Skenario I Desain kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara (Studi kasus kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur)

1. Pembuatan klaster permukiman berbasis potensi sektor unggulan wilayah berikut akses menuju dan keluar wilayah klaster 2. Kemudahan akses informasi dan pasar 3. Pembuatan informasi terpadu 4. Promosi berkala untuk hasil-hasil sektor unggulan wilayah 5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan usaha yang berbasis potensi masyarakat dan kearifan lokal 6. Penguatan kerja sama antara pemda, swastainvestor, masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan dalam peningkatan keterampilan masyarakat 7. Pembukaan lapangan pekerjaan padat karya di wilayah perbatasan negara 8. Pembuatan pemetaan penggunaan lahan untuk perencanaan dan penataan kawasan permukiman yang disepakati oleh semua stakeholder yang terkait termasuk masyarakat pengguna dan dapat diakses oleh stakeholder yang terkait 9. Pembangunan terpadu infrastruktur dengan kawasan permukiman beserta pusat-pusat kegiatan di sepanjang perbatasan 10. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah perbatasan 11. Pembangunan terminal-terminal berbasis sektor unggulan wilayah sebagai showroom yang dapat diakses secara mudah 12. Pembangunan fasos dan fasum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara bertahap 13. Pemeliharaan fasos dan fasum oleh pemda dengan melibatkan masyarakat sebagai pengguna dengan pemberian reward pada daerah dengan fasos dan fasum yang terpelihara baik Skenario pertama yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi pengembangan pembiayaan yaitu terbatasnya alokasi dana khusus DAK untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan permukiman perbatasan 23A; kurangnya dana untuk pengembangan dan pengelolaan infrastruktur dan permukiman 17A; pemanfaatan dan pengelolaan dana pembangunan belum optimal 24A. Untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini, maka pada komponen pengembangan pembiayaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut: 1. Kemudahan pembiayaan usaha oleh lembaga-lembaga keuangan 2. Menerapkan subsidi silang pada kegiatan usaha bersama masyarakat 3. Kemudahan kepemilikan rumah bekerja sama dengan lembaga keuangan dengan biaya terjangkau 4. Pembuatan kebijakan penganggaran dana alokasi khusus DAK untuk pembangunan wilayah perbatasan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang dievaluasi penggunaannya. Skenario pertama dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan kelembagaan yaitu; terbatasnya pelayanan publik 16A; penegakan hukum dan peraturan masih lemah 20A; aktivitas sosial ekonomi masyarakat rendah 5A. Dalam rangka mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini maka pada pengembangan kelembagaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut: 1. Pembuatan dan penguatan kerja sama dan kelompok usaha bersama di wilayah perbatasan 2. Pengawasan dan penegakkan hukum terkait kegiatan di wilayah perbatasan negara 3. Pelatihan dan penyuluhan sumber daya masyarakat yang diprakarsai pemda bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk kebutuhan tenaga kerja industri 4. Pembuatan lembaga inti-plasma kegiatan usaha sektor unggulan dengan kelompok usaha yang dibina oleh pemda dan swastainvestor 5. Kemudahan birokrasi pembuatan sertifikasi legalitas lahan usaha dan permukiman. 6. Evaluasi dan pembuatan kebijakan terkait wilayah perbatasan.

b. Skenario II

Skenario kedua mengandung pengertian bahwa keadaan masa depan yang mungkin terjadi diperhitungkan dapat dipertimbangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Rekomendasi kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara dapat seimbang antara lingkungan, sosial, dan ekonomi dari masyarakat. Skenario kedua yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan kawasan yaitu; meningkatnya kesadaran masyarakat akan identitas nasional 7C; kesejahteraan masyarakat relatif tetap 4B; menurunnya kesenjangan pembangunan ekonomi dan kemiskinan di wilayah perbatasan 1C; meningkatnya pembangunan fasos dan fasum 15C; meningkatnya pembangunan infrastruktur kawasan dan permukiman; kondisi sosial dan ekonomi lebih baik di negara tetangga 6C. Kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini dalam pengembangan kawasan maka harus didukung dengan rekomendasi berikut ini: 1. Pembuatan informasi terpadu 2. Promosi berkala untuk hasil-hasil sektor unggulan wilayah 3. Pembangunan terpadu infrastruktur dengan kawasan permukiman 4. Penguatan kerjasama antara pemda, pengusahainvestor, masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan dalam peningkatan keterampilan masyarakat 5. Pembangunan terminal-terminal berbasis sektor unggulan daerah sebagai showroom yang dapat diakses secara mudah 6. Pemeliharaan fasos dan fasum oleh pemda dengan melibatkan masyarakat dengan pemberian reward pada daerah apabila kondisi fasos dan fasum yang terpelihara secara baik Skenario kedua yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan pembiayaan yaitu; meningkatnya alokasi dana khusus untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan permukiman perbatasan 23C; peningkatan dana untuk pengembangan dan pengelolaan infrastruktur dan permukiman tetap 17B; optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan dana pembangunan tetap 24B. Dalam rangka mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini maka untuk pengembangan pembiayaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut: 1. Kemudahan pembiayaan usaha oleh lembaga-lembaga keuangan 2. Evaluasi penganggaran dana alokasi khusus DAK untuk pembangunan wilayah perbatasan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang Skenario kedua yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan kelembagaan yaitu; pelayanan publik tetap 16B; penegakkan hukum dan peraturan meningkat 20C; aktivitas sosial- ekonomi masyarakat lebih ke wilayah negara tetangga berkurang 5C. Untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini, maka pada pengembangan kelembagaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut: 1. Pengawasan dan penegakan hukum terkait kegiatan di wilayah perbatasan 2. Evaluasi dan pembuatan kebijakan terkait pengembangan wilayah perbatasan 3. Pelatihan dan penyuluhan sumber daya masyarakat yang diprakarsai pemda bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan untuk kebutuhan pengembangan tenaga kerja industri sektor unggulan wilayah pertambangan, perkebunan, dan perikanan

4.5.2 Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman

Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Negara Arahan kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara diperlukan kaitannya dengan adanya hak dan kewajiban dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati danatau menikmati danatau memiliki rumah yang layak dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Selain itu, setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam pembangunan permukiman. Setiap warga negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk ikut serta dalam pembangunan