Sasaran rantai pasok Analisis model integrasi supply chain tuna dan layur

96 bisnis rantai pasok menerangkan bagaimana mekanisme bisnis yang terjadi di dalam rantai pasok. Oleh karena itu, faktor penting yang perlu diketahui adalah bagaimana keterkaitan yang terjadi di antara anggota rantai pasok dan pengaruhnya bagi proses bisnis. Pada penelitian ini, deskripsi proses bisnis rantai pasok tuna dan layur dibatasi pada aspek, yaitu 1 hubungan proses bisnis rantai, dan 2 pola distribusi. 1 Hubungan proses bisnis rantai Hubungan proses bisnis rantai pasok tuna dan layur menggambarkan hubungan di antara para pelaku dalam rantai pasok dan keterkaitan yang terjadi serta pengaruhnya dalam proses bisnis. Proses bisnis dapat terjadi karena adanya proses permintaan dan penawaran dari produsen sampai dengan konsumen. Menurut Chopra dan Meindl 2004 diacu Marimin dan Maghfiroh 2011 menjelaskan bahwa hubungan rantai bisnis yang terjadi dalam rantai pasok dapat ditinjau dari segi siklus rantai pasok dan proses pullpush. Pada proses pull tarik, proses dilakukan untuk merespon pesanan konsumen, kemudian pada proses push dorong, proses dilakukan untuk mengantisipasi pesanan konsumen yang akan datang. Gambar 29 Siklus-siklus proses dalam rantai pasok tuna dan layur. Pemilik Kapal pedagang pengumpul Nelayan Perusahaan pengekspor di Palabuhanratu Konsumen Pull Push Pull Push Pull Push Pelanggan di pasar tujuan ekspor 97 Pada rantai pasok tuna dan layur Gambar 29 dimulai dari nelayan dan pemilik kapal pedagang pengumpul dimana nelayan mendapat kontrak kerja sama dengan pemilik kapal untuk dapat menghasilkan ikan seoptimal mungkin. Nelayan melakukan operasi penangkapan berdasarkan permintaan pemilik kapal atau atas persetujuan pemilik kapal proses pull. Pada musim paceklik, pemilik kapal kadang memerintahkan nelayan untuk tidak melaut. Pada kasus pemilik kapal layur, kadangkala nelayan diperintahkan merubah strategi target penangkapannya yaitu menggunakan gillnet. Pada nelayan pemilik yang tidak berfungsi sebagai pedagang pengumpul, terjadi proses push dan proses pull karena nelayan tersebut melaut tidak hanya atas dasar permintaan saat ini tetapi mengantisipasi permintaan yang akan datang. Kondisi ini terjadi karena permintaan layur dari pedagang pengumpul hingga saat ini tidak terbatas. Pemilik kapal terus terpacu untuk menambah armada penangkapan karena permintaan layur dari perusahaan sangat tinggi berapapun jumlah layur yang dipasok pemilik kapal selalu diterima perusahaan. Artinya, antara pemilik kapal dan perusahaan terjadi proses pull dan proses push. Proses pull dan push juga terjadi antara perusahaan dengan pelanggan di pasar ekspor, terlihat dari adanya permintaan dari pasar ekspor dan perusahaan menyedikan stok layur untuk mengantisipasi permintaan di masa mendatang. Dalam upaya memenuhi permintaan pelanggan luar negeri, perusahaan eksportir layur tidak memilih strategi untuk memiliki armada penangkapan sendiri, tetapi bermitra dengan pemilik kapal pemasok layur. Atas pilihan strategi tersebut, perusahaan menerapkan strategi pemberian pinjaman modal kepada pemilik kapal untuk keperluan bisnis pemilik kapal seperti penambahan alat tangkap, pembelian cool box, dan keperluan operasional lainnya. Jenis kemitraan bisnis tersebut dapat dikatagorikan sebagai kemitraan inti-plasma dimana perusahaan sebagai pihak inti dan pemilik kapal sebagai plasma. Rangkaian hubungan bisnis yang terjadi mulai dari nelayan, pemilik kapal pedagang pengumpul dan perusahaan merupakan bentuk integrasi supply chain secara vertikal. Proses bisnis pada rantai pasok layur sama dengan tuna, di mana proses pull terjadi antara nelayan dan pemilik kapal sedangkan proses pull dan proses push