Perkembangan Teori Klaster Integrated model in developing capture fisheries minapolitan at Palabuhanratu, Sukabumi District, West Java

30 meningkatkan efisiensi produksi dan cycle time. Seiring waktu berjalan, para produsen menyadari bahwa hubungan yang terjalin baik dengan pembeli dan supplier akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar sehingga muncul konsep supply chain management yang pada awalnya merupakan langkah eksperimental dari para produsen. Evolusi dari SCM berlanjut sampai pada tahun 1990 dimana setiap organisasi berupaya untuk mengembangkan praktek manajemen dengan memasukkan fungsi pemasok dan logistik ke dalam value chain .

2.7 Penelitian Terkait

Maringi 2009 melakukan penelitian untuk mengembangkan pembangunan pedesaan berkelanjutan melalui pendekatan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Boyolali. Status berkelanjutan dianalisis berdasarkan dimensi ekologi, ekonomi, sosial-budaya, teknologi serta hukum dan kelembagaan. Hasil analisis prospektif diperoleh lima faktor kunci faktor penentu keberhasilan pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele, yaitu 1 teknologi budi daya ikan lele, 2 ketersediaan instalasi pengelolaan limbah budi daya, 3 permintaan ikan lele, 4 tingkat pendidikan rata-rata masyarakat pembudidaya, dan 5 standarisasi mutu produk. Asmara 2010 melakukan penelitian untuk analisis keberlanjutan kawasan Minapolitan di Kabupaten Banyumas sedangkan Setiawan 2010 menganalisis kinerja dan status keberlanjutan kawasan Minapolitan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Tar 2010 mengkaji arahan pengembangan kawasan minapolitan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2012 bertempat di PPN Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Gambar 3. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan teknik survei yang ditujukan untuk mengkaji permasalahan implementasi program minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu. Permasalahan tersebut dianalisis menggunakan pendekatan sistem dan dibatasi pada komoditas unggulan minapolitan yaitu tuna dan layur. Pendekatan teknik survei juga digunakan untuk 32 menganalisis model integrasi pengembangan minapolitan yang dibatasi pada 3 aspek, yaitu 1 pasar ikan tuna dan layur, 2 supply chain komoditas tuna dan layur, serta 3 kelembagaan kemitraan minapolitan. Model integrasi pasar dibatasi pada data perubahan harga ikan tuna dan layur di tingkat TPI dan harga ikan di negara tujuan ekspor dengan asumsi faktor penentu harga ceteris paribus. Analisis supply chain komoditas tuna dan layur dibatasi pada 4 aspek, yaitu 1 struktur rantai, 2 manajemen rantai, 3 proses bisnis rantai, dan 4 sumber daya rantai. Analisis kelembagaan kemitraan minapolitan dibatasi pada analisis peran dan fungsi dari 3 sektor kelembagaan, yaitu 1 pemerintah atau instansi terkait, 2 industri atau swasta, 3 lembaga pendidikan dan penelitian. Perumusan strategi dan tolok ukur keberhasilan model integrasi dalam pengembangan minapolitan perikanan tangkap menggunakan analisis SWOT dan balanced scorecard.

