Perumahan Perkotaan Desain kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara (Studi kasus kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur)
− Tidak berada pada daerah resapan air − Tersedia air baku yang cukup
− Bebas dari bahaya gangguan geologi lingkungan − Mempunyai tingkat aksesibilitas dan dapat dijangkau
− Tidak berada pada daerah rawan gempa − Berada dekat pusat kota
− Tidak berada dalam kawasan lindung
Berdasarkan kriteria tersebut, areal potensial dikembangkan untuk kegiatan permukiman perkotaan terletak di Pulau Nunukan atau Kota Nunukan, di bagian
Pulau Sebatik, serta kota-kota kecamatan lainnya. Sehubungan dengan potensi pengembangan permukiman perkotaan di Kabupaten Nunukan, diperlukan
pengaturan ruang sebagai berikut: 1. Dapat dibangun akomodasi perkotaan serta sarana sosial-ekonomi yang dapat
memfungsikan kota tersebut sebagai pendorong pengembangan kawasan sekitarnya atau daerah hinterland-nya. Pengembangan sarana dan prasarana
ekonomi yang ada disesuaikan dengan potensi daerah belakangnya. 2. Pemanfaatan air tanah sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan penduduk
perkotaan dan sistem aktivitas. Selain itu, air sungai juga dimanfaatkan sebagai bahan baku air bersih harus melalui pengelolaan sehingga memenuhi
kelayakan sebagai air bersih yang siap untuk dikonsumsi masyarakat. 3. Pembangunan unit-unit permukiman diwajibkan untuk menyediakan lahan
kuburan, minimum 5 dari luas areal pengembangan perkotaan. 4. Pengembangan permukiman perkotaan harus didasarkan pada sistem
prasarana dasar yang artinya pengembangan permukiman perkotaan harus didasarkan pada penataan bangunan dan lingkungan yang serasi dan
seimbang, meliputi sistem drainase, air bersih, air kotor, persampahan, jalan lingkungan, tata ruang, dan perumahan.
5. Pengembangan permukiman minimal harus menghindari lahan-lahan pertanian yang produktif.
6. Sistem prasarana drainase: - Harus mempertimbangkan badan sungai yang ada sebagai saluran
penerima
-
Koefisien aliran permukaan run off tidak lebih dari 25. Pada lereng atau tanah yang peka terhadap erosi harus ada rekayasa teknis sehingga
kekeruhan drainase tidak semakin pekat - Perhitungan drainase berdasarkan banjir 10 sampai 25 tahun.
7. Sistem air bersih: - Pengambilan air baku diutamakan dari air permukaan sungai dengan
melakukan pengelolaan sehingga layak untuk dijadikan air minum dan kebutuhan air bersih lainnya.
- Untuk meningkatkan recharge air tanah, dianjurkan untuk membuat sumur resapan terutama pada tanah yang stabil dan mempunyai daya serap tinggi.
- Kapasitas kemampuan pelayanan didasarkan pada perhitungan kebutuhan air bersih rata-rata 100 literoranghari, sesuai dengan standar hidup
perkotaan.