Sumber: Kabupaten Nunukan dalam Angka, 2008
Gambar 24. Persentase produksi perikanan menurut kecamatan 2007
4.1.9.5 Pertambangan
Hasil tambang batu bara mengalami peningkatan yang sangat pesat, yakni pada tahun 2006 jumlah produksi sebanyak 1.165.287 ton. Kemudian pada tahun 2007
menjadi 1.846.937.129 ton. Produksi minyak bumi di Kabupaten Nunukan selama tahun terakhir ini mengalami penurunan jumlah produksi. Dinas pertambangan
mencatat produksi minyak bumi dari P.T. Perkasa Equatorial Sembakung Ltd. pada tahun 2007 sebesar 1.362.304 BBL atau menurun sebesar 22,59
dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi pertambangan batu bara dan minyak bumi 2006—2007 dapat dilihat pada Gambar 25.
1165287 1846937
1670048 1362304
500000 1000000
1500000 2000000
2006 2007
Tahun Ton
B B
L
Batubara Minyak bumi
Sumber : Kabupaten Nunukan dalam Angka, 2008
Gambar 25. Produksi pertambangan batubara dan minyak bumi 2006-2007
Krayan 1.03
Sem bakung 19.09
Lum bis 0.37
Nunukan 25.87
Sebuku 0.16
Sebatik 37.37
Sebatik Barat 15.94
Krayan Selatan
0.17
Sumber : Survei Lapangan, 2008
Gambar 26. Kawasan tambang batubara dan minyak bumi
4.1.9.6 Permukiman A. Potensi Pengembangan Lahan Permukiman
Potensi pengembangan kawasan permukiman meliputi perumahan, perkotaan, dan perdesaan. Demikian juga permukiman lain, seperti permukiman transmigrasi
baik lokal maupun antarwilayah di Indonesia cukup luas. Berdasarkan arahan RTRW kabupaten, lahan untuk permukiman adalah 7.130 ha atau sekitar 0,05
dari luas wilayah kabupaten. Pengembangan kawasan permukiman selain dikembangkan di Pulau Nunukan
sebagai kawasan perkotaan dengan pusat pemerintahan juga akan dikembangkan di Pulau Sebatik dua kecamatan. Selain itu, dikembangkan juga di Kecamatan
Lumbis, Sembukung, dan Krayan yang merupakan bagian wilayah perbatasan negara di Kabupaten Nunukan. Rencana andalan pengembangan tersebut
dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru di perbatasan negara yang berbasis potensi SDA wilayah yang prospektif dan
potensial mendukung keberlanjutan kawasan permukiman. Permukiman desa yang tidak sesuai dengan kriteria di atas tetap dipertahankan
terutama di desa-desa yang terdapat pada kawasan Taman Nasional Krayan Mentarang yang terletak di ketinggian diatas 1.000 mdpl. Adapun permukiman
desa yang terletak pada daerah bahaya geologi lingkungan, seperti patahan aktif, erosi, dan longsoran tidak terdapat di Kabupaten Nunukan. Hasil analisis
menunjukkan tidak ada desa yang berada di daerah kritis, tetapi ada desa yang berada dalam kawasan lindung.