3.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dibutuhkan berupa data primer dan sekunder Tabel 1. Data sekunder diperoleh dari dokumen terkait sedangkan data primer diperoleh dari hasil servei lapangan. Cara pengumpulan data menggunakan pendekatan desk study , observasi lapangan, kuisioner, dan wawancara semi terstruktur. Desk study ini berupa penelusuran dan telaah terhadap berbagai data sekunder yang berhubungan dengan implementasi program minapolitan perikanan tangkap. Sumber-sumber data sekunder diperoleh dari instansi terkait, TPI, PPN, dan informasi yang relevan lainnya yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi saat ini dari implementasi program minapolitan perikanan tangkap. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan kondisi lapangan secara langsung di lokasi kawasan minapolitan yang dilakukan secaca sistematis. Kuisioner dilakukan untuk mengidentifikasi gap implementasi program minapolitan perikanan tangkap. Wawancara secara lebih mendalam dilakukan terhadap informan kunci Pokja Minapolitan, industri penangkapan, dan dinas terkait lainnya berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Penentuan sampel responden survei berdasarkan pendekatan purposive sampling. Tabel 1 Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian Tujuan Jenis data Cara pengumpulan data Metode Analisis Identifikasi permasalahan implementasi konsep minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu. - Kondisi umum wilayah - Kondisi umum perikanan - Kondisi sistem minapolitan perikanan tangkap - Data dan informasi industri penangkapan - Data industri pemasok: industri kapal, perbengkelan, alat tangkap, BBM, pabrik es dan perbekalan - Data pembeli: industri ekspor, pasar lokal, industri pengolahan ikan - Data lembaga pendukung: Bappeda, PPN, instansi terkait, koperasi nelayan, asosiasi nelayan - Data industri pendukung: perbankan - Pustaka pendukung Dokumentasi: - Penelusuran data-data yang ada pada tiap TPI, Dinas terkait dan industri terkait. - Penelusuran dokumen terkait melalui koran, artikel, jurnal, maupun penelitian- penelitian ilmiah yang mendukung Observasi - Pengamatan dan pencatatan data-data yang telah diperoleh secara sistematis Wawancara terstruktur: - tanya jawab dengan pihak-pihak terkait, seperti Kepala PPNTPI, Dinas Perikanan, dan kelompok nelayan Analisis sistem minapolitan perikanan tangkap Memformulasikan model integrasi dalam pengembangan minapolitan perikanan tangkap berdasarkan aspek pasar, aspek ekonomiindustri dan aspek kelembagaan - Data time series harga ikan tiap TPI di Kawasan Palabuhanratu dan negara tujuan ekspor - Desk study - Wawancara - Analisis index of market connection - Analisis supply-chain management - Analisis kelembagaan dan kemitraan - Hasil analisis sistem minapolitan - Data deskriptif rantai pasok komoditas tuna dan layur - Pustaka pendukung Merumuskan strategi dan tolok ukur keberhasilan model integrasi dalam pengembangan minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu - Hasil analisis sistem minapolitan - Hasil analisis model integrasi pasar, supply chain management dan kelembagaan kemitraan - Pendapat pakar - Pendapat pengkaji sistem - Pustaka pendukung Kuisioner: - Anggota Pokja Minapolitan - Kelompok nelayan - Industri tuna dan layur - Asosiasi nelayan - Akademisi bidang perikanan dan kelautan SWOT dan balanced scorecard 33

3.4 Metode Analisis

Secara diagramatik, diagram alir tahapan penelitian yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian. Tabel 1 dan Gambar 4 menunjukkan bahwa metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini akan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Permasalahan implementasi konsep minapolitan tujuan 1 diidentifikasi dengan Mulai Pengumpulan Data Minapolitan SWOT dan Balanced Scorecard Strategi dan Tolok Ukur Keberhasilan Model Integrasi dalam Pengembangan Minapolitan Perikanan Tangkap Selesai Komoditas Unggulan Tuna dan Layur Analisis Model Integrasi Aspek Pasar Keterpaduan pasar ikan antar TPI Connection IMC Kelembagaan Kemitraan Proses Integrasi Produsen-Konsumen Connection IMC Aspek Kelembagaan Supply-Chain Management Index of Market Connection IMC Peran dan Fungsi Antar Lembaga Terkait Aspek Ekonomi ANALISIS SISTEM - Identifikasi pelaku sistem - Formulasi masalah - Identifikasi sistem 34 35 menggunakan pendekatan analisis sistem. Penentuan model integrasi dalam pengembangan minapolitan perikanan tangkap tujuan 2 diperoleh dengan menggunakan pendekatan konsep index of market connection, analisis supply- chain management, dan analisis kelembagaan kemitraan. Analisis SWOT dan balanced scorecard digunakan untuk merumuskan strategi dan tolok ukur keberhasilan dalam pengembangan minapolitan perikanan tangkap tujuan 3.

