Kerangka Pemikiran Penelitian Integrated model in developing capture fisheries minapolitan at Palabuhanratu, Sukabumi District, West Java

14 kesejahteraan rakyat dan menempatkan daerah pada posisi sentral dalam pembangunan. Dijelaskan pula bahwa dengan konsep minapolitan diharapkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan dapat dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. 1 Prinsip integrasi, diharapkan dapat mendorong agar pengalokasian sumber daya pembangunan direncanakan dan dilaksanakan secara menyeluruh atau holistik dengan mempertimbangkan kepentingan dan dukungan stakeholders, baik instansi sektoral, pemerintahan pusat dan daerah, kalangan dunia usaha maupun masyarakat. Kepentingan dan dukungan tersebut dibutuhkan agar program dan kegiatan percepatan peningkatan produksi didukung dengan sarana produksi, permodalan, teknologi, sumber daya manusia, prasarana yang memadai, dan sistem manajemen yang baik; 2 Prinsip efisiensi, pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus dilaksanakan secara efisien agar pembangunan dapat dilaksanakan dengan biaya murah namun mempunyai daya guna yang tinggi. Dengan konsep minapolitan pembangunan infrastruktur dapat dilakukan secara efisien dan pemanfaatannya pun diharapkan akan lebih optimal. Selain itu prinsip efisiensi diterapkan untuk mendorong agar sistem produksi dapat berjalan dengan biaya murah, seperti memperpendek mata rantai produksi, efisiensi, dan didukung keberadaan faktor-faktor produksi sesuai kebutuhan, sehingga menghasilkan produk-produk yang secara ekonomi kompetitif; 3 Prinsip berkualitas, pelaksanaan pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus berorientasi pada kualitas, baik sistem produksi secara keseluruhan, hasil produksi, teknologi maupun sumber daya manusia. Dengan konsep minapolitan pembinaan kualitas sistem produksi dan produknya dapat dilakukan secara lebih intensif; 4 Prinsip berakselerasi tinggi, percepatan diperlukan untuk mendorong agar target produksi dapat dicapai dalam waktu cepat, melalui inovasi dan kebijakan terobosan. Prinsip percepatan juga diperlukan untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara pesaing, melalui peningkatan market share produk-produk kelautan dan perikanan Indonesia di tingkat dunia. 15 Menurut Sutisna 2010 a , beberapa persyaratan menjadi minapolitan di antaranya adalah komitmen daerah, komoditas unggulan, memenuhi persyaratan untuk mengembangkan komoditas unggulan, ada kesesuaian renstra dan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW, kelayakan lingkungan serta terdapat unit produksi, pengolahan dan pemasaran. Sunoto 2010 menjelaskan bahwa program nasional minapolitan mengangkat konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan struktur yang meliputi 1 ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah dimana Indonesia dibagi menjadi sub-sub wilayah pengembangan ekonomi berdasarkan potensi SDA, prasarana dan geografi, 2 kawasan ekonomi unggulan minapolitan dimana setiap propinsi dan kabupatenkota dibagi menjadi beberapa kawasan ekonomi unggulan bernama minapolitan, 3 sentra produksi dimana setiap kawasan minapolitan terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan dan kegiatan lainnya yang saling terkait, dan 4 unit produksiusaha dimana setiap sentra produksi terdiri dari unit- unit produksi atau pelaku-pelaku usaha.

2.2.4 Tujuan, sasaran dan lokasi minapolitan

Dalam Pedoman Umum Minapolitan, tujuan minapolitan mencakup 3 hal pokok yaitu 1 meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan perikanan, 2 meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata, dan 3 mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Ketiga tujuan tersebut sudah cukup komprehensif, namun perlu dijabarkan secara detail capaian indikator dari masing-masing tujuan yang realistis dan terukur. Tujuan peningkatan produksi harus memperhatikan daya dukung sumber daya dan lingkungan sehingga keberlanjutan sumber daya tersebut dapat terjaga. Hal ini berarti bahwa peningkatan produksi harus berbasis pada komoditas unggulan daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan. Pengembangan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan harus berorientasi pada peningkatan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata. Artinya, praktek monopoli dari industri-industri modern yang berinvestasi di 16 kawasan minapolitan harus dapat diminimalisir. Peran pemerintah sangat penting untuk menciptakan iklim yang kondusif melalui pengembangan kemitraan yang adil win-win partnerships. Sasaran pelaksanaan minapolitan, meliputi: 1 Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala mikro dan kecil, antara lain berupa 1 penghapusan danatau pengurangan beban biaya produksi, pengeluaran rumah tangga, dan pungutan liar, 2 pengembangan sistem produksi kelautan dan perikanan yang efisien untuk usaha mikro dan kecil, 3 penyediaan dan distribusi sarana produksi tepat guna dan murah bagi masyarakat, 4 pemberian bantuan teknis dan permodalan, serta, 5 pembangunan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan, danatau pemasaran produk kelautan dan perikanan; 2 Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, antara lain berupa 1 deregulasi usaha kelautan dan perikanan, 2 pemberian jaminan keamanan dan keberlanjutan usaha dan investasi, 3 penyelesaian hambatan usaha dan perdagangan tarif dan non-tarif barriers, 4 pengembangan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan, danatau pemasaran, dan 5 pengembangan sistem insentif dan disinsentif ekspor-impor produk kelautan dan perikanan; 3 Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional, antara lain berupa 1 pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah, 2 pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan di daerah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal, 3 revitalisasi sentra produksi, pengolahan, danatau pemasaran sebagai penggerak ekonomi masyarakat, dan 4 pemberdayaan kelompok usaha kelautan dan perikanan di sentra produksi, pengolahan, danatau pemasaran. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32MEN2010, telah ditetapkan sebanyak 197 lokasi minapolitan, yang terdiri atas 159 lokasi berfokus pada perikanan budi daya, dan 38 lokasi yang berbasis pada perikanan tangkap. Namun, pada tahun 2011, Direktorat Jenderal Perikanan 17 Tangkap KKP memprioritaskan pada sembilan lokasi sebagai kawasan percontohan Medan Bisnis 2010; KKP 2011 yaitu: 1 PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat 2 PPS Cilacap Jawa Tengah 3 PPN Tamperan Pacitan Jawa Timur 4 PPN Muncar Banyuwangi Jawa Timur 5 PPN Ternate Maluku Utara 6 PPN Sungai Liat Bangka Bangka Belitung 7 PPS Bitung Sulawesi Utara 8 PPS Belawan Medan Sumatera Utara 9 PPN Ambon Maluku Penetapan 9 lokasi minapolitan berbasis perikanan tangkap tersebut cukup realistis sebagai daerah percontohan pada tahap inisiasi program. Di samping itu, daerah-daerah tersebut merupakan pusat produksi perikanan tangkap dan mewakili karakteristik perikanan tangkap di Indonesia.

