Hak dan Kewajiban Peternak Plasma Penetapan Harga Masukan Input, Keluaran Output, dan Bonus

51 kontrak harga yang ditandatangani oleh peternak mitra. Selain itu, pihak inti juga berhak menentukan jadwal pengiriman DOC, pakan, dan panen ayam. Kewajiban pihak inti adalah menentukan dan menyusun program pemeliharaan ayam melalui petugas penyuluh lapang PPL. PPL berkewajiban mengontrol kesehatan ayam peternak dan memberikan bimbingan teknis kepada para peternak plasma.

6.4 Hak dan Kewajiban Peternak Plasma

Hak dari peternak plasma adalah menerima bantuan modal sapronak berupa DOC, pakan, dan obat-obatan dari DUF. Selain itu, peternak plasma juga mendapat bimbingan manajemen ternak yang baik dan benar. Hal ini dilakukan oleh DUF agar peternak plasma memperoleh hasil yang optimal. Bimbingan yang diberikan berupa teknis budidaya ternak, dan merupakan wujud kontrol langsung pihak inti terhadap peternak plasmanya. Kewajiban peternak plasma adalah bertanggung jawab dalam mengelola usaha ternaknya dengan baik. Peternak plasma juga wajib mempersiapkan biaya operasional diluar sapronak yang disediakan pihak inti. Biaya tersebut antara lain digunakan untuk upah tenaga kerja, listrik, sekam, bahan bakar untuk pemanas, dan biaya lainnya. Peternak plasma tidak diperbolehkan menggunakan sapronak lain selain dari pihak inti dan juga dilarang meminjamkan atau menjual kepada pihak lain. Penjualan ayam dilakukan oleh pihak inti, sehingga keuntungan yang diperoleh peternak adalah berdasarkan perhitungan selisih antara penjualan ayam dengan pengeluaran sapronak dari perusahaan inti. Pada periode-periode tertentu, ada beberapa peternak yang mengalami kerugian. Pada kemitraan DUF, jika peternak mengalami kerugian, maka jumlah kerugian tersebut masuk kedalam hutang peternak dan akan menjadi tagihan pada periode selanjutnya. Namun, jika DUF menilai kerugian tersebut bukan merupakan kelalaian peternak, maka ada kebijakan memberikan kompensasi DOC untuk mengurangi beban peternak plasma. 52

