5 Berbeda dengan peternak mandiri, peternak plasma memiliki risiko usaha
yang lebih kecil. Sarana produksi peternakan sapronak peternak plasma akan dijamin ketersediannya oleh perusahaan inti. Selain itu, kepastian harga pasar juga
diperoleh peternak plasma dalam memasarkan ayam hasil produksinya. Dalam usaha kemitraan, harga sapronak maupun harga jual ayam ditentukan oleh
perusahaan kemitraan dalam sebuah kontrak kemitraan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan bermitra, pihak inti akan memperoleh keuntungan dari
harga jual sapronak serta kelebihan harga jual ayam pada saat harga pasar melebihi harga kontrak. Sedangkan plasma akan memperoleh keuntungan dari
hasil produksinya dengan harga kontrak yang disepakati dan tak harus menanggung beban kerugian ketika harga pasar berada di bawah harga kontrak.
Tujuan yang ingin dicapai dari kemitraan antara lain adalah meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
pedesaan, serta memperluas kesempatan kerja. Kemitraan juga diharapkan menjadi salah satu solusi untuk merangsang pertumbuhan agribisnis peternakan,
terutama untuk mengatasi permasalahan peternak kecil.
1.2 Perumusan Masalah
Perkembangan perunggasan selalu bergejolak setiap saat, hal ini bisa di lihat dari harga produk perunggasan yang selalu naik turun bahkan tidak hanya
mingguan tetapi sampai harga harian. Naik turunnya harga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain daya beli masyarakat terhadap produk perunggasan dan
biaya untuk memproduksi produk perunggasan itu sendiri
5
. Sarana produksi terpenting dalam usaha peternakan ayam broiler adalah
day old chicken DOC dan pakan ayam. Pergerakan harga DOC sangat berfluktuasi. Fluktuasi harga terjadi karena adanya ketidakpastian pasokan dan
permintaan pasar, dimana hal ini memberikan pengaruh besar pada usaha peternakan ayam. Selain DOC, kualitas dan harga pakan juga merupakan faktor
penting dalam usaha peternakan ayam broiler.
5
Poultry Indonesia. 2010. Dilema Peternak Ayam Ras. http:www.poultryindonesia.commodules.php?name=Newsfile=articlesid=1420 [8 Mei 2011]
6 Keterbatasan dalam hal permodalan, teknologi, dan sumberdaya manusia
menjadi faktor yang mendukung terbentuknya kerjasama oleh pihak yang berkepentingan. Kerjasama diwujudkan dalam bentuk kemitraan. Direktorat
Pengembangan Usaha, Departemen Pertanian 2002 memberikan panduan mengenai enam jenis pola kemitraan yang umumnya dilaksanakan di Indonesia,
yaitu pola inti plasma, subkontrak, dagang umum, keagenan, kerjasama operasional, dan pola kemitraan penyertaan saham.
Pada umumnya kerjasama yang terjalin dalam sistem kemitraan peternak ayam broiler berupa inti plasma. Sistim kemitraan inti plasma merupakan bentuk
kerjasama yang terjin antara pihak perusahaan sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Perusahaan sebagai pihak inti berperan sebagai penyedia permodalan
kepada pihak plasma dan menjamin penjualan atas hasil produksi ayam broiler. Sedangkan pihak peternak selaku pelasma berkewajiban mengelola usaha ternak
dan bertanggung jawab terhadap hasil ternak tersebut. Dramaga Unggas Farm DUF merupakan salah satu perusahaan
peternakan ayam broiler berbasis kemitraan dengan pola inti plasma. DUF saat ini bekerjasama dengan peternak plasma di wilayah Dramaga, Pamijahan, Tenjolaya,
Nanggung, dan Cigudeg. Pada kemitraan DUF, sistem budidaya ayam broiler ditentukan oleh inti, sedangkan plasma menjalankan kegiatan produksi sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Baik pihak inti maupun plasma memiliki kedudukan yang sama penting
dalam berlangsungnya usaha kemitraan, sehingga tidak ada pihak yang posisinya lebih tinggi dari pihak lain. Setiap kegiatan yang berlangsung dalam kerjasama
kemitraan telah disepakati di dalam kontrak kerja sama, begitupun dengan kontrak harga sarana produksi dan harga ayam hidup.