2.2.5 Minapolitan perikanan tangkap

Minapolitan perikanan tangkap didefinisikan sebagai kawasan pengembangan ekonomi wilayah berbasis usaha penangkapan ikan yang dikembangkan secara bersama oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah KKP 2010 b . Konsep pengelolaan minapolitan perikanan tangkap didasarkan pada konsep membangun sistem pengelolaan perikanan tangkap yang berbasis pada kemudahan nelayan bekerja dan memotivasi mereka untuk meningkatkan pendapatan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Di samping itu, juga memberikan kemudahan nelayan dalam bekerja dengan penyediaan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, galangan kapal, bengkel, SPDNSPBN, unit pengolahan ikan, pabrik es dan unit pemasaran di sentra-sentra nelayan, penyederhanaan perijinan dan penyediaan permodalan KKP 2010 b . Pelaksanaan konsep minapolitan harus disesuaikan dengan tujuannya, yaitu peningkatan produksi, produktivitas, dan kualitas untuk kesejahteraan rakyat dan 18 pembangunan ekonomi daerah. Terkait dengan minapolitan perikanan tangkap KKP 2011, paket-paket kegiatan perikanan tangkap sekurang-kurangnya memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1 Komoditas unggulan dan target produksi; 2 Distribusi wilayah penangkapan pro nelayan; 3 Struktur armada nasional; 4 Sistem pengkayaan stok, moratorium, dan peningkatan produksi; 5 Sistem pelayanan perijinan; 6 Sistem pengelolaan pelabuhan perikanan dan TPI efisien pro nelayan; 7 Sistem insentif usaha dan investasi; 8 Teknologi penangkapan dan penanganan ikan di atas kapal; 9 Bantuan teknis, seperti sarana dan permodalan serta pendampingan; dan 10 Pembangunan prasarana. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa langkah-langkah strategis dalam menggerakan produksi di bidang perikanan tangkap sebagai berikut: 1 Sasaran 1 Pelabuhan perikanan dan TPI menjadi sentra produksi pro nelayan, pendaratan, perdagangan dan distribusi hasil penangkapan ikan mampu menggerakkan ekonomi nelayan; dan 2 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia WPP-NRI yang potensial dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan dengan produktivitas dan kualitas tinggi pro nelayan. 2 Kegiatan 1 Menetapkan pelabuhan perikanan dan TPI unggulan sebagai sentra produksi binaan; 2 Meningkatkan aksesibilitas nelayan terhadap sumber daya alam dengan memperluas hak-hak pemanfaatan dan perlindungannya; 3 Revitalisasi sarana tempat pendaratan ikan, pelelangan, cold storage, dan pabrik es; 4 Revitalisasi prasarana, seperti jalan, air bersih dan listrik; 19 5 Bantuan teknis dan permodalan, menghadirkan lembaga keuangan, pusat penjualan sarana produksi, BBM dan logistik murah di pelabuhan dan TPI; 6 Mengembangkan sistem manajemen pelabuhan efisien, bersih, dan sehat; 7 Menertibkan pungutan-pungutan dan retribusi yang memberatkan masyarakat; 8 Restrukturisasi armada, wilayah penangkapan ikan, dan perijinan; 9 Pengkayaan stok ikan stock enhancement sebagai penyangga produksi; 10 Pengembangan alat penangkapan ikan yang produktif dan tidak merusak seperti set net; 11 Mengembangkan investasi perikanan tangkap terpadu.

2.3 Minapolitan Perikanan Tangkap Palabuhanratu

Kawasan minapolitan perikanan tangkap Palabuhanratu adalah suatu kawasan pengembangan ekonomi berbasis usaha penangkapan ikan yang dikembangkan secara terintegrasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi wilayah, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat kawasan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi 2011. Dijelaskan pula bahwa program minapolitan kota perikanan yang akan diterapkan di Palabuhanratu, dilaksanakan melalui konsep kerja sama usaha inti- plasma. Dalam pengelolaan usaha inti-plasma itu, akan dibentuk jaringan usaha antara industri perikanan dengan beberapa unit usaha yang dijalankan oleh masyarakat nelayan dan pesisir. Melalui jaringan usaha inti-plasma ini, semua kegiatan usaha perikanan dari hulu sampai hilir akan terintegrasi dalam satu manajemen usaha. Adapun tujuan program minapolitan melalui konsep usaha inti- plasma ini, tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pesisir di Palabuhanratu. Minapolitan dengan konsep usaha inti-plasma dilaksanakan dibawah pengelolaan Pemkab Sukabumi sedangkan untuk usaha intinya akan dikelola langsung oleh PPN Palabuhanratu dengan membawahi