM
B A
N T
E N
N T
B N
T T
KA LB
A R
KA LT
E N
G KA
LSE L
KA LT
IM S
U LUT
S U
LT E
N G
S U
LSE L
S U
LT R
A GO
RO NT
A LO
S U
LB A
R M
A LU
KU
MA LU
K U
UT A
RA P
A P
U A
B A
R A
T P
A P
U A
18,93
Persentase bantuan daerah khusus
bantuan rehabilitasi pasca bencana yang disalurkan ke Kabupaten Pasaman Barat, Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir karena kabupaten tersebut
menjadi kabupaten terparah yang terkena dampak gempa.
Tahun 2010 daerah tertinggal di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri atas kabupaten Natuna dan Anambas menerima jenis bansos daerah
khusus yang berbeda. Kabupaten Natuna menerima bantuan pengembangan perkebunan karet unggul yang sasarannya adalah kelompok masyarakat.
Kepulauan Anambas mendapatkan jenis bantuan pembangunan instalasi air bersih yang bersumber dari air bawah tanah Deputi Bidang Pengembangan
Daerah Khusus 2010. Bantuan penyaluran energi listrik melalui Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS di kabupaten
Anambas juga telah dilakukan, dengan menyalurkan listrik sebesar 10 kwH yang diperuntukkan untuk masyarakat, dan pengembangan produk minyak
kelapa di Natuna dengan luas perkebunan kelapa 4.700 Ha.
Analisis Pengaruh Bantuan Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tertinggal
Analisis pengaruh bantuan sosial terhadap perekonomian kabupaten tertinggal dijelaskan dari hasil analisis pada Tabel 7. Estimasi dilakukan
dengan menggunakan metode 2SLS, metode 2SLS digunakan Karena dari hasil uji identifikasi kedua model overidentified Lampiran 8, sehingga
metode yang tepat untuk menduganya adalah dengan metode 2SLS. Hasil uji
asumsi klasik
menunjukkan bahwa
model terbebas
dari multicollinerarity, heteroscedasticity,dan autocorrelation Lampiran 9.
Tabel 7 Hasil estimasi model pertumbuhan ekonomi
Variabel Parameter t value Prob.t
Elastisitas 1. Intersep
2. B.SDM 3. B.Infrastruktur
4. B.Ekonomi 5. B.Kelembagaan
6. B.D.Khusus 7. J.Penduduk
8. Lagpdrb 186.2998
-138.624 120.3370
-47.3466 160.233
2.021734 0.002128
0.540027 2.57
-1.40 1.68
-0.62 2.21
0.03 14.69
19.49 0.0104
0.1617 0.0930
0.5367 0.0274
0.9778 0.0001
0.0001 -0.010
0.066 -0.013
0.010 0.001
0.405 0.068
Durbin-Watson 1.659892 ProbF 0.0001 R-square 0.77953
Ket: signifikan pada taraf nyata 5 persen signifikan pada taraf nyata 10 persen
Hasil estimasi menunjukkan bahwa bantuan infrastruktur, bantuan kelembagaan sosial dan budaya, jumlah penduduk, dan nilai PDRB tahun
sebelumnya pada taraf nyata 5 dan 10 persen mempengaruhi perekonomian di kabupaten tertinggal, sedangkan bantuan sumberdaya manusia, bantuan
ekonomi dan dunia usaha, serta bantuan daerah khusus tidak signifikan mempengaruhi perekonomian di kabupaten tertinggal. Nilai R-Square R
2
atau koefisien determinasi dari model sebesar 0,77953 Tabel 7, nilai tersebut menunjukkan bahwa variasi dalam variabel eksogen yang terdiri
atas bantuan SDM, bantuan infrastruktur, bantuan ekonomi dan dunia usaha, bantuak kelembagaan sosial dan budaya, bantuan daerah khusus, jumlah
penduduk, dan nlai Lag PDRB mampu menjelaskan 77,95 persen variasi nilai PDRB, sedangkan sisanya sebesar 22,05 persen dijelaskan oleh
variabel lain diluar model.