Identifikasi permasalahan implementasi minapolitan

45 minapolitan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Perspektif finansial bertujuan untuk mengurangi biaya jasa pelayanan sehingga pelayanan yang diberikan lebih efisien dan efektif. Perspektif bisnis internal bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir. Adapun perspektif kapasitas kelembagaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi kelembagaan minapolitan supaya minapolitan memiliki daya saing yang optimal dan berkelanjutan. Mengacu Nurani et al. 2011, tahapan yang digunakan dalam penyusunan balanced scorecard minapolitan perikanan tangkap Palabuhanratu sebagai berikut: 1 Perumusan strategi berdasarkan analisis SWOT Tahapan ini pada dasarnya telah dilakukan pada saat melakukan analisis SWOT. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan anggota Pokja Minapolitan. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, pengelola minapolitan diharapkan mampu menempatkan diri, melalui misi dan strateginya, untuk menggali dan memanfaatkan semaksimal mungkin peluang yang ada dengan kekuatan yang dimilikinya. Pada saat yang sama, pengelola minapolitan harus mampu memaksimalkan kapasitas kelembagaan minapolitan untuk mengatasi atau meminimalisasi kelemahan dan ancaman yang ada melalui strategi yang tepat. 2 Perumusan strategi dalam perspektif balanced scorecard Pada tahap ini, perumusan strategi dari hasil analisis SWOT akan diplotkan ke dalam perspektif balanced scorecard yaitu a perspektif pelanggan dan stakeholder, b perspektif finansial, c perspektif proses bisnis internal, serta d perspektif kapasitas kelembagaan minapolitan. Jika perspektif ini dirasa belum memadai, memungkinkan untuk penambahan perspektif lain berdasarkan pada alasan-alasan strategis yang kuat dan relevan dengan pencapaian misi minapolitan. 3 Perumusan sasaran strategi Pada tahapan ini akan merinci visi pada tiap-tiap perspektif dan merumuskan sasaran strategis indikator ukuran hasil atau indikator akibat. 46 Selanjutnya, memformulasikan diagram hubungan sebab akibat sasaran strategis dari keempat perspektif tersebut. 4 Identifikasi faktor-faktor keberhasilan tolok ukur Pada tahapan ini akan menetapkan apa yang dibutuhkan visi untuk berhasil dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh besar dalam pencapaian hasil. Artinya, pada tahapan ini akan menentukan faktor-faktor apa saja yang paling penting bagi kesuksesan, kemudian menyusun prioritasnya. Faktor-faktor kunci keberhasilan digunakan untuk menjawab apa yang seharusnya dilakukan pengelola program dalam pengembangan bisnis minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu. 5 Pengembangan tolok ukur, identifikasi penyebab dan dampak serta membuat keseimbangan Tolok ukur sebagaimana telah dirumuskan pada tahap sebelumnya kemudian diterjemahkan ke dalam target-target yang dapat dijangkau pada periode waktu tertentu. Target-target tersebut dapat dicapai melalui langkah- langkah tindakan atau inisiasi indikator sebab. Nurani et al. 2011 menjelaskan bahwa indikator sebab merupakan langkah-langkah untuk pencapaian indikator akibat. Mengacu Yuwono et al. 2007 inisiasi tersebut harus mencakup orang-orang yang bertanggung jawab sedangkan keseimbangan dalam balanced scorecard artinya mencerminkan keseimbangan antar berbagai eleman penting dalam kinerja pengelola program minapolitan. Setelah program minapolitan dilaksanakan, problem selanjutnya adalah bagaimana menjaga dan memelihara keberlanjutan program itu sendiri. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan mengkaji model pemeliharaan program yang mengadopsi dari konsep siklus pengelolaan program dan siklus manajemen kendali mutu. Gambar 9 menggambarkan proses pencapaian visi dan misi program dengan cara continous improvement PDCA = Plan Do Check Act dan menggunakan manajemen berbasis proses. Secara teknis, perbaikan berkelanjutan merupakan salah satu mekanisme evaluasi program untuk membandingkan antara standar mutu program indikator program yang telah dirumuskan dalam balanced scorecard dengan pencapaian hasil pelaksanaan program input, proses, output