6.5 Penetapan Harga Masukan Input, Keluaran Output, dan Bonus

Dalam kegiatan usahanya, pasokan sarana produksi diperoleh dari beberapa suplier sapronak yang sudah menjalin kerjasama dengan DUF. Pasokan DOC diperoleh dari beberapa perusahaan besar seperti PT Malindo Feedmill, PT Multibreeder Adirama, PT Asia Afrika, PT Reza Perkasa, PT Kerta Mulya Sejahtera dan PT Peternakan Ayam Manggis. Sedangkan pasokan pakan diperoleh dari PT Charoen Phokpand Indonesia sebagai pemasok pakan utama, PT Malindo Feedmill dan PT Japfa Comfeed Indonesia. Pasokan obat-obatan diperoleh dari PT Mensana Aneka Satwa, PT Multifarma Satwa Maju, PT Medion, PT. Citra Fauna Profita, PT Ekasapta Wijaya Tangguh, PT Hendi Pharmaphindo, dan PT Avian Satwa Anugrah. Penetapan harga kontrak dicantumkan dalam perjanjian kontrak harga antara DUF dengan peternak plasma. Peneta harga sapronak, harga ayam hidup dan penetapan pemberian bonus ditentukan sebelumnya oleh pihak inti dan distujui dalam suatu kontrak kerjasama dan kontrak harga pada periode tertentu. Harga sarana produksi di DUF dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Harga Sarana Produksi Ternak di DUF No. Produk Harga Rp 1 DOC 5.300 per ekor 2 Pakan Pre Starter 510 6.300 per kilogram 3 Pakan Starter-Finisher 6.200 per kilogram 4 OVK Harga distributor Sumber : DUF 2011 Harga sarana produksi yang dinilai cukup mahal oleh peternak plasma. Harga yang ditetapkan oleh DUF dianggap sangat tinggi dan tidak pernah disesuaikan dengan harga pasar. Pada saat harga pasar turun drastis, DUF tetap menerapkan kontrak harga lama sehingga peternak merasa dirugikan. Namun, jika dilihat dari sisi perusahaan inti, maka harga tersebut sudah mempertimbangkan fluktuasi harga pasar. Perbandingan antara harga pakan dan DOC di pasar dengan harga kontrak DUF dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18. 53 Gambar 17. Perkembangan Harga Pakan Rata-rata Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 – Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011diolah Berdasarkan Gambar 17, dapat diketahui bahwa rata-rata harga pakan di pasar sangat tidak stabil, dan fluktuasinya cenderung dibawah harga kontrak DUF. Selisih harga pakan antara harga DUF dengan harga pasar pada kondisi tersebut akan menjadi keuntungan DUF. Namun sebaliknya jika sesekali harga pakan di pasar berada diatas harga DUF, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Gambar 18. Perkembangan Harga DOC Rata-rata Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 – Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011diolah 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 Harga Pasar Harga DUF 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 Harga Pasar Harga DUF 54 Berdasarkan Gambar 18, diketahui bahwa dalam satu tahun terakhir harga pasar untuk DOC relatif stabil, dan cenderung berada dibawah harga yang ditetapkan oleh DUF. Hanya satu kali harga DOC di pasar berada lebih tinggi dari harga DUF yaitu bulan April 2011. Penurunan harga DOC paling signifikan terjadi pada bulan Mei dan Juni 2011, pada saat itu perusahaan inti akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar dari selisih harga kontrak dengan harga pasar. Pada saat harga pakan turun dengan proporsi yang cukup besar, peternak biasanya mengeluh dan mempertanyakan pembaruan harga kontrak pakan maupun DOC kepada perusahaan. Namun, selama setahun terakhir belum ada kebijakan dari perusahaan untuk melakukan perubahan harga kontrak, baik kontrak harga sapronak maupun kontrak harga ayam hidup. Menurut perusahaan, harga tersebut sudah termasuk wajar dengan mempertimbangkan fluktuasi harga DOC maupun pakan. Berkaitan dengan harga pasar, harga ayam hidup juga bisa naik ataupun turun sesuai dengan pergerakan pasar. Namun DUF sebelumnya sudah menetapkan garansi ayam hidup yang tertulis dalam kontrak DUF sesuai dengan Tabel 6. Tabel 6. Harga Garansi Ayam Hidup No. Bobot Rata-rata Harga Rpkg 1 1.00 15.600 2 1.01 – 1.10 15.100 3 1.11 – 1.20 14.890 4 1.21 – 1.30 14.645 5 1.31 – 1.40 14.500 6 1.41 – 1.50 14.460 7 1.51 – 1.60 14.440 8 1.61 – 1.70 14.400 9 1.71 – 1.80 14.350 10 1.81 – up 14.300 11 afkir 8.400 Sumber : DUF 2011 Penetapan garansi ayam hidup oleh DUF juga mempertimbangkan harga pasar. Perbandingan harga rata-rata ayam hidup di Jawa Barat dengan harga rata- rata garansi ayam hidup yang ditetapkan oleh DUF dapat dilihat pada Gambar 19. 55 Gambar 19. Perkembangan Harga Rata-rata Ayam Hidup Jawa Barat dan DUF Bulan Juli 2010 – Juni 2011 Sumber : Dinas Peternakan Jabar dan DUF 2011diolah Berdasarkan wawancara awal, pihak perusahaan menyatakan bahwa harga garansi ayam hidup yang ditetapkan perusahaan selalu berada diatas harga pasar, yaitu harga rata-rata ayam hidup yang berlaku sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Jawa Barat. Sehingga penetapan harga tersebut dapat menutupi harga sapronak yang dirasakan cukup mahal. Namun setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan bahwa ternyata dari satu tahun terakhir harga pasar relatif lebih tinggi dari harga kontrak yang ditetapkan oleh DUF. Hanya empat kali harga yang ditetapkan DUF berada diatas harga pasar, yaitu pada bulan Januari, Februari, April, dan Mei Tahun 2011. Sehingga peternak lah yang cenderung dirugikan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peternak memang berada dalam posisi yang lemah dan hanya mampu menerima semua kebijakan kontrak harga yang ditetapkan oleh perusahaan inti. Walaupun begitu, disisi lain dengan adanya perjanjian kontrak harga tersebut peternak tidak akan mengalami kerugian apabila harga ayam di pasaran jatuh. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan bagi peternak plasma. Untuk mendapatkan bonus, peternak plasma harus dapat mencapai standar FCR feed convertion ratio yang ditentukan oleh DUF. FCR adalah jumlah pakan 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 Harga Pasar Harga DUF 56 yang dihabiskan untuk menghasilkan satu kilogram bobot ayam hidup. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan total pemakaian pakan, kemudian dibandingkan dengan bobot daging yang dihasilkan oleh peternak, sehingga akan diketahui berapa kilogram pakan yang digunakan untuk setiap satu kilogram bobot ayam hidup. Sehingga semakin kecil nilai FCR, menunjukkan pengelolaan yang semakin baik. Perhitungan bonus dilakukan dengan menyesuaikan hasil produksi peternak dengan tabel standar FCR dari DUF. Pada tabel standar tersebut, ditentukan standar FCR untuk masing-masing bobot daging rata-rata ayam hidup yang dihasilkan oleh peternak. Berdasarkan kontrak harga terakhir, plasma akan mendapat insentif FCR dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika hasil perhitungan FCR sama dengan standar atau lebih kecil 0.099 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 60,- per kilogram 2. Jika hasil perhitungan FCR lebih kecil 0.1 sampai dengan 0.2 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 100,- per kilogram 3. Jika hasil perhitungan FCR lebih kecil 0.2 dari standar, maka peternak mendapat bonus sebesar Rp 140,- kg

6.6 Pembinaan dan Pengawasan Pihak Inti