Pengembangan Lahan Permukiman Analisis Kondisi Permukiman Perbatasan
Pulau Sebatik, Kecamatan Lumbis, Sebuku, dan Krayan sebagai kawasan perkotaan dan pusat pemerintahan. Penggunaan lahan permukiman meliputi
perumahan, perkantoran, tempat olahraga, taman, dan kuburan, baik yang di perkotaan maupun pedesaan, serta permukiman transmigrasi. Luas penggunaan
lahan untuk pengembangan permukiman adalah 7.130 Ha atau sekitar 0,05 dari luas wilayah kabupaten RTRW Kabupaten Nunukan 2005.
Rencana pengembangan kawasan permukiman tersebut dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru di perbatasan negara yang
berbasis potensi SDA wilayah. Luas lahan untuk pengembangan kawasan permukiman, ± 60 diperuntukkan untuk kawasan permukiman klaster-klaster di
kecamatan yang berada di sepanjang wilayah perbatasan. Permukiman-permukiman perdesaan yang tidak sesuai dengan kriteria
kebutuhan akan tetap dipertahankan, khususnya desa-desa untuk mendukung kegiatan pelestarian kawasan Taman Nasional Krayan Mentarang yang terletak di
ketinggian di atas 1.000 mdpl. Permukiman desa yang terletak pada daerah rawan bencana geologi lingkungan, seperti patahan aktif, erosi, dan longsoran tidak
terdapat di Kabupaten Nunukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada permukiman di daerah kritis,
tetapi terdapat permukiman di desa-desa yang berada dalam kawasan lindung. Sehubungan dengan potensi pengembangan permukiman perdesaan di Kabupaten
Nunukan, perlu adanya pengaturan ruang, pengembangan, dan pengelolaan yang lebih baik.
Pengembangan kawasan permukiman sesuai dengan arahan RTRW kabupaten, di Kecamatan Nunukan dan Nunukan Timur akan dikembangkan lahan seluas
1.700 ha sebagai kawasan permukiman perkotaan dan pusat pemerintahan. Adapun di Kecamatan Sebatik Timur akan dikembangkan kawasan permukiman
perkotaan, pusat pertumbuhan baru Pulau Sebatik. Kecamatan-kecamatan tersebut berada di klaster III.
Di Kecamatan Lumbis, Sebuku, dan Sebatik Barat yang berada di klaster II, akan dikembangkan lahan seluas 1.850 Ha sebagai kawasan permukiman
perdesaan dan pusat desa pertumbuhan berbasis potensi SDA wilayah, khususnya sektor perkebunan. Adapun di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan yang
berada di klaster I akan dikembangkan lahan seluas 750 ha sebagai kawasan
permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan untuk pusat pertumbuhan baru berbasis potensi SDA wilayah, khususnya sektor pertambangan. Peta
pengembangan permukiman di setiap klaster terlihat pada Gambar 30.
Sumber: Bappeda Kabupaten Nunukan, 2008 dan Hasil Analisis
Gambar 30. Peta pengembangan permukiman di setiap klaster Pengembangan prasarana, sarana, fasos, dan fasum sebagai pendukung
kegiatan sosial-ekonomi di kawasan permukiman dapat dibangun sesuai kebutuhan dan karakteristik wilayah kecamatan. Pada kecamatan yang berada di
daerah aliran sungai perlu dikembangkan pelabuhan sungai, selain sarana prasarana sosial lainnya, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan
sarana budaya. Bangunan yang menunjang fungsi kawasankegiatan utama diperkenankan untuk kepentingan umum.
Pengembangan jaringan jalan dapat diintegrasikan dengan pengembangan lahan usaha masyarakat. Permukiman perdesaan memiliki kepadatan maksimum
25 rumahhektar dan KDB maksimum 20. Tipe bangunan disesuaikan dengan penghuni kawasan budaya setempat atau usaha pertanian. Pada permukiman
perkotaan kepadatan maksimum 80 rumahhektar dan KDB maksimum 40, serta tipe bangunan disesuaikan dengan penghuni kawasan budaya setempat.
Penataan dan pengembangan kawasan permukiman di wilayah perbatasan ke depan akan mendorong perkembangan wilayah perdesaan yang berbasis sentra
KLUSTER I: 750 Ha
KLUSTER II: 1850 Ha
KLUSTER III: 1700 Ha
pertanian menjadi desa kota sub urban sebagai pusat pertumbuhan baru Wacker 2002. Adapun untuk menjaga kawasan permukiman yang sudah dibangun agar
tetap berkelanjutan perlu dilakukan pengendalian dan penyesuaian sejak dini agar tidak berubah menjadi permukiman perkotaan yang tidak terarah
urban sprawl
. Hal ini bertujuan agar lahan pertanian produktif dapat dipertahankan dan
konservasi tanah serta air dapat dilakukan dengan baik.