3.4.1 Identifikasi permasalahan implementasi minapolitan

Analisis sistem digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan implementasi konsep minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu. Menurut Nurani 2010 analisis sistem digunakan untuk memahami perilaku sistem, mengidentifikasi faktor-faktor penting keberhasilan sistem, permasalahan yang dihadapi dan alternatif solusi yang dapat diajukan untuk mengatasi permasalahan. Tahap-tahap yang perlu dilakukan yaitu: 1 Analisis kebutuhan, merupakan permulaan pengkajian sistem. Analisis kebutuhan ditentukan berdasarkan kebutuhan pelaku sistem stakeholder. Pelaku sistem minapolitan perikanan tangkap akan dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu 1 industri inti industri penangkapan, 2 pembeli, 3 industri pemasok, 4 industri pendukung, dan 5 lembaga pendukung. Batasan industri inti berdasarkan pada industriunit usaha yang melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan target utamanya adalah tuna dan layur. Industri pemasok terdiri atas industri kapal, perbengkelan, alat tangkap, BBM, pabrik es dan perbekalan. Pembeli terdiri atas industri ekspor tunalayur, pasar lokal, pasar domestik, dan industri pengolahan ikan. Lembaga pendukung terdiri atas Bappeda, Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Palabuhanratu, dinas terkait dinas kelautan dan perikanan, pekerjaan umum, dan pariwisata, koperasi nelayan, asosiasi nelayan, dan universitaspeneliti. Industri pendukung adalah pihak perbankan yang memiliki skim pendanaan untuk pengembangan kawasan minapolitan Palabuhanratu. Identifikasi pelaku sistem dilakukan melalui pengamatan lapangan secara langsung, selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan pelaku melalui wawancara semi terstruktur; 36 2 Formulasi masalah, merupakan permasalahan-permasalahan spesifik yang dihadapi sistem yang menyebabkan sistem tidak bekerja secara optimal. Formulasi masalah dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara semi terstruktur terhadap pelaku sistem; 3 Identifikasi sistem, merupakan gambaran sistem yang memperlihatkan rantai hubungan antara kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan- permasalahan yang dihadapi. Identifikasi sistem digambarkan dalam bentuk diagram struktur sistem, diagram sebab-akibat causal loop dan diagram input-output. Ketiga tahapan tersebut digunakan untuk menganalisis sistem minapolitan perikanan tangkap sebagai satu kesatuan yang holistik. Artinya pemahaman sistem minapolitan secara menyeluruh sebagai dasar dalam melakukan analisis sistem perikanan tangkap di Palabuhanratu.

3.4.2 Analisis model integrasi dalam pengembangan minapolitan

Model integrasi dalam pengembangan minapolitan perikanan tangkap dianalisis berdasarkan pada aspek integrasi pasar, manajemen rantai pasok supply chain management dan kelembagaan kemitraan minapolitan. 1 Analisis integrasi pasar Langkah awal dalam menyusun model integrasi pasar adalah identifikasi pasar-pasar ikan yang memiliki keterkaitan dengan komoditas unggulan minapolitan di Palabuhanratu. Berdasarkan ketersediaan data yang ada, pasar ikan yang dipilih sebagai sampel adalah 1 pasar ikan layur di TPIPPI di sekitar Palabuhanratu yaitu TPI Ciwaru, Cisolok, Cibangban, Minajaya dan Ujung Genteng, 2 pasar ikan layur dan bigeye tuna segar di PPN Palabuhanratu, 3 pasar ikan layur di CFR Cina, dan 4 pasar ikan bigeye tuna segar di Tokyo Central Wholesaler Market TCWM. Data yang digunakan dalam penyusunan model integrasi pasar adalah 1 data harga ikan layur bulanan tahun 2011 di TPIPPI Ciwaru, Cisolok, Cibangban, Minajaya dan Ujung Genteng, 2 data harga ikan layur bulanan tahun 2010- 2011 di PPN Palabuhanratu, 3 data harga ikan layur bulanan tahun 2010- 2011 di CFR Cina, 4 data harga ikan bigeye tuna segar bulanan tahun