Perumusan Masalah Desain kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara (Studi kasus kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur)
Tabel 1. Luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk tahun 2008 di Kabupaten Nunukan
Kecamatan Luas Wilayah
km
2
Jumlah Penduduk jiwa
Kepadatan Penduduk jiwakm
2
Krayan 1837,45 8438
5 Krayan Selatan
1756,46 2271
1 Lumbis 3645,50
9380 3
Sembakung 2055,90 8503
4 Nunukan 1596,77 53951
34 Sebuku 3124,90
11731 4
Sebatik 104,42 20283 194
Sebatik Barat 142,19
11028 78
Jumlah 14263,68 125585 9
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Nunukan dalam Angka, 2008
Permasalahan lainnya adalah permukiman di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan kondisi lingkungannya tidak tertata, terpencar, kumuh, dan tidak
dikelola dengan baik. Selain itu, belum ada koordinasi pembangunan permukiman antara stakeholders terkait secara efisien dan efektif di wilayah perbatasan
sehingga diperlukan adanya perangkat kebijakan untuk meningkatkan koordinasi pelaksanaan di daerah. Wilayah perbatasan Pulau Kalimantan seperti Kota
Nunukan di Kabupaten Nunukan juga merupakan salah satu pintu gerbang dan transit dengan Malaysia. Kawasan tersebut sering menyebabkan terjadinya
kesenjangan ekonomi antara penduduk asli dengan pendatang yang bekerja di Malaysia.
Dalam lingkup Kabupaten Nunukan sebagai salah satu wilayah perbatasan di Pulau Kalimantan, pembangunan yang dilaksanakan masih menyisakan persoalan
yang cukup menonjol, yakni ketimpangan pembangunan antara wilayah daratan di Pulau Kalimantan dengan wilayah kepulauan, seperti Pulau Nunukan sebagai
ibukota kabupaten. Hal ini dapat dilihat dari ketimpangan jumlah rumah dengan jumlah KK sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah KK, jumlah rumah, dan kebutuhan rumah tahun 2008
Kecamatan Jumlah KK
Jumlah Rumah Kebutuhan Rumah
Krayan 1917 1150 767
Krayan Selatan 545
382 164
Lumbis 2366 1538 828
Sembakung 2230 1561 669
Nunukan 14653 10990 3663
Sebuku 2593 1556 1037
Sebatik 5163 2840 2323
Sebatik Barat 3235
2265 971
Jumlah 32702 22280 10422
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Nunukan dalam Angka, 2008
Pada kawasan permukiman yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia seperti Kabupaten Nunukan diperlukan adanya pengembangan dan
penataan terkait dengan rencana Pemerintah Malaysia untuk melakukan pemagaran pada wilayah perbatasan. Hal ini disebabkan banyaknya perumahan
yang berada persis di batas wilayah Indonesia dengan Malaysia. Kondisi ini membutuhkan strategi kebijakan pengembangan wilayah yang
menjamin tercapainya keterpaduan dan keseimbangan dalam pembangunan seluruh kawasan secara lebih sinergi. Pengembangan wilayah perbatasan darat di
Pulau Kalimantan secara umum dan Kabupaten Nunukan secara khusus pada masa datang diharapkan dapat lebih diarahkan sebagai pengembangan kawasan
khusus dengan pola pemanfaatan ruang yang spesifik, sesuai dengan dinamika wilayah perbatasan.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, muncul pertanyaan- pertanyaan penelitian yang menjadi landasan pelaksanaan kegiatan yaitu sebagai
berikut: a. Bagaimana kondisi permukiman yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten
Nunukan? b. Bagaimana potensi SDA yang terkait dalam mendukung pengembangan
permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara ?
c. Bagaimana pengaruh-pengaruh faktor-faktor penting permasalahan perbatasan dalam penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan permukiman
berkelanjutan wilayah perbatasan negara di Kabupaten Nunukan.? d. Bagaimana kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman
berkelanjutan wilayah perbatasan negara di Kabupaten Nunukan untuk mendukung fungsi wilayah perbatasan sebagai beranda depan negara ?