Latar Belakang Integrated model in developing capture fisheries minapolitan at Palabuhanratu, Sukabumi District, West Java

11 hinterland atau wilayah sekitarnya melalui pengembangan ekonomi, yang tidak terbatas sebagai pusat pelayanan sektor perikanan, tetapi juga membangun sektor secara luas seperti usaha perikanan on farm dan off farm, industri kecil, dan jasa pelayanan. Minapolitan berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan sentra produksi perikanan yang mana kawasan tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Selanjutnya kawasan tersebut termasuk kotanya disebut kawasan minapolitan KKP 2009. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.18MEN2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan mendefinisikan beberapa pengertian terkait minapolitan sebagai berikut: 1 Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan; 2 Kawasan minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, danatau kegiatan pendukung lainnya; 3 Sentra produksi, pengolahan, danatau pemasaran adalah kumpulan unit produksi pengolahan, danatau pemasaran dengan keanekaragaman kegiatan di suatu lokasi tertentu; 4 Unit produksi, pengolahan, danatau pemasaran adalah satuan usaha yang memproduksi, mengolah danatau memasarkan suatu produk atau jasa; 5 Rencana induk adalah rencana pengembangan kawasan minapolitan di daerah kabupatenkota yang memuat kebijakan dan strategi pengelolaan potensi kelautan dan perikanan yang disusun dalam konsep arah kebijakan pengembangan kawasan jangka menengah dalam kurun waktu 5 lima tahunan yang diimplementasikan melalui rencana pengusahaan dan rencana tindak; 6 Rencana pengusahaan adalah rencana pengembangan sektor dan produk unggulan sebagai penggerak perekonomian di kawasan minapolitan dalam kurun waktu lima tahunan sesuai dengan rencana induk; 7 Rencana tindak adalah rencana implementasi pengembangan kawasan minapolitan di daerah kabupatenkota yang disusun secara tahunan dengan 12 mengacu pada tahapan pembangunan lima tahunan sebagaimana yang tercantum dalam rencana induk.

2.2.2 Ciri-ciri, batasan dan konsep minapolitan

Dalam pedoman umum pengembangan kawasan minapolitan KKP 2009 dijelaskan bahwa suatu kawasan minapolitan yang sudah dikembangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut memperoleh pendapatan dari kegiatan perikanan minabisnis; 2 Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan perikanan, termasuk di dalamnya usaha industri pengolahan hasil perikanan, perdagangan hasil perikanan termasuk perdagangan untuk tujuan ekspor, perdagangan minabisnis hulu sarana perikanan dan permodalan, minawisata dan jasa pelayanan; 3 Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterlanddaerah-daerah sekitarnya di kawasan minapolitan bersifat interdependensitimbal balik yang harmonis dan saling membutuhkan; 4 Kehidupan masyarakat di kawasan minapolitan mirip dengan suasana kota karena keadaan sarana yang ada di kawasan minapolitan tidak jauh berbeda dengan di kota. Batasan suatu kawasan minapolitan tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintah desakelurahan, kecamatan, kabupaten, dsb tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan economic of scale dan economic of scope. Karena itu, penetapan minapolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan minabisnis yang ada di setiap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan kawasan minapolitan dapat meliputi satu DesaKelurahan atau Kecamatan atau Kabupaten KKP 2009. Dalam lampiran Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Nomor KEP.18MEN2011 Tentang Pedoman Umum Minapolitan menjelaskan bahwa secara konseptual, minapolitan mempunyai 2 unsur utama yaitu 1 minapolitan sebagai konsep pembangunan sektor kelautan dan perikanan 13 berbasis wilayah, dan 2 minapolitan sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan komoditas utama produk kelautan dan perikanan. Selanjutnya, konsep minapolitan akan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan minapolitan di daerah-daerah potensial unggulan. Kawasan-kawasan minapolitan akan dikembangkan melalui pembinaan sentra produksi yang berbasis pada sumber daya kelautan dan perikanan. Setiap kawasan minapolitan beroperasi beberapa sentra produksi berskala ekonomi relatif besar, baik tingkat produksinya maupun tenaga kerja yang terlibat dengan jenis komoditas unggulan tertentu. Dengan pendekatan sentra produksi, sumber daya pembangunan, baik sarana produksi, anggaran, permodalan, maupun prasarana dapat dikonsentrasikan di lokasi-lokasi potensial, sehingga peningkatan produksi kelautan dan perikanan dapat dipacu lebih cepat. Menurut Pedoman Umum Minapolitan tersebut, penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan dapat berupa sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap, perikanan budi daya, pengolahan ikan, atau pun kombinasi ketiga hal tersebut. Sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan adalah pelabuhan perikanan atau tempat pendaratan ikan TPI. Sementara itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budi daya adalah sentra produksi dan perdagangan perikanan di lahan-lahan budi daya produktif. Sentra produksi pengolahan ikan yang berada di sekitar pelabuhan perikanan juga dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan.

2.2.3 Asas, prinsip dan struktur minapolitan

Pedoman Umum Minapolitan menyebutkan bahwa konsep minapolitan didasarkan pada 3 asas, yaitu 1 demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat, 2 keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan masyarakat, dan 3 penguatan peran ekonomi daerah dengan prinsip daerah kuat- bangsa dan negara kuat. Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan perumusan kebijakan dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan agar pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan benar-benar untuk