Pola kemitraan yang terjadi seringkali merupakan perjanjian baku, dimana peternak plasma tidak memiliki kebebasan untuk merundingkan isi dari perjanjian
tersebut. Hal ini menunjukan bahwa perjanjian yang terjadi antara perusahaan inti dan peternak plasma, tidak berlandaskan pada asas kebebasan berkontrak diantara
kedua pihak yang mempunyai kedudukan seimbang. Kedudukan peternak plasma sangat lemah, dimana peternak hanya mempunyai pilihan menerima atau menolak
7 isi perjanjian yang dibuat oleh perusahaan inti. Apabila peternak menerima
perjanjian tersebut, maka harus siap dengan segala konskuensi yang ada dan timbul sebagai akibat dari perjanjian tersebut, tetapi apabila peternak menolak
maka peternak akan kehilangan kesempatan untuk mengatasi permasalahan permodalan mereka.
Berdasarkan kondisi yang ada maka penting untuk melakukan analisis umum mengenai bagaimana kedudukan dan hubungan antara peternak plasma
dengan perusahaan inti dan permasalahan-permasalahan apa saja yang sering muncul dalam pola kemitraan tersebut.
Seiring berkembangnya banyak perusahaan kemitraan ayam broiler, tentunya diperlukan upaya untuk mempertahankan peternak mitra guna menjaga
keberlanjutan usaha kemitraan. Berdasarkan informasi dari peternak plasma, beberapa perusahaan kemitraan yang mendominasi di Dramaga yaitu CMS Cipta
Mitra Sejahtera, TJF Tri Jaya Farm, TMF Tunas mandiri Farm, MJS Malindo, Amira, IPB Inti Plasma Berkah, Inasa, dan Kemitraan Sierad Produce.
Kepuasan peternak plasma menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan DUF dalam proses pengembangan usaha kemitraannya. Tingkat kepuasan
peternak plasma terhadap perusahaan inti akan membawa dampak positif bagi kelangsungan usaha kemitraan. Plasma yang merasa puas, cenderung akan
mempertahankan kerja sama dengan perusahaan inti. Indikasi dari ketidakpuasan peternak saat ini juga dirasakan oleh DUF,
yaitu ditunjukkan oleh rekuensi keluar masuk peternak plasma di perusahaan dan jumlahnya yang cenderung berkurang dalam satu tahun terakhir. Rata-rata
frekuensi keluar masuk plasma dari perusahaan inti selama 7 periode terakhir sebanyak 5 plasma. Perkembangan jumlah peternak plasma pada perusahaan inti
DUF dapat dilihat pada Gambar 2.
8
Gambar 2. Perkembangan Jumlah Peternak Plasma DUF 7 Periode Terakhir
Sumber : DUF 2011 Menurut perusahaan, ketidakpuasan peternak plasma diduga disebabkan
oleh kurang maksimalnya hasil produksi selama ini, sehingga keuntungan yang diharapkan belum dapat diperoleh peternak. Namun, perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar ataukah ada faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan pola
kemitraan DUF. Usaha ternak dan peternak plasma yang bergabung dalam kemitraan DUF
memiliki keragaman karakteristik. Usaha ternak memiliki keragaman dari segi skala usaha, status kepemilikan kandang, pekerjaan diluar usaha ternak alasan
berternak, lama berternak, dan alasan bermitra. Keragaman karakteristik peternak dilihat dari segi lokasi plasma, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman.
Keragaman karakteristik tersebut memberikan penilaian yang berbeda terhadap kualitas pelayanan dan kinerja dari perusahaan inti. Keragaman juga diduga
memberikan perilaku yang bervariasi dalam memutuskan untuk memilih suatu perusahaan kemitraan.
10 20
30 40
50 60
Okt 10 Nop 10
Jan 11 Feb 11
Apr 11 Mei 11
Jul 11
Ju m
lah P
e te
r n
ak
9 Berdasarkan uraian diatas, maka pembahasan dirumuskan untuk menjawab
pertanyaan : 1.
Bagaimana karakteristik usaha ternak dan peternak plasma DUF? 2.
Bagaimana pola kemitraan yang selama ini dilaksanakan oleh DUF? 3.
Bagaimana tingkat kepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan kemitraan DUF?
1.3 Tujuan